27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:38 AM WIB

Operator LCA & AFC Cup Cek Dipta, Bali United Optimis Lolos Verifikasi

GIANYAR – Pada 14 Januari nanti, Bali United akan melakoni babak kualifikasi Liga Champions Asia (LCA) 2020 menghadapi Tampines Rovers di Stadion Jalan Besar, Singapura.

Jika menang, Bali United akan melakoni laga tandang ke markas Melbourne Victory. Jika menang lagi, Fadil Sausu dkk akan melakukan lawatan jauh ke Jepang, tepatnya ke markas Kawasaki Frontale.

Meski ada kemungkinan menjalani tiga laga tandang di babak kualifikasi, namun perwakilan AFC sudah berkunjung ke Stadion Kapten I Wayan Dipta untuk melakukan pengecekan.

Ini dilakukan jika seandainya Bali United lolos ke babak grup LCA 2020 atau terlempar ke AFC Cup 2020 karena sudah tergabung di grup G.

Pengecekan dan inspeksi tersebut dilakukan Senin siang kemarin (6/1). Namun, pengecekan bukan dilakukan oleh perwakilan AFC langsung, tetapi AFC menunjuk pihak ketiga yang merupakan operator LCA dan AFC Cup 2020 bernama Lagardere.

Kalau di Indonesia, Lagardere ini semacam PT LIB sebagai operator Liga 1. Kemarin, perwakilan Lagardere bernama Samir Singh asal Singapura datang langsung ke Bali.

Samir disambut langsung Sekum Bali United Michael Gerald, Manajer Stadion Kapten I Wayan Dipta Budi Lesmana, dan General Coordinator Bali United Richie Kurniawan.

Setelah tiba pukul 12.00, Samir bersama dua perwakilan dari PSSI langsung mengecek beberapa ruangan seperti locker room, ruang media, ruang wasit, tribun VIP dan VVIP, dan lapangan sebelum akhirnya menuju Bali United Cafe.

Setelah itu mereka mengecek kondisi lampu di Stadion Dipta. Apakah masih layak atau tidak. Sebab, AFC sudah memberikan standar lampu stadion minimal berkapasitas 1.200 lux.

Regulasi ini masuk dalam AFC Light Category 4. “Tadi (kemarin) mereka sudah mengecek semuanya. Termasuk aspek keamanan, ruangan match commissioner, locker room, sampai ruang medis,” terang Sekum Bali United Michael Gerald.

“Karena kami pernah ikut tahun 2018, mereka merasa sudah percaya dan seharusnya tidak ada masalah. Apalagi waktu itu kami tidak menerima sanksi dan semua berjalan dengan baik,” tambahnya.

Hanya saja ada catatan yang menjadi pertimbangan pihak Lagardere. Catatan tersebut adalah Bali United Café yang baru pertama kalinya mereka lihat.

Café sendiri selama ini bisa ditempati oleh suporter untuk menyaksikan pertandingan. Bahkan saat babak kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Indonesia menghadapi Vietnam, Bali United Café sendiri tetap buka untuk umum.

“Kafe kan pertengahan 2018 selesai. Jadi waktu AFC kemarin belum ada ini. Untuk masalah kafe ini masih ditanyakan apakah bisa atau tidak.

Tapi, kalau melihat kualifikasi Piala Dunia, seharusnya bisa. Kami juga sudah minta izin dan seharusnya tidak ada perbedaan antara kualifikasi Piala Dunia dan AFC Cup. Ini yang kami masih perjuangkan dan ajukan surat ke AFC,” tutupnya. 

GIANYAR – Pada 14 Januari nanti, Bali United akan melakoni babak kualifikasi Liga Champions Asia (LCA) 2020 menghadapi Tampines Rovers di Stadion Jalan Besar, Singapura.

Jika menang, Bali United akan melakoni laga tandang ke markas Melbourne Victory. Jika menang lagi, Fadil Sausu dkk akan melakukan lawatan jauh ke Jepang, tepatnya ke markas Kawasaki Frontale.

Meski ada kemungkinan menjalani tiga laga tandang di babak kualifikasi, namun perwakilan AFC sudah berkunjung ke Stadion Kapten I Wayan Dipta untuk melakukan pengecekan.

Ini dilakukan jika seandainya Bali United lolos ke babak grup LCA 2020 atau terlempar ke AFC Cup 2020 karena sudah tergabung di grup G.

Pengecekan dan inspeksi tersebut dilakukan Senin siang kemarin (6/1). Namun, pengecekan bukan dilakukan oleh perwakilan AFC langsung, tetapi AFC menunjuk pihak ketiga yang merupakan operator LCA dan AFC Cup 2020 bernama Lagardere.

Kalau di Indonesia, Lagardere ini semacam PT LIB sebagai operator Liga 1. Kemarin, perwakilan Lagardere bernama Samir Singh asal Singapura datang langsung ke Bali.

Samir disambut langsung Sekum Bali United Michael Gerald, Manajer Stadion Kapten I Wayan Dipta Budi Lesmana, dan General Coordinator Bali United Richie Kurniawan.

Setelah tiba pukul 12.00, Samir bersama dua perwakilan dari PSSI langsung mengecek beberapa ruangan seperti locker room, ruang media, ruang wasit, tribun VIP dan VVIP, dan lapangan sebelum akhirnya menuju Bali United Cafe.

Setelah itu mereka mengecek kondisi lampu di Stadion Dipta. Apakah masih layak atau tidak. Sebab, AFC sudah memberikan standar lampu stadion minimal berkapasitas 1.200 lux.

Regulasi ini masuk dalam AFC Light Category 4. “Tadi (kemarin) mereka sudah mengecek semuanya. Termasuk aspek keamanan, ruangan match commissioner, locker room, sampai ruang medis,” terang Sekum Bali United Michael Gerald.

“Karena kami pernah ikut tahun 2018, mereka merasa sudah percaya dan seharusnya tidak ada masalah. Apalagi waktu itu kami tidak menerima sanksi dan semua berjalan dengan baik,” tambahnya.

Hanya saja ada catatan yang menjadi pertimbangan pihak Lagardere. Catatan tersebut adalah Bali United Café yang baru pertama kalinya mereka lihat.

Café sendiri selama ini bisa ditempati oleh suporter untuk menyaksikan pertandingan. Bahkan saat babak kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Indonesia menghadapi Vietnam, Bali United Café sendiri tetap buka untuk umum.

“Kafe kan pertengahan 2018 selesai. Jadi waktu AFC kemarin belum ada ini. Untuk masalah kafe ini masih ditanyakan apakah bisa atau tidak.

Tapi, kalau melihat kualifikasi Piala Dunia, seharusnya bisa. Kami juga sudah minta izin dan seharusnya tidak ada perbedaan antara kualifikasi Piala Dunia dan AFC Cup. Ini yang kami masih perjuangkan dan ajukan surat ke AFC,” tutupnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/