RadarBali.com – Kericuhan yang terjadi saat Bali United berhasil menumbangkan tuan rumah PSM Makassar disesalkan banyak pihak.
Apalagi, perbuatan tersebut jelas-jelas sangat tidak terpuji. Pelemparan botol-botol air mineral dan bahkan bangku di tribun VIP jelas sangat menyayat hati dan mencoreng sportivitas di sepakbola Indonesia.
Yang lebih menyakitkan adalah pemukulan kepada pemain serta ofisial Bali United. Asisten Pelatih Bali United Eko Purdjianto
di lorong menuju ruang ganti Stadion Andi Mattalatta justru harus terkena tendangan di kaki oleh salah satu panpel pertandingan.
Eko pun mengalami luka di kaki. Pelatih fIsik Bali United Rony Azhani terkena tendangan Ferdinand Sinaga.
Yang lebih parah adalah bogem mentah yang diberikan Asisten Pelatih PSM Makassar Bahar Muharram kepada gelandang I Gede Sukadana.
Pemukulan yang dilakukan Bahar sebenarnya bukan kali pertama. Dia menjadi sosok kontroversial di PSM Makassar.
Sebelum menjadi Asisten Pelatih PSM, Bahar Muharram sempat memukul Ketua Panitia Sulsel Super League U-21,Sri Syahril pada tanggal 15 Februari 2016.
Ironsinya, kasus tersebut sama sekali tidak ditangani oleh polisi. I Gede Sukadana yang dipukul oleh Bahar akhirnya angkat bicara. Sukadana sendiri dua kali dipukul Bahar Muharram.
Pertama, saat skuad Bali United diamankan ke tengah lapangan oleh petugas keamanan. “Jelas saya kesal. Apalagi yang memukul asisten pelatih mereka (PSM, red).
Malu saya dengarnya. Apalagi dia kan katanya legenda PSM Makassar,” ucap Sukadana saat ditemui di mes Bali United kemarin.
Mantan penggawa Arema FC itu menilai Bahar tidak layak jadi contoh yang baik bagi sepakbola Indonesia. Terlebih dia adalah ayah dari pemain Timnas U-19, Asnawi Mangkualam Bahar.
“Kalau kejadian seperti ini menimpa anaknya bagaimana?,” imbuh Sukadana. Dia pun ingin pelaku pemukulan dan PSM mendapatkan sanksi yang tegas dari Komdis PSSI dan PT LIB.
“Kelakuan seperti bukan legenda menurut saya. Harus benar-benar tegas sanksi yang diberikan,” ucap Sukadana.