DENPASAR – Vaksin Covid-19 yang dipesan pemerintah Indonesia, sudah tiba. Di dunia, ada beberapa vaksin SARS CoV-2 yang dibuat.
Indonesia sendiri kebetulan memilih Sinovac meski memicu munculnya pro-kontra. Sebab berdasar data yang ada, hanya Indonesia yang memakai vaksin jenis ini.
Sedangkan beberapa negara terutama dari negara barat, memilh vaksin buatan lain seperti Pfizer, AstraZeneca, dan sebagainya.
Berdasar informasi, ada sekitar enam vaksin yang ada. Indonesia pada tahap selanjutnya akan mendatangkan vaksin yang dibuat oleh Pfizer.
Namun, masyarakat Indonesia sudah lebih dulu berpikiran skeptis. Banyak orang yang enggan untuk divaksinasi karena sesuatu dan lain hal.
Pekan depan, vaksinasi akan dilakukan. Sasarannya adalah orang-orang yang ada di garda terdepan dalam penanggulangan Covid-19 seperti tenaga kesehatan (nakes) hingga TNI-Polri.
Berdasar kabar yang beredar, para atlet mendapat prioritas untuk mendapat vaksin lebih dulu. Jika Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra
dan penjaga gawang Bali United Samuel Reimas tidak mempermasalahkan vaksinasi, berbeda dengan bek kiri Michael Yansen Orah.
Dia mengaku bersedia mendapatkan vaksin, namun dengan beberapa syarat. Salah satunya adalah pembuktian jika vaksin tersebut efektif dan benar-benar aman bagi tubuh manusia.
“Harus ada jaminan vaksin itu bagus buat keselamatan manusia. Kalau tidak ada jaminan, saya tidak mau divaksin,” terang Michael Orah.
Mantan bek kiri Persija Jakarta tersebut tidak ingin masyarakat menjadi ‘kelinci percobaan’. “Kami harus tahu vaksin ini seperti apa dan jangan sembarangan vaksin.
Jangan juga dibuat untuk ajang percobaan. Tapi, ya semoga vaksinnya memang bagus dan aman. Apalagi ini kan diberikan juga untuk atlet dan masyarakat luas,” bebernya.
Lepas dari masalah vaksin, pemain asal Manado, Sulawesi Utara tersebut jika disuruh memilih, lebih baik Bali United tidak menggelar uji coba dengan tim lain terlebih dahulu jika suatu saat nanti menggelar latihan perdana tahun ini.
Padahal, sejak Agustus tahun lalu, Bali United tidak pernah sekalipun menggelar uji coba dengan klub lain selain melakukan internal game.
“Kalau keinginan (uji coba) pasti ada, tapi lebih bagus jangan dulu. Kami ingin fokus dalam persiapan tim. Apalagi kompetisi belum jelas dan kasus positif Covid-19
masih terus bertambah. Lebih baik fokus di tim untuk kemajuan tim dalam kompetisi kedepannya,” tutupnya.