32.6 C
Jakarta
25 April 2024, 15:02 PM WIB

Pahit! Coach Widodo, Gagal Rengkuh Juara di Laga Terakhir Kali Kedua

RadarBali.com – Pencinta bola yang lahir tahun 80-an mengalami de javu saat ini. Dua kejadian yang sama tetapi berbeda generasi.

Jika direpresentasikan, Bali United dan Petrokimia Gresik mungkin memiliki sakit hati yang sama. Sama-sama gagal juara di detik akhir karena keputusan kontroversial.

Nah, Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro menjadi saksi hidup dua peristiwa ini. Sama-sama merasakan kenangan pahit saat masih menjadi pesepakbola profesional dan sebagai pelatih.

Yang menariknya, dua kejadian lintas generasi ini terjadi di kompetisi yang baru pertama kali bergulir. Untuk kasus Petrokia Putra Gresik terjadi saat Ligina pertama bergulir.

Dan, untuk Bali United terjadi di Liga 1 yang baru saja berputar setelah dihapuskannya sanksi FIFA. Raut wajah kecewa langsung terpancar di wajah

Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro usai latihan persiapan menghadapi Persegres Gresik United di pekan terakhir Liga 1 Minggu lusa (12/11).

Seharusnya gelar juara masih bisa ditentukan sampai akhir Liga 1. Tapi, hal itu urung terjadi karena sanksi sepihak yang dilakukan Komdis PSSI

terhadap Mitra Kukar setelah memainkan Mohammed Lamine Sissoko saat pertandingan kontra Bhayangkara FC di pekan ke-33 Liga 1.

90 menit waktu normal, kedua tim bermain imbang 1-1. Komdis PSSI membuat keputusan kontroversial dengan memberikan sanksi denda Rp 100 juta kepada Mitra Kukar plus Kukar kalah WO atas Bhayangkara FC.

Praktis, posisi Bhayangkara merangsek kembali ke peringkat pertama Liga 1 menggeser Bali United dengan poin sama 65 namun kalah head to head.

Bhayangkara FC akhirnya menjadi juara setelah menumbangkan Madura United dengan skor 1-3 di laga tunda di Stadion Gelora Bangkalan, Madura, Rabu malam kemarin (8/11).

Ya, saat masih membela Petrokimia Putra Gresik, Widodo dan rekan setim lainnya di Petrokimia Gresik di Ligina musim 1994/1995 hampir saja menggondol gelar juara pertama kalinya.

Namun sayang, saat itu Petrokimia kalah tipis 1-0 melawan Persib Bandung di partai final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno pada tanggal 30 Juli 1995.

Padahal, Petrokimia saat itu sudah unggul 1-0 terlebih dahulu melalui gol yang dicetak Jacksen F Thiago pada menit ke-30.

Namun, sang pengadil kala itu Zulkifli Chaniago menganulir gol tersebut. Keputusan Zulkifli kala itu memang sangat kontroversial. Persis seperti yang terjadi di Liga 1 saat ini.

Bahkan, nama Zulkifli Chaniago akan selalu dikenang publik Gresik sepanjang masa. Sempat juga Zulkifli ditantang untuk datang ke Gresik sampai ada slogan, Gembuk lek wani rene.

Akhirnya Persib keluar sebagai kampiun setelah Sutiono Lamso berhasil menceploskan bola ke gawang Petrokimia pada menit ke-76.

“Ini sudah tidak ada perubahan sama sekali,” terangnya. Widodo pun pernah berucap bahwa Liga 1 musim ini akan terasa sangat spesial karena penentuan juara bisa sampai akhir.

Hal ini kembali terucap namun dengan nada sedikit menyindir. “Semakin spesial. Sudah sangat spesial ini campur telur lagi kan. Dua lagi telurnya. Pokoknya spesial sekali. Saya kecewa berat terus terang,” pungkas Widodo satir.

RadarBali.com – Pencinta bola yang lahir tahun 80-an mengalami de javu saat ini. Dua kejadian yang sama tetapi berbeda generasi.

Jika direpresentasikan, Bali United dan Petrokimia Gresik mungkin memiliki sakit hati yang sama. Sama-sama gagal juara di detik akhir karena keputusan kontroversial.

Nah, Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro menjadi saksi hidup dua peristiwa ini. Sama-sama merasakan kenangan pahit saat masih menjadi pesepakbola profesional dan sebagai pelatih.

Yang menariknya, dua kejadian lintas generasi ini terjadi di kompetisi yang baru pertama kali bergulir. Untuk kasus Petrokia Putra Gresik terjadi saat Ligina pertama bergulir.

Dan, untuk Bali United terjadi di Liga 1 yang baru saja berputar setelah dihapuskannya sanksi FIFA. Raut wajah kecewa langsung terpancar di wajah

Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro usai latihan persiapan menghadapi Persegres Gresik United di pekan terakhir Liga 1 Minggu lusa (12/11).

Seharusnya gelar juara masih bisa ditentukan sampai akhir Liga 1. Tapi, hal itu urung terjadi karena sanksi sepihak yang dilakukan Komdis PSSI

terhadap Mitra Kukar setelah memainkan Mohammed Lamine Sissoko saat pertandingan kontra Bhayangkara FC di pekan ke-33 Liga 1.

90 menit waktu normal, kedua tim bermain imbang 1-1. Komdis PSSI membuat keputusan kontroversial dengan memberikan sanksi denda Rp 100 juta kepada Mitra Kukar plus Kukar kalah WO atas Bhayangkara FC.

Praktis, posisi Bhayangkara merangsek kembali ke peringkat pertama Liga 1 menggeser Bali United dengan poin sama 65 namun kalah head to head.

Bhayangkara FC akhirnya menjadi juara setelah menumbangkan Madura United dengan skor 1-3 di laga tunda di Stadion Gelora Bangkalan, Madura, Rabu malam kemarin (8/11).

Ya, saat masih membela Petrokimia Putra Gresik, Widodo dan rekan setim lainnya di Petrokimia Gresik di Ligina musim 1994/1995 hampir saja menggondol gelar juara pertama kalinya.

Namun sayang, saat itu Petrokimia kalah tipis 1-0 melawan Persib Bandung di partai final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno pada tanggal 30 Juli 1995.

Padahal, Petrokimia saat itu sudah unggul 1-0 terlebih dahulu melalui gol yang dicetak Jacksen F Thiago pada menit ke-30.

Namun, sang pengadil kala itu Zulkifli Chaniago menganulir gol tersebut. Keputusan Zulkifli kala itu memang sangat kontroversial. Persis seperti yang terjadi di Liga 1 saat ini.

Bahkan, nama Zulkifli Chaniago akan selalu dikenang publik Gresik sepanjang masa. Sempat juga Zulkifli ditantang untuk datang ke Gresik sampai ada slogan, Gembuk lek wani rene.

Akhirnya Persib keluar sebagai kampiun setelah Sutiono Lamso berhasil menceploskan bola ke gawang Petrokimia pada menit ke-76.

“Ini sudah tidak ada perubahan sama sekali,” terangnya. Widodo pun pernah berucap bahwa Liga 1 musim ini akan terasa sangat spesial karena penentuan juara bisa sampai akhir.

Hal ini kembali terucap namun dengan nada sedikit menyindir. “Semakin spesial. Sudah sangat spesial ini campur telur lagi kan. Dua lagi telurnya. Pokoknya spesial sekali. Saya kecewa berat terus terang,” pungkas Widodo satir.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/