28.2 C
Jakarta
25 November 2024, 21:14 PM WIB

Comvalius Kesandung Aturan FIFA, Terbentur Regulasi Transfer Match

RadarBali.com – Usai pekan ke-19 berakhir, publik sepakbola Indonesia sedikit terhenyak. Bukan kabar baik, tapi justru kabar buruk yang diterima.

Apalagi ada nama top skor sementara Bali United, Sylvano Dominique Comvalius disana. Berdasar data Transfer Match System (TMS) FIFA, Sylvano Comvalius belum terdaftar sebagai pemain Bali United di Liga 1.

Di sistem TMS FIFA, Sylvano masih berstatus sebagai pemain FC Stal Dniprodzerzhynsk, klub asal Liga Ukraina.

Selain penyerang asal Belanda itu, ada nama Franklin Clovis Anzite dari PS TNI yang masih berstatus sebagai pemain UITM FC dari Liga Malaysia.

Satu lagi Ezechiel Ndouassel dari Persib Bandung yang masih berstatus sebagai pemain Hapoel Kiryat Shmona dari Liga Israel.

Karena melanggar TMS FIFA, Arema FC yang di pekan ke-19 Liga 1 bertanding melawan Persib Bandung bahkan langsung melayangkan surat protes kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Beruntung, (untuk sementara) Madura United, lawan Bali United di pekan 19 lalu tidak melayangkan protes yang serupa.

Perlu diketahui, FIFA TMS bekerja secara komputerisasi untuk pemain untuk mendapatkan International Transfer Certificate (ITC).

Jika melihat regulasi kompetisi Liga 1 pasal 35, pemain yang belum disahkan via FIFA TMS belum bisa dimainkan di setiap pertandingan Liga 1.

Tentu ini menjadi perdebatan warganet. Apalagi, regulasi ini sudah diposting satu hari sebelumnya oleh PT LIB.

Meski demikian, Bali United dan Sylvano tidak perlu khawatir karena PSSI dan PT LIB selaku operator Liga 1 mengeluarkan aturan bahwa pemain yang belum mendapatkan ITC dapat bermain di Liga 1.

Jika melihat surat resmi yang dikeluarkan PT LIB, yang salah adalah PT LIB sendiri. Berdasar surat resmi PT LIB Nomor 247/LIB/VII/2017, PT LIB meminta maaf atas keterlambatan pemberitahuan secara umum kepada klub terkait kebijakan status ITC oleh PSSI.

PT LIB beralasan bahwa kebijakan tersebut baru disampaikan secara parsial dan lisan kepada beberapa klub yang menggunakan pemain asing baru sejak tanggal 9 Agustus 2017.

Dari surat resmi PSSI yang didapat, PSSI memberikan tenggat waktu untuk menerbitkan ITC. Seandainya dalam tenggat waktu tersebut ITC belum terbit, maka ada temporary suspension (larangan sementara, red) terhadap pemain asing itu.

Jika dalam satu bulan ITC belum juga terbit, maka pemain asing tersebut akan mendapat larangan permanen untuk bermain di Liga 1.

Dilansir dari akun Instagram Koordinator Save Our Nation (SOS) Akmal Marhali, ketiga pemain itu sudah mendaftarkan diri di FIFA TMS, namun hingga sekarang mendapatkan approval.

FIFA TMS itu menurut Akmal Marhali, melibatkan klub lama sang pemain, federasi klub lama, klub baru, federasi klub baru, dan FIFA.

Masing-masing adalah pemegang akun TMS untuk perpindahan pemain. Seandainya salah satu pihak tidak melakukan approval, maka ITC tidak dikeluarkan oleh FIFA.

“PSSI dan PT LIB gagal memahami perbedaan toleransi aturan pemerintah. Seperti KITAS dan IMTA dengan aturan FIFA seperti ITC. Jelas-jelas keduanya berbeda. Aturan FIFA bukan hal yang bisa ditawar-tawar,” ucapnya di akun Instagram miliknya.

RadarBali.com – Usai pekan ke-19 berakhir, publik sepakbola Indonesia sedikit terhenyak. Bukan kabar baik, tapi justru kabar buruk yang diterima.

Apalagi ada nama top skor sementara Bali United, Sylvano Dominique Comvalius disana. Berdasar data Transfer Match System (TMS) FIFA, Sylvano Comvalius belum terdaftar sebagai pemain Bali United di Liga 1.

Di sistem TMS FIFA, Sylvano masih berstatus sebagai pemain FC Stal Dniprodzerzhynsk, klub asal Liga Ukraina.

Selain penyerang asal Belanda itu, ada nama Franklin Clovis Anzite dari PS TNI yang masih berstatus sebagai pemain UITM FC dari Liga Malaysia.

Satu lagi Ezechiel Ndouassel dari Persib Bandung yang masih berstatus sebagai pemain Hapoel Kiryat Shmona dari Liga Israel.

Karena melanggar TMS FIFA, Arema FC yang di pekan ke-19 Liga 1 bertanding melawan Persib Bandung bahkan langsung melayangkan surat protes kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Beruntung, (untuk sementara) Madura United, lawan Bali United di pekan 19 lalu tidak melayangkan protes yang serupa.

Perlu diketahui, FIFA TMS bekerja secara komputerisasi untuk pemain untuk mendapatkan International Transfer Certificate (ITC).

Jika melihat regulasi kompetisi Liga 1 pasal 35, pemain yang belum disahkan via FIFA TMS belum bisa dimainkan di setiap pertandingan Liga 1.

Tentu ini menjadi perdebatan warganet. Apalagi, regulasi ini sudah diposting satu hari sebelumnya oleh PT LIB.

Meski demikian, Bali United dan Sylvano tidak perlu khawatir karena PSSI dan PT LIB selaku operator Liga 1 mengeluarkan aturan bahwa pemain yang belum mendapatkan ITC dapat bermain di Liga 1.

Jika melihat surat resmi yang dikeluarkan PT LIB, yang salah adalah PT LIB sendiri. Berdasar surat resmi PT LIB Nomor 247/LIB/VII/2017, PT LIB meminta maaf atas keterlambatan pemberitahuan secara umum kepada klub terkait kebijakan status ITC oleh PSSI.

PT LIB beralasan bahwa kebijakan tersebut baru disampaikan secara parsial dan lisan kepada beberapa klub yang menggunakan pemain asing baru sejak tanggal 9 Agustus 2017.

Dari surat resmi PSSI yang didapat, PSSI memberikan tenggat waktu untuk menerbitkan ITC. Seandainya dalam tenggat waktu tersebut ITC belum terbit, maka ada temporary suspension (larangan sementara, red) terhadap pemain asing itu.

Jika dalam satu bulan ITC belum juga terbit, maka pemain asing tersebut akan mendapat larangan permanen untuk bermain di Liga 1.

Dilansir dari akun Instagram Koordinator Save Our Nation (SOS) Akmal Marhali, ketiga pemain itu sudah mendaftarkan diri di FIFA TMS, namun hingga sekarang mendapatkan approval.

FIFA TMS itu menurut Akmal Marhali, melibatkan klub lama sang pemain, federasi klub lama, klub baru, federasi klub baru, dan FIFA.

Masing-masing adalah pemegang akun TMS untuk perpindahan pemain. Seandainya salah satu pihak tidak melakukan approval, maka ITC tidak dikeluarkan oleh FIFA.

“PSSI dan PT LIB gagal memahami perbedaan toleransi aturan pemerintah. Seperti KITAS dan IMTA dengan aturan FIFA seperti ITC. Jelas-jelas keduanya berbeda. Aturan FIFA bukan hal yang bisa ditawar-tawar,” ucapnya di akun Instagram miliknya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/