GIANYAR – Stadion Kapten I Wayan Dipta kembali menjadi lokasi pertandingan Persib Bandung kontra Persebaya Surabaya.
Musim lalu, Persib juga memakai Stadion Kapten Dipta sebagai markas selama sanksi larangan bertanding di kandang mereka dan di Pulau Jawa atas insiden meninggalnya suporter Persija di area parkir Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Namun, Persebaya Surabaya justru memiliki pengalaman berkesan ketika menjamu Persib di Stadion Dipta.
Musim lalu, bajul Ijo mempecundangi Maung Bandung dengan skor 1-4. Nah, malam ini mereka bersua kembali.
Ingatan musim lalu masih terasa dan ada lebih spesial kali ini. Sebab, Pelatih Persebaya Surabaya Wolfgang Pikal kembali ke rumahnya.
Ini adalah lawatan resmi pelatih asal Austria tersebut ke Pulau Dewata setelah resmi menjabat sebagai Pelatih Persebaya.
Selama kurang lebih 20 tahun, Pikal sudah berdomisili dan menetap di Bali, tepatnya di daerah Kerobokan, Kuta Utara. Baginya, Bali adalah rumah keduanya setelah Austria.
Menurut Pikal, Bali menonjol dan nyaman karena keramah tamahannya. “Setengah hidup saya di Bali. Tidak jauh berbeda dari Jawa Timur. Orang Bali sangat open minded.
Semua agama bisa diterima dengan baik di Bali. Saya pikir suporter di Bali juga sangat luar biasa,” terang pria yang merekomendasikan Hans Peter Schaller sebagai Pelatih Bali United pada musim 2017 lalu tersebut.
Kebetulan, pelatih berusia 51 tahun itu menikah di Bali dan anak-anaknya juga bersekolah di Bali. Dia juga banyak memiliki kerabat di Pulau Dewata.
Sebut saja Wayan Sukadana dan beberapa pelatih yang tergabung dalam komunitas Mitra Devata Legend.
“Pengalaman berkesan banyak sekali di Bali. Disini saya punya banyak teman. Saya menikah disini dan anak sekolah disini juga.
Pengalaman saya banyak diluar maupun tentang sepakbola di bali. Untuk itu, saya sangat hormat dengan Bali dan masyarakatnya,” tuturnya.