31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:53 AM WIB

Kehilangan Sosok Wardana dan Nano, Harap Sukarja dan Agus Nova Main

DENPASAR – Sejauh ini, Bali United hanya memiliki dua pemain lokal asal Bali yaitu Kadek Agung WIdnyana Putra dan I Made Andhika Wijaya.

Kurang dari 10 persen dari kuota 30 pemain. Jelas aneh jika dibandingkan dengan beberapa klub lainnya di Liga 1 2019.

Sebut saja Persib Bandung, Arema FC, Persipura Jayapura, ataupun Persebaya Surabaya. Beberapa tim tersebut memilih mempertahankan pemain lokal di klub mereka karena beberapa alasan.

Persebaya Surabaya, misalnya. Menurut sang arsitek Djajang Nurjaman, keberadaan pemain lokal justru berdampak positif bagi skuadnya.

Mereka bisa bermain lebih ngotot karena membela daerah asalnya sendiri. Di Serdadu Tridatu musim ini, tentu saja ada perbedaan yang terlihat cukup jomplang.

Tapi, semua keputusan yang sudah dibuat Manajemen Bali United adalah keputusan yang profesional karena menyangkut kebutuhan tim.

Namun, ada yang berbeda dari pandangan pemain. Kadek Agung, misalnya. Dia mengatakan ada suasana tim yang berbeda setelah hilangnya beberapa pemain lokal Pulau Dewata.

Apalagi Kadek Wardana dan I Gede Sukadana memilih hengkang dari skuad Serdadu Tridatu musim ini. Menurutnya, dia tidak mendapatkan masukan dan bimbingan lagi dari pemain senior karena baginya semua masukan sangat penting bagi kariernya.

“Saya anggap pemain lokal itu jadi panutan untuk saya. Tahun lalu ada Pak Dek (Kadek Wardana) dan Bli Nano (I Gede Sukadana).

Pemain-pemain muda seperti saya ini jadinya lebih berani dan lebih semangat,” terang Kadek Agung Widyana blak-blakan.

Meskipun sekarang banyak pemain senior yang memberikan masukan kepada seperti Muhammad Taufiq, tetapi tentu perbedaan masih sangat terlihat.

“Kalau sekarang masih ada senior-senior lainnya. Jadi kami meminta bimbingan kepada mereka. Walaupun pemain

asal Bali hanya kami saja di tim senior, tetapi kondusifitas serta kekompakan tim masih sangat terjaga,” ujar jebolan Bali United U-21 dan U-19.

Dia menegaskan, tidak ada pengkotak-kotakan dalam tim semenjak banyaknya pemain asal Bali yang hengkang. Dia juga tidak merasa canggung menjadi minoritas di dalam tim.

“Jujur saya saya sedih sedikit ada pemain Bali, suasananya juga berbeda. Tapi suasananya masih cukup bagus di Bali. Tidak ada yang membeda-bedakan satu sama lain. Semuanya sama,” ucap pemain asal Luwus, Tabanan tersebut.

Dari hati kecil Kadek Agung, dia berharap pemain asal Pulau Dewata bisa lebih banyak lagi di tim senior Bali United.

Dia berharap putaran kedua nanti I Nyoman Sukarja dan Agus Nova Wiantara bisa kembali memperkuat Bali United.

“Kalau bisa berkumpul lagi itu lebih bagus. Saya juga ingin pemain Bali bisa kelihatan lagi di Bali United. Tetapi semua keputusan ada di manajemen,” tutupnya. 

DENPASAR – Sejauh ini, Bali United hanya memiliki dua pemain lokal asal Bali yaitu Kadek Agung WIdnyana Putra dan I Made Andhika Wijaya.

Kurang dari 10 persen dari kuota 30 pemain. Jelas aneh jika dibandingkan dengan beberapa klub lainnya di Liga 1 2019.

Sebut saja Persib Bandung, Arema FC, Persipura Jayapura, ataupun Persebaya Surabaya. Beberapa tim tersebut memilih mempertahankan pemain lokal di klub mereka karena beberapa alasan.

Persebaya Surabaya, misalnya. Menurut sang arsitek Djajang Nurjaman, keberadaan pemain lokal justru berdampak positif bagi skuadnya.

Mereka bisa bermain lebih ngotot karena membela daerah asalnya sendiri. Di Serdadu Tridatu musim ini, tentu saja ada perbedaan yang terlihat cukup jomplang.

Tapi, semua keputusan yang sudah dibuat Manajemen Bali United adalah keputusan yang profesional karena menyangkut kebutuhan tim.

Namun, ada yang berbeda dari pandangan pemain. Kadek Agung, misalnya. Dia mengatakan ada suasana tim yang berbeda setelah hilangnya beberapa pemain lokal Pulau Dewata.

Apalagi Kadek Wardana dan I Gede Sukadana memilih hengkang dari skuad Serdadu Tridatu musim ini. Menurutnya, dia tidak mendapatkan masukan dan bimbingan lagi dari pemain senior karena baginya semua masukan sangat penting bagi kariernya.

“Saya anggap pemain lokal itu jadi panutan untuk saya. Tahun lalu ada Pak Dek (Kadek Wardana) dan Bli Nano (I Gede Sukadana).

Pemain-pemain muda seperti saya ini jadinya lebih berani dan lebih semangat,” terang Kadek Agung Widyana blak-blakan.

Meskipun sekarang banyak pemain senior yang memberikan masukan kepada seperti Muhammad Taufiq, tetapi tentu perbedaan masih sangat terlihat.

“Kalau sekarang masih ada senior-senior lainnya. Jadi kami meminta bimbingan kepada mereka. Walaupun pemain

asal Bali hanya kami saja di tim senior, tetapi kondusifitas serta kekompakan tim masih sangat terjaga,” ujar jebolan Bali United U-21 dan U-19.

Dia menegaskan, tidak ada pengkotak-kotakan dalam tim semenjak banyaknya pemain asal Bali yang hengkang. Dia juga tidak merasa canggung menjadi minoritas di dalam tim.

“Jujur saya saya sedih sedikit ada pemain Bali, suasananya juga berbeda. Tapi suasananya masih cukup bagus di Bali. Tidak ada yang membeda-bedakan satu sama lain. Semuanya sama,” ucap pemain asal Luwus, Tabanan tersebut.

Dari hati kecil Kadek Agung, dia berharap pemain asal Pulau Dewata bisa lebih banyak lagi di tim senior Bali United.

Dia berharap putaran kedua nanti I Nyoman Sukarja dan Agus Nova Wiantara bisa kembali memperkuat Bali United.

“Kalau bisa berkumpul lagi itu lebih bagus. Saya juga ingin pemain Bali bisa kelihatan lagi di Bali United. Tetapi semua keputusan ada di manajemen,” tutupnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/