32.7 C
Jakarta
24 April 2024, 18:39 PM WIB

Ngebet Tembus AFC Cup, CEO Bali United Ambisi Kunci Runner up Liga 1

DENPASAR – Persaingan Liga 1 musim ini benar-benar ketat. Bagi sebagian orang, Liga 1 musim ini adalah salah satu liga paling ketat di dunia.

Bagi Bali United, meski meraih hasil minor di beberapa pertandingan terakhir, peluang merebut posisi runner up masih terbuka.

Runner up adalah cara terakhir untuk bisa menembus zona Asia atau AFC Cup 2019. Berada diposisi ketiga sebenarnya masih bisa.

Tapi, posisi itu rawan karena bisa saja juara Liga 1 2018 yang mendapatkan jatah di kualifikasi Liga Champions Asia 2019 justru tumbang.

Nah, CEO Bali United Yabes Tanuri sudah memikirkan kemana Bali United akan melangkah selanjutnya.

Tetapi dia tidak mau terlalu sesumbar.

“Masih ada tiga pertandingan lagi. Kami melihat game per game. Masih berusaha semaksimal mungkin. Tujuan kami berusaha untuk menembus AFC Cup.

Persija sendiri masih ada satu pertandingan ekstra lawan Persela. Kalau tidak salah, minimal harus runner up,” terang Yabes saat ditemui di Bali United Café.

Adik kandung Owner Bali United Pieter Tanuri ini cukup ngebet untuk bisa menembus zona Asia. Apalagi AFC Club License yang terbaru sudah dikantongi Manajemen Bali United.

Sebenarnya banyak keuntungan yang bisa didapatkan selain Bali United bisa lebih dikenal di dunia internasional.

Apakah salah satu keuntungannya bisa merekrut pemain asing yang berkualitas? Yabes tidak mengiyakan namun juga tidak membantah. Saat ditanya apakah sudah ada gambaran untuk merekrut pemain?

“Yang mau direkrut? Sudah ada listnya tapi kami belum umumkanlah. Liga belum selesai,” terangnya.

Yang pasti adalah, biaya operasional tim bisa semakin membengkak jika berlaga di AFC Cup. Di babak penyisihan grup saja seperti AFC Cup 2018, Bali United harus bertandang ke markas FLC Than Hoa, Yangon United, dan Global Cebu FC.

“Kami terus terang membengkak pengeluaraannya. Jujur sangat mahal AFC Cup. Karena harus keluar negeri. Tetapi kami memiliki kebanggan tersendiri dan mendapatkan pengalaman berharga.

Kami bisa melihat stadion mereka, cara kerja mereka, dan bentuk lapangannya bagaimana. Kami juga bisa merasakan bagaimana bermain ditempat dingin seperti Hanoi dan ditempat panas juga pernah,” tuturnya. 

DENPASAR – Persaingan Liga 1 musim ini benar-benar ketat. Bagi sebagian orang, Liga 1 musim ini adalah salah satu liga paling ketat di dunia.

Bagi Bali United, meski meraih hasil minor di beberapa pertandingan terakhir, peluang merebut posisi runner up masih terbuka.

Runner up adalah cara terakhir untuk bisa menembus zona Asia atau AFC Cup 2019. Berada diposisi ketiga sebenarnya masih bisa.

Tapi, posisi itu rawan karena bisa saja juara Liga 1 2018 yang mendapatkan jatah di kualifikasi Liga Champions Asia 2019 justru tumbang.

Nah, CEO Bali United Yabes Tanuri sudah memikirkan kemana Bali United akan melangkah selanjutnya.

Tetapi dia tidak mau terlalu sesumbar.

“Masih ada tiga pertandingan lagi. Kami melihat game per game. Masih berusaha semaksimal mungkin. Tujuan kami berusaha untuk menembus AFC Cup.

Persija sendiri masih ada satu pertandingan ekstra lawan Persela. Kalau tidak salah, minimal harus runner up,” terang Yabes saat ditemui di Bali United Café.

Adik kandung Owner Bali United Pieter Tanuri ini cukup ngebet untuk bisa menembus zona Asia. Apalagi AFC Club License yang terbaru sudah dikantongi Manajemen Bali United.

Sebenarnya banyak keuntungan yang bisa didapatkan selain Bali United bisa lebih dikenal di dunia internasional.

Apakah salah satu keuntungannya bisa merekrut pemain asing yang berkualitas? Yabes tidak mengiyakan namun juga tidak membantah. Saat ditanya apakah sudah ada gambaran untuk merekrut pemain?

“Yang mau direkrut? Sudah ada listnya tapi kami belum umumkanlah. Liga belum selesai,” terangnya.

Yang pasti adalah, biaya operasional tim bisa semakin membengkak jika berlaga di AFC Cup. Di babak penyisihan grup saja seperti AFC Cup 2018, Bali United harus bertandang ke markas FLC Than Hoa, Yangon United, dan Global Cebu FC.

“Kami terus terang membengkak pengeluaraannya. Jujur sangat mahal AFC Cup. Karena harus keluar negeri. Tetapi kami memiliki kebanggan tersendiri dan mendapatkan pengalaman berharga.

Kami bisa melihat stadion mereka, cara kerja mereka, dan bentuk lapangannya bagaimana. Kami juga bisa merasakan bagaimana bermain ditempat dingin seperti Hanoi dan ditempat panas juga pernah,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/