RadarBali.com – Di dua partai terakhir Serdadu Tridatu, mencuat masalah krusial yang harus segera dibenahi, yakni menurunnya ball possession.
Dampaknya seperti kala memenangkan pertandingan menjamu PS TNI 2-1 di kandang, Jumat, (20/10) lalu.
Sebelum peluit akhir ditiup, Sameton Dewata berulangkali harus menahan nafas karena gawang Wawan Hendrawan dibombardir tiada henti.
Mencermati hal tersebut, coach Widodo Cahyono Putro menegaskan para pemain harus lebih cermat dan bisa menahan diri, khususnya bila sudah unggul.
“Para pemain sering tetap menyerang di menit-menit akhir tersebut. Akhirnya di tengah dan belakang banyak space (celah red) yang dimanfaatkan oleh lawan,” ucap pelatih murah senyum itu.
Widodo menambahkan akan lebih baik bila dalam posisi unggul para pemain bisa memainkan bola sekaligus menyerang.
“Kemarin (Minggu 22/10, red) kita sudah simulasi di dalam latihan bagaimana caranya mempertahankan kemenangan,” ungkapnya.
Disinggung penguasaan bola yang meresot kala Fadil Sausu atau Nick van der Velden tak dimainkan, Widodo menyatakan tidak setujua.
“Itu kan proses. Kita juga pernah tanpa mereka berdua namun tetap bisa menang banyak gol,” ungkapnya.
Coach Widodo menambahkan, sebagai pelatih kepala, dirinya memosisikan diri untuk senantiasa memandang tim secara menyeluruh.
“Saya melihat tim ini secara keseluruhan. Kalau orang luar umumnya melihat saat kita tampil buruk. Mereka jarang juga memberikan penilaian kala kita tampil bagus. Nah, saya tidak melihat baik dan buruk itu, melainkan keseluruhan,” tegasnya.
Dikatakannya bahwa dengan melihat secara keseluruhan euforia kemenangan maupun sakit akibat kekalahan selalu bisa diambil hikmahnya demi kematangan skuad secara keseluruhan.
“Penilaian itu normal. Wajar. Tapi sepak bola itu dinamis. Setiap latihan dan pertandingan pasti ada evaluasi untuk selalu lebih baik di penampilan berikutnya,” pungkasnya