DENPASAR – 17 nyawa suporter sudah melayang hingga pekan ke-23 Liga 1. Terbaru, nyawa suporter Persija Jakarta bernama Haringga Sirila harus melayang sia-sia
di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) setelah dikeroyok oleh oknum suporter Persib Bandung saat laga antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta Minggu (24/9) lalu.
Tampaknya, sepakbola dan rivalitas masih lebih berharga daripada nyawa seseorang di Indonesia ini. Kecaman demi kecaman terus merebak dari kalangan suporter dan klub-klub sepakbola lainnya.
Penyerang Persija Jakarta, Bambang Pamungkas sampai mengatakan lebih baik tidak ada sepakbola jika nyawa suporter harus melayang lagi.
Bahkan, yang parah adalah ada beberapa komentar yang justru menyalahkan Haringga karena datang ke GBLA padahal ada larangan resmi dari pihak kepolisian.
Sangat disayangkan kejadian seperti ini terulang kembali. “Cukup kejadian ini menjadi akhir dari penantian panjang perjalanan suporter Indonesia untuk menemui titik damai.
Sepakbola tidak ada apa-apanya tanpa dukungan dari para suporter dan sepakbola tidak ada apa-apanya jika harus mengorbankan nyawa suporter tersebut.
Sejatinya, sepakbola adalah alat pemersatu bangsa,” terang Pelatih PS TIRA Nil Maizar saat konferensi pers usai pertandingan Senin kemarin (24/9).
“Mudah-mudahan ini yang terakhir,” tambahnya. Senada dengan Nil Maizar, Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro saat konferensi pers kemarin mengimbau agar setiap pertandingan, para suporter juga bisa tertib dan respect satu sama lain.
“Malu sama negara tetangga. Segi taktik, gaya permainan, dan manajerial sudah mulai bagus, tetapi suporter juga harus berbenah.
Ini sepakbola modern. Semoga ini yang terakhir. Saya respect dengan suporter Bali yang sudah tertib di setiap pertandingan,” tutur Widodo.