26.3 C
Jakarta
8 September 2024, 7:26 AM WIB

Tradisi Lebaran “Hilang”, Ini yang Dirasakan Pemain Bali United

DENPASAR – Perayaan Idul Fitri 1441 H tahun ini, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada mudik, tidak ada silaturahmi,

tidak ada Shalat Ied, hingga tidak ada open house yang biasanya ditunggu-tunggu sanak keluarga, teman, atau sahabat.

Tahun ini semua terasa berbeda karena pagebluk Covid-19 yang mengharuskan semua orang untuk tidak melakukan aktivitas dengan melibatkan banyak orang.

Sekadar berkunjung ke kerabat atau sanak keluarga tidak dilarang, namun dihimbau agar menunda sementara waktu.

Apa yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia, dirasakan juga oleh beberapa pemain Bali United. Rasa itu campur aduk.

Ada yang untuk pertama kalinya bisa merasakan melewati bulan puasa hingga Idul Fitri bersama keluarga besarnya, ada pula yang yang untuk pertama kalinya jauh dari keluarga.

Ada dua pemain Bali United yang merayakan Idul Fitri jauh dari keluarga besarnya. Mereka adalah M. Taufiq dan Ricky Fajrin.

Keduanya memang memilih untuk tidak kembali ke kampung halamannya karena pagebluk Covid-19 ini.

Taufiq biasanya memilih kembali ke Bandung, Jawa Barat di kampung halaman sang istri atau ke Tarakan, di kampung halamannya.

Menurutnya lebih baik berdiam di Bali sampai situasi benar-benar normal kembali. Ricky Fajrin juga untuk pertama kalinya merayakan Idul Fitri jauh dari keluarga besarnya di Semarang, Jawa Tengah.

Di Bali, pemain yang berposisi sebagai bek kiri tersebut memilih merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama sang istri.

“Lebaran pertama jauh dari orang tua. It’s ok, yang penting sehat semuanya,” tulis Ricky di akun instagram miliknya.

Lain Taufiq dan Ricky, lain pula Anan Lestaluhu. Bek sayap muda Serdadu Tridatu tersebut beruntung bisa berkumpul dengan keluarga besarnya di Tulehu saat Idul Fitri.

Bahkan jauh sebelum itu, dia juga sudah berkumpul dengan keluarga besarnya disana. Meskipun merayakan Idul Fitri di kampung halaman, namun Anan mengaku ada sesuatu yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

“Jelas berbeda Idul Fitri tahun ini. Biasanya, keluarga ramai datang ke rumah, tapi sekarang ini tidak. Aduh gara-gara corona ini,” ucap adik kandung dari bek Tira Persikabo Abduh Lestaluhu tersebut saat diwawancarai kemarin.

Bukan itu saja tradisi mengunjungi sanak keluarga saja yang hilang tahun ini, tapi masih ada beberapa tradisi yang hilang.

“Biasanya disini ada tradisi permainan sepak bola api dan pawai keliling kampung pakai obor. Tahun ini terpaksa tidak dilakukan dulu,” ucapnya.

Beruntung, tradisi membuat makanan khas Idul Fitri tidak hilang dari keluarganya. Bahkan, Jawa Pos Radar Bali sampai dikirimkan foto makanan yang sudah tersaji rapi diatas meja makan.

Yang spesial tentu saja Lapat. Lapat adalah masakan khas Tulehu yang berbahan dasar beras, mirip dengan buras di Sulawesi Selatan.

“Ada lapat yang merupakan makanan khas Tulehu, lalu ada terasi kelapa, acar, sambal goreng kentang, ikan masak kering kayu yang juga makanan khas orang Ternate, ada juga semur tapi semur ayam,” ucapnya.

Dia pun berharap usai Idul Fitri kali ini, Indonesia bisa terbebas dari pandemic Covid-19 dan liga segera bergulir lagi. 

DENPASAR – Perayaan Idul Fitri 1441 H tahun ini, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada mudik, tidak ada silaturahmi,

tidak ada Shalat Ied, hingga tidak ada open house yang biasanya ditunggu-tunggu sanak keluarga, teman, atau sahabat.

Tahun ini semua terasa berbeda karena pagebluk Covid-19 yang mengharuskan semua orang untuk tidak melakukan aktivitas dengan melibatkan banyak orang.

Sekadar berkunjung ke kerabat atau sanak keluarga tidak dilarang, namun dihimbau agar menunda sementara waktu.

Apa yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia, dirasakan juga oleh beberapa pemain Bali United. Rasa itu campur aduk.

Ada yang untuk pertama kalinya bisa merasakan melewati bulan puasa hingga Idul Fitri bersama keluarga besarnya, ada pula yang yang untuk pertama kalinya jauh dari keluarga.

Ada dua pemain Bali United yang merayakan Idul Fitri jauh dari keluarga besarnya. Mereka adalah M. Taufiq dan Ricky Fajrin.

Keduanya memang memilih untuk tidak kembali ke kampung halamannya karena pagebluk Covid-19 ini.

Taufiq biasanya memilih kembali ke Bandung, Jawa Barat di kampung halaman sang istri atau ke Tarakan, di kampung halamannya.

Menurutnya lebih baik berdiam di Bali sampai situasi benar-benar normal kembali. Ricky Fajrin juga untuk pertama kalinya merayakan Idul Fitri jauh dari keluarga besarnya di Semarang, Jawa Tengah.

Di Bali, pemain yang berposisi sebagai bek kiri tersebut memilih merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama sang istri.

“Lebaran pertama jauh dari orang tua. It’s ok, yang penting sehat semuanya,” tulis Ricky di akun instagram miliknya.

Lain Taufiq dan Ricky, lain pula Anan Lestaluhu. Bek sayap muda Serdadu Tridatu tersebut beruntung bisa berkumpul dengan keluarga besarnya di Tulehu saat Idul Fitri.

Bahkan jauh sebelum itu, dia juga sudah berkumpul dengan keluarga besarnya disana. Meskipun merayakan Idul Fitri di kampung halaman, namun Anan mengaku ada sesuatu yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

“Jelas berbeda Idul Fitri tahun ini. Biasanya, keluarga ramai datang ke rumah, tapi sekarang ini tidak. Aduh gara-gara corona ini,” ucap adik kandung dari bek Tira Persikabo Abduh Lestaluhu tersebut saat diwawancarai kemarin.

Bukan itu saja tradisi mengunjungi sanak keluarga saja yang hilang tahun ini, tapi masih ada beberapa tradisi yang hilang.

“Biasanya disini ada tradisi permainan sepak bola api dan pawai keliling kampung pakai obor. Tahun ini terpaksa tidak dilakukan dulu,” ucapnya.

Beruntung, tradisi membuat makanan khas Idul Fitri tidak hilang dari keluarganya. Bahkan, Jawa Pos Radar Bali sampai dikirimkan foto makanan yang sudah tersaji rapi diatas meja makan.

Yang spesial tentu saja Lapat. Lapat adalah masakan khas Tulehu yang berbahan dasar beras, mirip dengan buras di Sulawesi Selatan.

“Ada lapat yang merupakan makanan khas Tulehu, lalu ada terasi kelapa, acar, sambal goreng kentang, ikan masak kering kayu yang juga makanan khas orang Ternate, ada juga semur tapi semur ayam,” ucapnya.

Dia pun berharap usai Idul Fitri kali ini, Indonesia bisa terbebas dari pandemic Covid-19 dan liga segera bergulir lagi. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/