25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:05 AM WIB

PWS Batal, Latihan Serasa Sia-sia, Spaso Kepikiran Gantung Sepatu

DENPASAR – Covid-19 jadi kambing hitam pembatalan Piala Walikota Solo (PWS). Skuad Bali United yang sudah tiba di Solo untuk laga perdana kontra Bhayangkara FC terpaksa gigit jari.

Kondisi ini membuat manajemen dan pemain Bali United kecewa. Tak terkecuali dengan pemain naturalisasi IIija Spasojevic.

Bahkan, ayah dua anak itu sampai berpikiran untuk gantung sepatu jika hal seperti ini kembali terulang di industri sepakbola tanah air.

“Saya umur 33 (tahun). Apakah saya harus selesaikan karier saya? Sudah dari tahun lalu tidak bermain sepak bola profesional. Kami hanya lihat kapan bisa main bola lagi. Mungkin pemain muda masih ada waktu,” kata Spaso.

 “Apakah saya harus gantung sepatu? Jujur, saya tidak tahu apa yang terjadi disini. Saya sudah mulai kehilangan kesabaran,” tambah mantan penyerang Bhayangkara FC tersebut.

Secara tidak langsung, Spaso mengungkapkan bahwa latihan yang selama ini dilakukannya bersama pemain lain di Bali United seakan sia-sia.

“Jujur, saya biasanya belum pernah interview seperti ini. Saya biasanya bicara pelan-pelan. Tapi ini sudah keterlaluan. Saya tidak tahu sampai kapan bisa seperti ini. Latihan tanpa tujuan,” ungkapnya dengan geram.

Dengan tidak diberikannya izin Piala Walikota Solo oleh Polda Jateng, dia berharap Liga 1 bisa berjalan sesuai jadwal.

Dia tidak ingin ada pembatalan, penundaan, atau izin yang tidak diberikan oleh pihak-pihak terkait.

“Kalau liga delay kembali, saya tidak harus bagaimana. Saya sangat berharap liga jalan. Apalagi seluruh dunia sudah main bola. Kami ikuti prokes apapun,” tutup pemain yang sempat memperkuat Bali Devata di Liga Premier Indonesia (LPI) tersebut. 

DENPASAR – Covid-19 jadi kambing hitam pembatalan Piala Walikota Solo (PWS). Skuad Bali United yang sudah tiba di Solo untuk laga perdana kontra Bhayangkara FC terpaksa gigit jari.

Kondisi ini membuat manajemen dan pemain Bali United kecewa. Tak terkecuali dengan pemain naturalisasi IIija Spasojevic.

Bahkan, ayah dua anak itu sampai berpikiran untuk gantung sepatu jika hal seperti ini kembali terulang di industri sepakbola tanah air.

“Saya umur 33 (tahun). Apakah saya harus selesaikan karier saya? Sudah dari tahun lalu tidak bermain sepak bola profesional. Kami hanya lihat kapan bisa main bola lagi. Mungkin pemain muda masih ada waktu,” kata Spaso.

 “Apakah saya harus gantung sepatu? Jujur, saya tidak tahu apa yang terjadi disini. Saya sudah mulai kehilangan kesabaran,” tambah mantan penyerang Bhayangkara FC tersebut.

Secara tidak langsung, Spaso mengungkapkan bahwa latihan yang selama ini dilakukannya bersama pemain lain di Bali United seakan sia-sia.

“Jujur, saya biasanya belum pernah interview seperti ini. Saya biasanya bicara pelan-pelan. Tapi ini sudah keterlaluan. Saya tidak tahu sampai kapan bisa seperti ini. Latihan tanpa tujuan,” ungkapnya dengan geram.

Dengan tidak diberikannya izin Piala Walikota Solo oleh Polda Jateng, dia berharap Liga 1 bisa berjalan sesuai jadwal.

Dia tidak ingin ada pembatalan, penundaan, atau izin yang tidak diberikan oleh pihak-pihak terkait.

“Kalau liga delay kembali, saya tidak harus bagaimana. Saya sangat berharap liga jalan. Apalagi seluruh dunia sudah main bola. Kami ikuti prokes apapun,” tutup pemain yang sempat memperkuat Bali Devata di Liga Premier Indonesia (LPI) tersebut. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/