SINGARAJA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjuk Kabupaten Buleleng untuk membentuk Kampung Keluarga Berencana (KB).
Pada tahun 2019 mendatang, BKKBN memberikan porsi sebanyak 22 kampung KB. Setiap tahun, BKKBN sebenarnya selalu memberikan jatah pembentukan kampung KB di Buleleng.
Jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2016 lalu, BKKBN hanya memberikan jatah satu kampung. Di tahun 2017 dibentuk 8 kampung, dan di tahun 2018 dibentuk 22 kampung.
“Datanya sudah ada dari pusat. Kami tinggal menyesuaikan saja. Biasanya data yang dijadikan patokan itu angka kepesertaan KB di desa,
termasuk desa tertinggal atau tidak, dan beberapa indikator lain,” kata Kabid Pengendalian Penduduk Penyuluhan dan Pergerakan Masyarakat, Gusti Suardana.
Menurut Suardana, program kampung KB sebenarnya bukan semata-mata bertujuan menekan jumlah penduduk.
Melainkan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desa tersebut. Salah satunya merencanakan kehamilan, sehingga tidak terlalu dekat.
Perencanaan kehamilan, diyakini memberikan dampak positif bagi perekonomian keluarga. “Ketika kehamilan direncanakan,
ada jeda waktu bagi keluarga melakukan kegiatan-kegiatan yang produktif. Misalnya peningkatan keterampilan atau peningkatan usaha.
Pendapatan dan kesejahteraan keluarga juga meningkat. Jadi bukan semata-mata membatasi jumlah penduduk saja,” imbuhnya.
Nantinya di Kampung KB akan dibentuk kader-kader guna melakukan sosialisasi program keluarga berencana.
Pemerintah melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, akan melakukan pelayanan jemput bola dalam hal pemberian alat kontrasepsi gratis.
Selain itu pemerintah juga akan melakukan pembinaan dalam program lain untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam peningkatan pelaksanaan keagamaan, peningkatan pengetahuan, serta peningkatan keterampilan masyarakat dalam hal usaha.