RadarBali.com – Peningkatan aktivitas Gunung Agung disikapi serius Pemkab Karangasem. Bupati kemarin langsung menggelar rakor bersama Forkopinda dan OPD instansi terkait.
Rapat kali ini juga dihadiri seluruh Perbekel se-Karangasem. Hadir juga Kepala BPBD Bali Dewa Made Indra. Rapat dilakukan di Wantilan Bupati Karangasem.
Rapat ini juga untuk menindaklanjuti rapat Jumat lalu. Pada rapat kemarin juga telah dilakukan pemetaan wilayah aman dan evakuasi warga dari daerah bencana.
Dasar yang digunakan adalah hasil pemetaan Badan Geologi serta berdasarkan dengan erupsi yang terjadi tahun 1963 lalu.
Beberapa wilayah di Kubu, Abang, Selat, Babandem, dan Rendang dinyatakan masuk zona merah atau bahaya.
Sementara beberapa kawasan aman disiapkan untuk penampungan pengungsi seperti Lapangan Umum Mamte di Sidemen.
Ada juga Dermaga Cruise Tanah Ampo, lapangan Ulakan Manggis, Desa Bunutan Abang, Desa Rendang dan Lapangan Tembok Buleleng.
Sekda Karangasem I Gede Adnya Mulyadi mengakui kalau status Gunung Agung masih level waspada. Pemetaan dilakukan sebagai antisipasi kalau ada kenaikan level.
Pasalnya, sempat terjadi kenaikan intensitas gempa kemarin. Dari 28 kali menjadi 75 kali gempa vulkanik dalam dan dangkal.
Hanya saja gempa tersebut memang belum dapat dirasakan oleh penduduk di sekitar Gunung Agung namun sudah terbaca di seismograf.
Pemkab Karangasem juga menetapkan kawasan rawan bencana. Kawasan ini menjadi tiga wilayah. Penekenan khusus diberikan kepada perbekel yang di wilayah KRB III yang meliputi Kecamatan Bebandem yakni Desa Jungutan bagian atas, Desa Buanagiri, Dusun Tanah Aron hingga Butus.
Kecamatan Kubu, yakni Desa Tulamben, Batudawa, Muntig, Dukuh, Kubu, Ban, Baturinggit, Sukadana dan Tianyar Timur.
Sedangkan di Kecamatan Abang meliputi Desa Pidpid bagian atas, Desa Nawakerti bagian atas, Kesimpar, Datah.
Kecamatan Selat yakni Desa Sebudi, Desa Amerta Bhuana, Peringsari. Kecamatan Rendang meliputi wilayah Desa Besakih terumata di Temukus, Desa Menanga dan Pemuteran.
Perbekel di zona KRB III ini diminta berkoordinasi dengan Perbekel di wilayah zona aman untuk pembuatan posko tanggap bencana.
“Kita sudah tekankan ada koordinasi yang baik antara Perbekel di zona KRB III dengan Perbekel zona aman untuk penampungan evakuasi warga sementara,” ujar Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa.
Kepala BPBD Bali Dewa made Indra memberikan apresiasi langkah tanggap Pemkab Karangasem. Hanya saja pihaknya menekankan agar dilakukan pendataan penduduk dengan baik sehingga bisa dengan baik menyiapkan posko dan segala keperluanya juga persiapan kendaraan untuk evakuasi.
Juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat langkah apa yang dilakukan kalau terjadi erupsi. “Hanya kembali saya tekankan waspada itu bukan berarti gunung akan meletus, tapi tidak ada salahnya kalau tetap dalam kondisi siaga,” ujarnya.
Sementara itu Bupati Mas Sumatri mengakui kalau Karangasem dalam kondisi siaga penuh untuk mengantisipasi kejadian terburuk.
Siaga menurut bupati tetap dilakukan hanya saja masyarakat jangan sampai panik. “Langkah antisipasi sudah kita lakukan, namun kita tetap berdoa bersama agar tidak terjadi erupsi,” harapnya.