31.4 C
Jakarta
13 Desember 2024, 18:11 PM WIB

Kematian Babi PT. ABS Picu Warga Mengungsi, Dewan Minta Izin Dicabut

SINGARAJA – Komisi II DPRD Buleleng meminta pemerintah memberikan teguran keras pada PT. Anugerah Bersama Sukses (ABS).

Teguran diberikan, karena perusahaan dianggap lalai dalam menangani persoalan kebersihan di internal perusahaan. Sehingga berdampak pada masyarakat luas.

Desakan itu, menyusul masalah bau bangkai yang menyebar di pemukiman warga. Lantaran babi-babi yang mati karena terdampak virus di PT. ABS tak segera dikuburkan.

Bahkan sejumlah bangkai babi, dibiarkan di kandang isolasi hingga memicu munculnya belatung. Warga di areal peternakan pun terpaksa mengungsi. Fakta itu pun membuat dewan geram.

“Ternyata perusahaan di (desa) Bila itu sangat tidak sigap menangani persoalan yang dihadapi. Khususnya bangkai babi di internal perusahan,” kata

Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Pertanian Buleleng kemarin.

Mangku menyebut kelalaian dalam menguburkan babi itu berdampak serius pada masyarakat. Bahkan berpotensi menimbulkan dampak bagi kesehatan masyarakat.

Alhasil pemerintah pun harus turun tangan membantu satu unit ekskavator. “Kami nggak bisa terima untuk skala usaha, peternakan besar,

mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan safety dan kebersihan. Kami desak Dinas Pertanian memberi teguran keras,” tegasnya.

Bila perusahaan masih lalai, politisi PDI Perjuangan itu meminta agar pemerintah mencabut izin perusahaan.

“Kami terbuka sama investasi. Tapi kalau investornya kurang ajar, ya udah ditutup aja. Kalau nggak siap jadi pengusaha, jangan berusaha di Buleleng,” katanya lagi.

SINGARAJA – Komisi II DPRD Buleleng meminta pemerintah memberikan teguran keras pada PT. Anugerah Bersama Sukses (ABS).

Teguran diberikan, karena perusahaan dianggap lalai dalam menangani persoalan kebersihan di internal perusahaan. Sehingga berdampak pada masyarakat luas.

Desakan itu, menyusul masalah bau bangkai yang menyebar di pemukiman warga. Lantaran babi-babi yang mati karena terdampak virus di PT. ABS tak segera dikuburkan.

Bahkan sejumlah bangkai babi, dibiarkan di kandang isolasi hingga memicu munculnya belatung. Warga di areal peternakan pun terpaksa mengungsi. Fakta itu pun membuat dewan geram.

“Ternyata perusahaan di (desa) Bila itu sangat tidak sigap menangani persoalan yang dihadapi. Khususnya bangkai babi di internal perusahan,” kata

Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Pertanian Buleleng kemarin.

Mangku menyebut kelalaian dalam menguburkan babi itu berdampak serius pada masyarakat. Bahkan berpotensi menimbulkan dampak bagi kesehatan masyarakat.

Alhasil pemerintah pun harus turun tangan membantu satu unit ekskavator. “Kami nggak bisa terima untuk skala usaha, peternakan besar,

mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan safety dan kebersihan. Kami desak Dinas Pertanian memberi teguran keras,” tegasnya.

Bila perusahaan masih lalai, politisi PDI Perjuangan itu meminta agar pemerintah mencabut izin perusahaan.

“Kami terbuka sama investasi. Tapi kalau investornya kurang ajar, ya udah ditutup aja. Kalau nggak siap jadi pengusaha, jangan berusaha di Buleleng,” katanya lagi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/