29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:35 AM WIB

Pakai Medsos dengan Cara Cerdas, Kirim Pesan Prokes Lewat Musik Rap

Siswa di SMPN 1 Singaraja punya cara sendiri menyikapi kondisi pandemi. Mereka menggelar lomba musik rap. Pesan yang disampaikan pun mengarah pada penerapan protokol kesehatan.

 

 

EKA PRASETYA, Singaraja 

KANAL YouTube milik SMPN 1 Singaraja, sejak beberapa pekan terakhir dipenuhi dengan video-video baru. Ada beragam video yang muncul.

Ada video macecimpedan serta video blog (vlog). Namun ada yang menarik. Video-video musik rap juga bertaburan.

Hampir tiap kelas, mengunggah video musik rap. Lirik yang disusun selalu menyampaikan pesan-pesan protokol kesehatan.

Video rap itu merupakan bagian dari lomba yang dilangsungkan SMPN 1 Singaraja, pada bulan bahasa yang jatuh pada Oktober lalu.

Tengok saja video yang dibuat oleh siswa di kelas IX A1. Liriknya tajam menyampaikan kritik, identik dengan ciri khas musik rap. Lirik ini, misalnya. 

Kesana kemari harus pakai masker/ tentunya ada sisi positif dan negatif// negatifnya apa?/ masih ada yang nggak mematuhi protokol kesehatan/ nongkrong sana sini buat story IG/ nggak pakai masker tanpa mikirin nasib para tenaga medis//.

Meski kritis, mereka juga tak lupa menyelipkan pesan-pesan penerapan protokol kesehatan. Pesan itu disampaikan melalui lirik yang berbunyi Patuhi protokol yang ada/ supaya negara lekas sembuh//.

Kepala SMPN 1 Singaraja Ni Putu Karnadhi mengatakan, lomba itu sengaja digelar sebagai ajang kampanye para siswa dalam pencegahan pandemi.

 Awalnya lomba itu hanya ditujukan pada siswa-siswa di SMPN 1 Singaraja. Saat video diunggah dalam kanal YouTube, ternyata publik yang dijangkau menjadi lebih luas.

Tadinya sempat terpikir untuk membuat lomba ceramah. Namun dalam kondisi kekinian, lomba itu terasa kurang menarik.

“Akhirnya kami lakukan lomba yang lebih dekat dengan anak muda. Salah satunya music rap ini. Jadi mereka menyampaikan kampanye

penerapan protokol kesehatan. Intinya selalu ingat dengan 3M itu. Mencuci tangan, menjaga jarak, dan mengenakan masker,” kata Karnadhi.

Dalam proses penggarapan, siswa dibebaskan menuangkan ide mereka kedalam lirik. Mereka juga diizinkan memilih musik yang cocok.

Dengan catatan musik yang digunakan berstatus bebas dari masalah hak cipta. Setelah video rampung, selanjutnya diunggah pada kanal YouTube SMPN 1 Singaraja.

Setelah diunggah, Karnadhi menyebut respons publik cukup luas. Sebuah video bisa disaksikan lebih dari seribu kali.

Bahkan, ada video yang disaksikan lebih dari 3.000 kali. Padahal, jumlah siswa di SMPN 1 Singaraja hanya 1.008 orang.

Itu berarti video yang diunggah tak hanya disaksikan warga sekolah saja. Namun disaksikan pula oleh warga yang ada di luar sekolah.

“Itu artinya kan sangat efektif sekali kampanye ini. Mereka juga pinta sekali menyusun lirik. Dimana harus penekanan, dimana harus menyampaikan kritik. Ya seperti sudah rapper-rapper di You Tube itu,” tutur Karnadhi.

Lebih lanjut Karnadhi mengungkapkan, ada dampak ganda yang dirasakan. Pertama, siswa dapat memanfaatkan media sosial secara cerdas.

Mereka tidak semata-mata menyaksikan video di YouTube saja. Namun juga bisa membuat koten-konten yang berkualitas.

Selain itu mereka juga bisa melakukan kegiatan literasi. Pesan-pesan yang mereka dapatkan dari hasil membaca dan memahami, disampaikan kembali dalam bentuk lirik musik rap.

“Jadi mereka bisa cerdas melakukan kegiatan sosial media. Sehingga tidak lepas kontrol saat melakukan kegiatan di sosial media.

Apalagi dengan hiruk pikuk di sosial media selama pandemi ini. Makanya perlu pemanfaatan media sosial yang cerdas dan bijak,” katanya.

Tak hanya dengan lomba musik rap saja. Pesan penerapan protokol kesehatan juga diterapkan pada lomba vlog berbahasa inggris.

Harapannya dengan penerapan vlog itu, maka masyarakat dapat melihat penerapan protokol kesehatan yang dilakukan di SMPN 1 Singaraja.

Sehingga nantinya saat proses pembelajaran tatap muka diterapkan, maka orang tua siswa dapat merasa aman dengan penerapan protokol kesehatan tersebut. (*)

 

Siswa di SMPN 1 Singaraja punya cara sendiri menyikapi kondisi pandemi. Mereka menggelar lomba musik rap. Pesan yang disampaikan pun mengarah pada penerapan protokol kesehatan.

 

 

EKA PRASETYA, Singaraja 

KANAL YouTube milik SMPN 1 Singaraja, sejak beberapa pekan terakhir dipenuhi dengan video-video baru. Ada beragam video yang muncul.

Ada video macecimpedan serta video blog (vlog). Namun ada yang menarik. Video-video musik rap juga bertaburan.

Hampir tiap kelas, mengunggah video musik rap. Lirik yang disusun selalu menyampaikan pesan-pesan protokol kesehatan.

Video rap itu merupakan bagian dari lomba yang dilangsungkan SMPN 1 Singaraja, pada bulan bahasa yang jatuh pada Oktober lalu.

Tengok saja video yang dibuat oleh siswa di kelas IX A1. Liriknya tajam menyampaikan kritik, identik dengan ciri khas musik rap. Lirik ini, misalnya. 

Kesana kemari harus pakai masker/ tentunya ada sisi positif dan negatif// negatifnya apa?/ masih ada yang nggak mematuhi protokol kesehatan/ nongkrong sana sini buat story IG/ nggak pakai masker tanpa mikirin nasib para tenaga medis//.

Meski kritis, mereka juga tak lupa menyelipkan pesan-pesan penerapan protokol kesehatan. Pesan itu disampaikan melalui lirik yang berbunyi Patuhi protokol yang ada/ supaya negara lekas sembuh//.

Kepala SMPN 1 Singaraja Ni Putu Karnadhi mengatakan, lomba itu sengaja digelar sebagai ajang kampanye para siswa dalam pencegahan pandemi.

 Awalnya lomba itu hanya ditujukan pada siswa-siswa di SMPN 1 Singaraja. Saat video diunggah dalam kanal YouTube, ternyata publik yang dijangkau menjadi lebih luas.

Tadinya sempat terpikir untuk membuat lomba ceramah. Namun dalam kondisi kekinian, lomba itu terasa kurang menarik.

“Akhirnya kami lakukan lomba yang lebih dekat dengan anak muda. Salah satunya music rap ini. Jadi mereka menyampaikan kampanye

penerapan protokol kesehatan. Intinya selalu ingat dengan 3M itu. Mencuci tangan, menjaga jarak, dan mengenakan masker,” kata Karnadhi.

Dalam proses penggarapan, siswa dibebaskan menuangkan ide mereka kedalam lirik. Mereka juga diizinkan memilih musik yang cocok.

Dengan catatan musik yang digunakan berstatus bebas dari masalah hak cipta. Setelah video rampung, selanjutnya diunggah pada kanal YouTube SMPN 1 Singaraja.

Setelah diunggah, Karnadhi menyebut respons publik cukup luas. Sebuah video bisa disaksikan lebih dari seribu kali.

Bahkan, ada video yang disaksikan lebih dari 3.000 kali. Padahal, jumlah siswa di SMPN 1 Singaraja hanya 1.008 orang.

Itu berarti video yang diunggah tak hanya disaksikan warga sekolah saja. Namun disaksikan pula oleh warga yang ada di luar sekolah.

“Itu artinya kan sangat efektif sekali kampanye ini. Mereka juga pinta sekali menyusun lirik. Dimana harus penekanan, dimana harus menyampaikan kritik. Ya seperti sudah rapper-rapper di You Tube itu,” tutur Karnadhi.

Lebih lanjut Karnadhi mengungkapkan, ada dampak ganda yang dirasakan. Pertama, siswa dapat memanfaatkan media sosial secara cerdas.

Mereka tidak semata-mata menyaksikan video di YouTube saja. Namun juga bisa membuat koten-konten yang berkualitas.

Selain itu mereka juga bisa melakukan kegiatan literasi. Pesan-pesan yang mereka dapatkan dari hasil membaca dan memahami, disampaikan kembali dalam bentuk lirik musik rap.

“Jadi mereka bisa cerdas melakukan kegiatan sosial media. Sehingga tidak lepas kontrol saat melakukan kegiatan di sosial media.

Apalagi dengan hiruk pikuk di sosial media selama pandemi ini. Makanya perlu pemanfaatan media sosial yang cerdas dan bijak,” katanya.

Tak hanya dengan lomba musik rap saja. Pesan penerapan protokol kesehatan juga diterapkan pada lomba vlog berbahasa inggris.

Harapannya dengan penerapan vlog itu, maka masyarakat dapat melihat penerapan protokol kesehatan yang dilakukan di SMPN 1 Singaraja.

Sehingga nantinya saat proses pembelajaran tatap muka diterapkan, maka orang tua siswa dapat merasa aman dengan penerapan protokol kesehatan tersebut. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/