DENPASAR, radarbali.id- Pengurus DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) bergerak cepat menindaklanjuti permintaan Presiden Joko Widodo agar warga LDII ikut menyukseskan vaksinasi dosis ketiga (booster). Hal itu disampaikan Jokowi saat menerima audiensi pengurus DPP LDII di Istana Bogor, belum lama ini.
Menindaklanjuti permintaan Presiden Jokowi, bertempat di Padepokan Persinas ASAD, Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta Timur, Rabu (9/3), Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso didampingi Sekretaris Umum DPP LDII, Dody Taufiq Wijaya memberi contoh langsung menerima vaksin booster.
“Pencapaian vaksinasi dosis 1, dosis 2, dan dosis 3, di sentra vaksin Ponpes Minhaajurosyidin ini mencapai lebih dari 100.000 orang,” ujar Chriswanto di sela-sela vaksinasi.
Dijelaskan Chriswanto, Presiden Jokowi berharap vaksinasi terus dilakukan, khususnya vaksinasi booster. Sejatinya warga LDII se-Indonesia sudah menggelar vaksinasi booster massal sebelum pengurus DPP LDII beraudiensi dengan presiden. Permintaan Presiden Jokowi menjadi penyemangat warga LDII lebih gencar menyukseskan vaksinasi booster.
Selain itu, Presiden juga meminta DPP LDII, membantu penguatan kebangsaan di tengah globalisasi yang mengubah peradaban manusia.
“Kami warga LDII berkomitmen membantu pemerintah dalam menyosialisasikan dan melaksanakan vaksinasi booster. Kami bekerja sama dengan TNI, Polri, pemerintah daerah, Dinkes dan pihak terkait,” imbuh Chriswanto.
Menurut Chriswanto, para ulama LDII memandang vaksin booster merupakan bentuk ikhtiar dalam meningkatkan imunitas tubuh. Lebih jauh lagi, dengan vaksin booster dapat mendorong kebangkitan ekonomi, di tengah kebijakan pemerintah mencabut peraturan PCR atau Antigen bagi pelaku perjalanan domestik.
Chriswanto menilai pencabutan peraturan itu bagus. Tentu pemerintah mengambil suatu kebijakan pasti ada ukuran tersendiri. Ukurannya masyarakat sudah mencapai herd immunity. “Tapi, saya berharap pemerintah selalu mengevaluasi semua keputusan yang diambil. Saya mengatakan bagus karena ini akan meningkatkan kembali ekonomi Indonesia,” tuturnya.
Menurutnya, meski saat ini vaksinasi booster sudah masif dilakukan, namun pemerintah harus selalu mengawasi dan mengontrol masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan (prokes).
“Tentu harus selalu ada evaluasi dari pemerintah, jangan sampai terjadi gelombang keempat. Kemarin gelombang ketiga sudah melampaui gelombang kedua, namun karena penanganannya lebih baik sehingga Bed Occupation Room (BOR) di rumah sakit tidak sampai terlampaui dari gelombang kedua. Ini artinya, kita semakin mampu menangani laju penyebaran Covid-19,” jelasnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat Indonesia, khususnya warga LDII untuk tidak terprovokasi berita bohong terkait vaksinasi dan selalu menerapkan prokes ketat. Menurutnya, jika masyarakat tidak mau menyukseskan vaksin booster akan mengganggu perekonomian Indonesia. Hal itu juga dapat menjaga kesehatan diri sendiri dan tidak membahayakan kesehatan orang lain.
“Jangan sampai melonjak lagi, itu akan mengganggu roda perekonomian. Kita dibebaskan, terbuka tapi tetap harus terkontrol dan terapkan Prokes. Sehingga betul-betul kesehatan warga bisa terjamin dan ekonomi bisa kembali bangkit,” tambahnya.
Gerakan menyukseskan vaksinasi booster ini juga dilakukan pengurus LDII di berbagai daerah se-Indonesia. Salah satunya di Kabupaten Tabanan, Bali.
Pengurus LDII Tabanan tengah menjalin kerja sama dengan Kodim 1619/Tabanan menggelar vaksinasi booster pada Sabtu (12/3).
“Untuk vaksinasi di Tabanan ini menggunakan vaksin jenis Astrazeneca. Selain untuk warga LDII, vaksin juga diperuntukkan warga sekitar gedung Sekretariat LDII Tabanan,” ucap H Deddy Wawan Setiawan, sekretaris DPD LDII Tabanan.
Senada dengan Chriswanto, vaksinasi booster massal akan membentuk kekebalan kelompok, sehingga bisa mengurangi gejala berat paparan Covid-19.