32.8 C
Jakarta
21 November 2024, 16:17 PM WIB

Ogah Terjebak Macet, Warga Pilih Mudik Lebih Awal

NEGARA- Meski hari raya Idul Fitri masih lama, sudah banyak warga yang mudik lebih awal. Terlihat di Pelabuhan Gilimanuk, pelaku perjalan dengan motor dan mobil memilih mudik lebih awal untuk menghindari terjebak macet saat Hari Raya Idul Fitri.

 

Informasi dari para pemudik yang mudik lebih awal, sebagain besar menggunakan motor dan bekerja di perusahaan swasta dan buruh harian lepas. Mereka sengaja pulang mudik lebih awal agar tidak terjebak macet.

 

Seperti diungkapkan Sofyanto, warga asal kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura. Pekerja lepas di Denpasar, itu sengaja mudik lebih awal agar tidak terjebak macet di jalan. “Kalau ngak cepetan pulang mudik takut macet,” ujarnya saat ditemui di Pelabuhan Gilimanuk, Senin (18/4).

 

Apalagi untuk pulang ke kampung halamannya harus menempuh waktu yang jauh. Setelah menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang, masih naik kapal lagi dari Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju kepulauan di sekitar Pulau Madura, salah satunya Pulau Sapeken. “Jarak tempuh masih 12 jam lagi naik kapal. Jumlah kapal juga terbatas,” ungkapnya.

 

Senada diungkapkan Bayu Eko Prasetyo, warga asal Situbondo, Jawa Timur, ini mudik lebih awal karena tempatnya bekerja sebagai tenaga pengajar bimbingan belajar sudah meliburkan pegawai. “Karena sudah libur, pulang lebih awal. Takutnya kena macet kalau sudah mendekati lebaran,” ujarnya.

 

Berdasarkan data, penyeberangan dari Pelabuhan Gilimanuk ada peningkatan arus lalu lintas orang dan kendaraan dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang. Peningkatan terjadi sejak Jumat lalu.

 

Jumlah penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Ketapang, pada hari Jumat (15/4) 9.493 orang, motor 774 unit, roda empat 1.159 unit, bus 107 unit. Sehari kemudian, Sabtu (17/4), jumlahnya naik dengan penumpang 10.473 orang, motor 923 unit, roda empat 1.172 unit dan bus 123 unit.

 

Korsatpel BPTD Gilimanuk I Nyoman Sastrawan mengatakan, melihat data produksi memang ada peningkatan pengguna jasa penyeberangan dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang, baik penumpang, roda dua dan kendaraan pribadi. “Peningkatan belum signifikan. Belum terlalu banyak yang menyerang,” jelansya.

 

Menurutnya, dari analisa yang dilakukan, arus mudik lebaran ini diprediksi akan meningkat pada akhir bulan April ini. Puncaknya diprediksi pada 28 dan 29 April pekan depan. Karena pada akhir bulan ini dari 29 April sudah mulai libur bersama.

 

Mengantispasi terjadinya lonjakan arus mudik nanti, pihaknya memastikan sarana dan prasarana penyeberangan sudah disiapkan oleh pengelola pelabuhan. Jumlah kapal yang ada di selat Bali sebanyak 46 unit. Karena ada kapal yang perawatan, pada waktu normal beroperasi sebanyak 28 unit dengan 8 trip. Jumlah kapal yang beroperasi akan ditambah jika ada peningkatan arus mudik agar tidak terjadi kemacetan.

NEGARA- Meski hari raya Idul Fitri masih lama, sudah banyak warga yang mudik lebih awal. Terlihat di Pelabuhan Gilimanuk, pelaku perjalan dengan motor dan mobil memilih mudik lebih awal untuk menghindari terjebak macet saat Hari Raya Idul Fitri.

 

Informasi dari para pemudik yang mudik lebih awal, sebagain besar menggunakan motor dan bekerja di perusahaan swasta dan buruh harian lepas. Mereka sengaja pulang mudik lebih awal agar tidak terjebak macet.

 

Seperti diungkapkan Sofyanto, warga asal kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura. Pekerja lepas di Denpasar, itu sengaja mudik lebih awal agar tidak terjebak macet di jalan. “Kalau ngak cepetan pulang mudik takut macet,” ujarnya saat ditemui di Pelabuhan Gilimanuk, Senin (18/4).

 

Apalagi untuk pulang ke kampung halamannya harus menempuh waktu yang jauh. Setelah menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang, masih naik kapal lagi dari Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju kepulauan di sekitar Pulau Madura, salah satunya Pulau Sapeken. “Jarak tempuh masih 12 jam lagi naik kapal. Jumlah kapal juga terbatas,” ungkapnya.

 

Senada diungkapkan Bayu Eko Prasetyo, warga asal Situbondo, Jawa Timur, ini mudik lebih awal karena tempatnya bekerja sebagai tenaga pengajar bimbingan belajar sudah meliburkan pegawai. “Karena sudah libur, pulang lebih awal. Takutnya kena macet kalau sudah mendekati lebaran,” ujarnya.

 

Berdasarkan data, penyeberangan dari Pelabuhan Gilimanuk ada peningkatan arus lalu lintas orang dan kendaraan dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang. Peningkatan terjadi sejak Jumat lalu.

 

Jumlah penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Ketapang, pada hari Jumat (15/4) 9.493 orang, motor 774 unit, roda empat 1.159 unit, bus 107 unit. Sehari kemudian, Sabtu (17/4), jumlahnya naik dengan penumpang 10.473 orang, motor 923 unit, roda empat 1.172 unit dan bus 123 unit.

 

Korsatpel BPTD Gilimanuk I Nyoman Sastrawan mengatakan, melihat data produksi memang ada peningkatan pengguna jasa penyeberangan dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang, baik penumpang, roda dua dan kendaraan pribadi. “Peningkatan belum signifikan. Belum terlalu banyak yang menyerang,” jelansya.

 

Menurutnya, dari analisa yang dilakukan, arus mudik lebaran ini diprediksi akan meningkat pada akhir bulan April ini. Puncaknya diprediksi pada 28 dan 29 April pekan depan. Karena pada akhir bulan ini dari 29 April sudah mulai libur bersama.

 

Mengantispasi terjadinya lonjakan arus mudik nanti, pihaknya memastikan sarana dan prasarana penyeberangan sudah disiapkan oleh pengelola pelabuhan. Jumlah kapal yang ada di selat Bali sebanyak 46 unit. Karena ada kapal yang perawatan, pada waktu normal beroperasi sebanyak 28 unit dengan 8 trip. Jumlah kapal yang beroperasi akan ditambah jika ada peningkatan arus mudik agar tidak terjadi kemacetan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/