DENPASARUPDATE.COM – Abdul Kholiq, Kordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) menyebut, selain akan menggelar aksi besar di Jakarta nanti, hasil dari Rakernas yang digelar pada 20-22 September 2022Â juga menghasilkan sejumlah keputusan.
Kholiq mengatakan, Aliansi BEM Seluruh Indonesia Kerakyatan meneguhkan komitmen sebagai elemen yang tidak terpisah dengan kepentingan rakyat. Prinsip dan arah gerak yang berlandaskan Piagam Persatuan BEM SI Kerakyatan yang dideklarasikan di Padang, Sumatera Barat dulu.
“Ini menjadi semangat pembaharu dalam alansi ini. Rekernas Aliansi BEM SI Kerakyatan merupakan wadah merevitalisasi pikiran dan peran mahasiswa guna mendorong terjadinya tranformasi sosial di Indonesia. Oleh karena itu, mahsiswa perlu mengambil posisi sebagai kekuatan Intelektual Transformatif, yaitu gerakan intektual yang mampu melahirkan ide-ide yang lahir dari proses dialektika dengan masyrakatnya, sekaligus terus menerus memperjuangkan gagasan tersebut bersama masyarakat guna mencapai transformasi sosial yang dicita-citakan,” katanya pada Kamis (22/9/2022).
Dikatakannya juga, Aliansi BEM SI Kerakyatan terus membangun gerakan yang substantif, inklusif dan konstruktif berdasarkan intelektualitas. Gerakan melakukan revitalisasi ideologis mahasiswa perlu dilakukan karena masa depan negeri ini membutuhkan keterlibatan mahasiswa dalam berbagai hal.
Mahasiswa perlu mempunyai pandangan, sikap dan tindakan yang didasarkan pada kerangka ideologis. Dalam modal ideologi, dikenal tiga dasar yaitu visi, keyakinan dan nilai.
“Kami menyadari benar bahwa BEM SI sebagai kaum intelektual yang berfungsi sebagai fasilitator aspirasi masyarakat melalui gerakan ekstraparlementer dan menjadi garda terdepan untuk mengawal langsung setiap kebijakan Pemerintah,” tegasnya.
Aliansi BEM SI juga dikatakan harus memastikan kebijakan pemerintah harus berorientasi kepada kedaulatan rakyat. Dalam sistem negara demokrasi keterwakilan, perlu adanya kontrol terhadap kekuasaan. Dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses perumusan hingga implementasi kebijakan oleh pemerintah.
Melalui musyawarah intelektual aliansi BEMSI saat Rakernas, mahasiwa harus mampu mendialogkan gagasannya dengan masyarakatnya agar mampu melahirkan gagasan-gagsan yang berbasis pada kepentingan masyrakatnya, bukan hanya hasil pikiran intelektual mahasiswa semata.
Lanjutnya, juga perlu membangun jaringan dengan sebanyak mungkin kekuatan sosial tanpa terlebih dahulu melakukan apriori, guna mendialogkan dan menyebarkan ide dan gagasanya sekaligus mencari sekutu untuk memperjuangkan ide-ide dan gagasan tersebut, serta terlibat langsung dalam upaya memperkuat pengetahuan rakyat sekaligus membesakan pengetahuan rakyat dari pengetahuan yang menindas sebagai bentuk tanggung jawab seorang intelektual organik.
“Menyikapi persoalan bangsa hari ini, Aliansi BEM SI Kerakyatan akan terus berjuang meneguhkan semangat kedaulatan rakyat dengan menggandeng elemen lain untuk merumuskan Gerakan kolektif yang berorientasi kepada perubahan transformasional serta berdampak kepada masrakayat itu sendiri,” pungkasnya. (i wayan widiyantara/rid)