29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:39 AM WIB

Klaster Sekolah Merebak, Disdikpora Pastikan Tatap Muka Jalan Terus

SINGARAJA– Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng memastikan proses pembelajaran tatap muka akan tetap berjalan. Kendati saat ini klaster sebaran covid-19 di lingkungan sekolah terus merebak.

 

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, saat ini ada 9 sekolah yang menjadi klaster sebaran covid-19. Baik itu yang berbasis di sekolah dasar, SMP, maupun di SMA. Bahkan salah satu sekolah, yakni SMPN 3 Singaraja, harus ditutup sementara waktu untuk menghindari sebaran lebih jauh.

 

Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika yang dikonfirmasi mengaku sebaran kasus covid-19 di tingkat sekolah mengalami peningkatan. Dari hasil identifikasi, kasus terkonfirmasi positif covid-19 telah ditemukan di 9 sekolah.

 

Khusus di SMPN 3 Singaraja, pihaknya telah meminta agar pembelajaran tatap muka dialihkan sementara waktu. “Saat ini dialihkan menjadi pembelajaran daring selama 5×24 jam. Karena di sana ada 13 orang guru dan tenaga kependidikan, termasuk seorang satpam yang terkonfirmasi positif. Karena prevalensi kasus di atas 5 persen, maka kami minta tatap muka dihentikan dulu,” kata Astika.

 

Sementara di sekolah-sekolah lainnya, pembelajaran tatap muka masih tetap berjalan. Sebab prevalensi penularan kasus masih di bawah angka 5 persen. “Kalau toh ditemukan kasus. Hanya ditutup di kelas itu saja. Bukan semua sekolah itu yang ditutup,” imbuh Astika.

 

Astika tak menampik saat ini potensi kemunculan klaster di lingkungan sekolah cukup besar. Meski begitu, pihaknya belum berencana menghentikan proses pembelajaran tatap muka. Sebab mengacu Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, pembelajaran tatap muka masih bisa dilakukan.

 

Saat ini pihaknya fokus melakukan pengetatan penerapan protokol kesehatan. Seperti pengetatan penggunaan masker, mencuci tangan di air mengalir secara berkala, menjaga jarak aman berinteraksi di dalam kelas maupun di luar kelas, serta proses disinfeksi kelas sebelum serta sesudah proses belajar mengajar.

 

“Kami sudah ambil kebijakan menjamin keberlangsung pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah. Manajemen sekolah sudah kami minta agar memperketat protokol kesehatan di sekolah mereka. Supaya tidak terjadi klaster,” tukas Astika.

 

SINGARAJA– Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng memastikan proses pembelajaran tatap muka akan tetap berjalan. Kendati saat ini klaster sebaran covid-19 di lingkungan sekolah terus merebak.

 

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, saat ini ada 9 sekolah yang menjadi klaster sebaran covid-19. Baik itu yang berbasis di sekolah dasar, SMP, maupun di SMA. Bahkan salah satu sekolah, yakni SMPN 3 Singaraja, harus ditutup sementara waktu untuk menghindari sebaran lebih jauh.

 

Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika yang dikonfirmasi mengaku sebaran kasus covid-19 di tingkat sekolah mengalami peningkatan. Dari hasil identifikasi, kasus terkonfirmasi positif covid-19 telah ditemukan di 9 sekolah.

 

Khusus di SMPN 3 Singaraja, pihaknya telah meminta agar pembelajaran tatap muka dialihkan sementara waktu. “Saat ini dialihkan menjadi pembelajaran daring selama 5×24 jam. Karena di sana ada 13 orang guru dan tenaga kependidikan, termasuk seorang satpam yang terkonfirmasi positif. Karena prevalensi kasus di atas 5 persen, maka kami minta tatap muka dihentikan dulu,” kata Astika.

 

Sementara di sekolah-sekolah lainnya, pembelajaran tatap muka masih tetap berjalan. Sebab prevalensi penularan kasus masih di bawah angka 5 persen. “Kalau toh ditemukan kasus. Hanya ditutup di kelas itu saja. Bukan semua sekolah itu yang ditutup,” imbuh Astika.

 

Astika tak menampik saat ini potensi kemunculan klaster di lingkungan sekolah cukup besar. Meski begitu, pihaknya belum berencana menghentikan proses pembelajaran tatap muka. Sebab mengacu Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, pembelajaran tatap muka masih bisa dilakukan.

 

Saat ini pihaknya fokus melakukan pengetatan penerapan protokol kesehatan. Seperti pengetatan penggunaan masker, mencuci tangan di air mengalir secara berkala, menjaga jarak aman berinteraksi di dalam kelas maupun di luar kelas, serta proses disinfeksi kelas sebelum serta sesudah proses belajar mengajar.

 

“Kami sudah ambil kebijakan menjamin keberlangsung pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah. Manajemen sekolah sudah kami minta agar memperketat protokol kesehatan di sekolah mereka. Supaya tidak terjadi klaster,” tukas Astika.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/