25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:38 AM WIB

Mimih, Ada Ratusan Organisasi Terdaftar di Tabanan, yang Aktif Cuma…

TABANAN – Organisasi kemasyarakatan (Ormas) kini banyak bermunculan di Tabanan. Jumlahnya pun tak sedikit, hampir ratusan di Tabanan.

Meski demikian, tidak semua ormas tersebut aktif melakukan kegiatan. Baik dalam di bidang sosial, lingkungan, keagamaan, kesehatan, pendidikan dan segala sektor lainnya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Pelindungan Masyarakat (Kesbangpol Linmas) Tabanan I Gusti Ngurah Agung Suryana mengatakan, hingga saat ini berdasar dokumen yang ada,

sejak tahun 2009 ada sebanyak 136 ormas yang terdaftar, 34 LSM, 24 yayasan, dan 16 perkumpulan atau paguyuban yang terdaftar secara resmi.

Kemudian telah memiliki surat keterangan terdaftar (SKT) dari Kesbangpol Linmas. Itu berdasar Undang-undang No.16 Tahun 2017 tentang penetapan aturan PP No.2 Tahun 2017 atas perubahan PP No.17 Tahun 2013 tentang organisasi masyarakat.

“Kalau (ormas, LSM dan organisasi lainnya-red) tidak terdaftar di Kesbangpol Linmas. Maka pemerintah daerah tidak berhak untuk memfasilitasi mereka ketika membuat sebuah kegiatan atau gerakan.

Misalnya permohonan untuk pengamanan oleh kepolisian atau pihak keamanan yang bernaung dibawah pemerintah.

Hal itu dilakukan untuk mencegah kepentingan suatu golongan yang mengatasnamakan ormas dan LSM,” bebernya.

Ironisnya, berdasar data, jumlah ormas, LSM, yayasan dan perkumpulan yang mencapai ratusan hanya puluhan yang masih aktif.

Kerap kali dilakukan monitoring atau pengawasan. Kadang kala hanya ada papan nama, tapi tidak ada pengurus. Yang lebih parahnya lagi tak memiliki sekretariat atau kantor.

Bahkan tak memiliki pengurus. Sejatinya setiap ormas, perkumpulan, LSM dan yayasan yang sudah terdaftar setiap tahunnya harus melapor ke Kesbangpol Linmas.

Suryana menambahkan, sejauh ini di Tabanan tidak organisasi atau gerakan yang ekstrem (radikalisme). Jika kalau ada di Tabanan justru itu yang menjadi atensi pihaknya.

“Mengantisipasi banyak bermunculan organisasi garis keras, tentu kami tetap harus melakukan pembinaan kepada organisasi

yang sudah ada di Tabanan. Baik pembinaan ideologi, wawasan kebangsaan dan pembinaan lainnya,” tandasnya.

TABANAN – Organisasi kemasyarakatan (Ormas) kini banyak bermunculan di Tabanan. Jumlahnya pun tak sedikit, hampir ratusan di Tabanan.

Meski demikian, tidak semua ormas tersebut aktif melakukan kegiatan. Baik dalam di bidang sosial, lingkungan, keagamaan, kesehatan, pendidikan dan segala sektor lainnya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Pelindungan Masyarakat (Kesbangpol Linmas) Tabanan I Gusti Ngurah Agung Suryana mengatakan, hingga saat ini berdasar dokumen yang ada,

sejak tahun 2009 ada sebanyak 136 ormas yang terdaftar, 34 LSM, 24 yayasan, dan 16 perkumpulan atau paguyuban yang terdaftar secara resmi.

Kemudian telah memiliki surat keterangan terdaftar (SKT) dari Kesbangpol Linmas. Itu berdasar Undang-undang No.16 Tahun 2017 tentang penetapan aturan PP No.2 Tahun 2017 atas perubahan PP No.17 Tahun 2013 tentang organisasi masyarakat.

“Kalau (ormas, LSM dan organisasi lainnya-red) tidak terdaftar di Kesbangpol Linmas. Maka pemerintah daerah tidak berhak untuk memfasilitasi mereka ketika membuat sebuah kegiatan atau gerakan.

Misalnya permohonan untuk pengamanan oleh kepolisian atau pihak keamanan yang bernaung dibawah pemerintah.

Hal itu dilakukan untuk mencegah kepentingan suatu golongan yang mengatasnamakan ormas dan LSM,” bebernya.

Ironisnya, berdasar data, jumlah ormas, LSM, yayasan dan perkumpulan yang mencapai ratusan hanya puluhan yang masih aktif.

Kerap kali dilakukan monitoring atau pengawasan. Kadang kala hanya ada papan nama, tapi tidak ada pengurus. Yang lebih parahnya lagi tak memiliki sekretariat atau kantor.

Bahkan tak memiliki pengurus. Sejatinya setiap ormas, perkumpulan, LSM dan yayasan yang sudah terdaftar setiap tahunnya harus melapor ke Kesbangpol Linmas.

Suryana menambahkan, sejauh ini di Tabanan tidak organisasi atau gerakan yang ekstrem (radikalisme). Jika kalau ada di Tabanan justru itu yang menjadi atensi pihaknya.

“Mengantisipasi banyak bermunculan organisasi garis keras, tentu kami tetap harus melakukan pembinaan kepada organisasi

yang sudah ada di Tabanan. Baik pembinaan ideologi, wawasan kebangsaan dan pembinaan lainnya,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/