SINGARAJA – Direksi RSUD Buleleng mengajukan usulan pembangunan gedung baru pada pemerintah. Gedung baru itu akan difungsikan sebagai layanan rawat jalan dan rawat inap terpadu.
Itu berarti layanan poliklinik, hingga rawat inap pasien, akan dipusatkan dalam satu gedung tersendiri. Selama ini gedung poliklinik RSUD Buleleng terpisah dengan bangunan pendukung.
Gedung layanan poliklinik menjadi satu dengan pusat administrasi perkantoran. Padahal idealnya, bangunan poliklinik bergabung menjadi satu dengan layanan pendukung seperti laboratorium klinik, rontgen, hingga CT-scan.
Direktur RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha mengatakan, pihaknya sudah mengajukan usulan pembangunan gedung baru.
Pendanaan pembangunan itu sedianya akan dibiayai lewat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Tak tanggung-tanggung, biaya yang diajukan mencapai Rp 103,5 miliar.
Arya menyebut akan ada sejumlah perubahan tata letak bangunan di RSUD Buleleng. Terutama pada bangunan-bangunan lama.
Gedung poliklinik serta laboratorium di sisi utara rumah sakit, rencananya akan diratakan. Areal itu akan sepenuhnya dimanfaatkan sebagai areal parkir.
Upaya ini diharapkan bisa menjaga kondisi arus lalu lintas di sepanjang Jalan Ngurah Rai. Selain itu bangunan UGD lama hingga Ruang Anggrek juga akan diratakan.
Bangunan itu akan diganti menjadi gedung poliklinik dan perawatan terpadu. Gedung bukan hanya dimanfaatkan sebagai ruang poliklinik saja.
Layanan akan diintegrasikan dengan ruang pelayanan khusus ibu hamil. Mulai dari perawatan masa kehamilan, persalinan, ruang operasi, hingga ruang pelayanan intensif.
Selain itu di lantai tiga dan lantai empat dimanfaatkan sebagai ruang rawat inap. “Rencananya juga akan kami gunakan sebagai pusat layanan cuci darah.
Sekarang kan kapasitas layanan kita baru 25 orang per ruangan. Nanti bisa meningkat jadi 60 orang. Karena kita lihat sejak 10 tahun terakhir,
tren masyarakat yang membutuhkan layanan cuci darah ini terus meningkat. Makanya fasilitas harus disiapkan, jangan sampai nanti masyarakat tidak dapat layanan,” kata Arya.
Dengan pembenahan alur dan penataan ruang layanan di poliklinik, Arya meyakini kapasitas layanan bisa ditingkatkan.
Ia memperkirakan gedung baru dapat melayani hingga 1.500 orang per hari. Selain itu kualitas layanan juga akan ditingkatkan.
“Beberapa dokter kami di RSUD sudah selesai pendidikan, seperti bedah syaraf dan jantung. Sehingga nanti layanan
yang tersedia makin banyak. Jadi masyarakat tidak perlu jauh ke Denpasar untuk mendapatkan layanan ini,” tukasnya.
Asal tahu saja, rencana pembangunan gedung poliklinik itu akan didanai menggunakan program Pemulihan Ekonomi Nasional.
Pemkab Buleleng mengajukan pinjaman senilai Rp 571 miliar pada PT. Sarana Multi Infrastruktur dan Kementerian Keuangan.
Dari ratusan miliar itu, sebanyak Rp 103,5 miliar diantaranya diajukan untuk pembangunan gedung rawat jalan, rawat inap, dan bangunan penunjang di RSUD Buleleng.