30.2 C
Jakarta
29 April 2024, 22:24 PM WIB

Cuaca Buruk Ganggu Penyeberangan Selat Bali, Antrean Kian Mengular

NEGARA – Cuaca buruk kembali menjadi pemicu penyeberangan di Selat Bali ditutup. Padahal, jalur penyeberangan sedang padat-padatnya selepas libur Panjang akhir tahun.

Seperti yang terlihat, kemarin sore. Akibat cuaca buruk, penyeberangan sementara waktu ditutup. Dampaknya, terjadi antrean Panjang di pintu masuk pelabuhan.

Penutupan sementara penyebrangan di selat Bali itu dilakukan Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar, berawal dari hujan deras disertai angin yang turun mulai sekitar pukul 16.40.

Akibat hujan deras disertai angin kencang dengan kecepatan lebih dari 15 knot itu menimbulkan kabut di selat Bali yang menjadi jalur lintasan kapal yang melayani penyeberangan.

Kabut tebal itu membuat jarak pandang Nahkoda maupun juru mudi kapal sangat terbatas. Kondisi itu sangat membahayakan

pelayaran kapal karena dengan jarak pandang yang pendek, navigasi menjadi terganggu dan bisa mengakibatkan tabrakan antarkapal.

Kapal juga berpotensi hanyut keluar dari lintasan. Untuk meminimalisir resiko terhadap pelayaran kapal ditengah padatnya arus penyebrangan, UPP kemudian memutuskan untukmenutup penyebrangan sementara mulai pukul 16.55.

“Pelayaran kapal kita tunda sementara karena jarak pandang hanya 100 meter, akibat hujan dan kabut dan itu beresiko bagi pelayaran,” ujar Kepal Kantor UPP Kelas III Gilimanuk, Nyoman Suryantha.

Penutupan penyebrangan itu membuat penguna jasa terutama mobil pribadi wisatawan local (wislok) yang balik ke Jawa dengan cepat memenuhi parkir di dalam pelabuhan.

Lantaran kendaraan semakin banyak yang datang, maka antrean diluar pelabuhan tidak bisa dihindari. Hanya berselang setengah jam dari penutupan ekor antrean sudah sampai di pertigan masuk terminal manuver.

Memang cuaca buruk yang menganggu pelayaran tidak lama terjadi. Sekitar pukul 17.30 penyeberangan kembali dibuka Karena cuaca sudah membaik.

Meski kapal-kapal yang dioperasikan kembali melayani penyebrangan, namun antrean kendaraan msih terus berlanjut.

Bahkan semakin malam ekor antrean semakin panjang. Sekitar pukul 20.00 ekor antrean kendaraan campuran, baik mobil pribadi,

angkutan umum seperti bus AKAP dan travel serta truk sudah sampai di depan kantor PDAM Gilimanuk atau dua kilometer dari pelabuhan.

“Mudah-mudahan antrean ini tidak lama sehingga saya bisa sampai sebelum subuh di rumah. Karena Rabu saya sudah harus kerja,” ujar Adi, Wislok asal Situbondo.

Pergerakan antrean kendaraan itu memang cukup cepat namun karena kendaraan yang datang terus mengalir maka ekor antrean tetap panjang.

Baru sekitar pukul 22.00 ekor antrean perlahan semakin pendek dan sekitar pukul 01.00 semua kendaraan sudah masuk ke pelabuhan.

Dari data penyebrangan di ASDP jumlah mobil campuran yang menyebrang ke Jawa sejak Selasa hingga Rabu (2/1) pagi

jumlah penumpang yang menyeberang ke Jawa mencapai 65.816 orang, sepeda motor 6.258 unit dan mobil campuran sebanyak 8.696 unit.

“Antrean memang sempat terjadi. Namun pergerakanya cukup lancar karena kapal-kapal yang kita operasikan memiliki daya muat yang cukup besar,” ujar GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang- Gilimanuk, Solikin. 

NEGARA – Cuaca buruk kembali menjadi pemicu penyeberangan di Selat Bali ditutup. Padahal, jalur penyeberangan sedang padat-padatnya selepas libur Panjang akhir tahun.

Seperti yang terlihat, kemarin sore. Akibat cuaca buruk, penyeberangan sementara waktu ditutup. Dampaknya, terjadi antrean Panjang di pintu masuk pelabuhan.

Penutupan sementara penyebrangan di selat Bali itu dilakukan Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar, berawal dari hujan deras disertai angin yang turun mulai sekitar pukul 16.40.

Akibat hujan deras disertai angin kencang dengan kecepatan lebih dari 15 knot itu menimbulkan kabut di selat Bali yang menjadi jalur lintasan kapal yang melayani penyeberangan.

Kabut tebal itu membuat jarak pandang Nahkoda maupun juru mudi kapal sangat terbatas. Kondisi itu sangat membahayakan

pelayaran kapal karena dengan jarak pandang yang pendek, navigasi menjadi terganggu dan bisa mengakibatkan tabrakan antarkapal.

Kapal juga berpotensi hanyut keluar dari lintasan. Untuk meminimalisir resiko terhadap pelayaran kapal ditengah padatnya arus penyebrangan, UPP kemudian memutuskan untukmenutup penyebrangan sementara mulai pukul 16.55.

“Pelayaran kapal kita tunda sementara karena jarak pandang hanya 100 meter, akibat hujan dan kabut dan itu beresiko bagi pelayaran,” ujar Kepal Kantor UPP Kelas III Gilimanuk, Nyoman Suryantha.

Penutupan penyebrangan itu membuat penguna jasa terutama mobil pribadi wisatawan local (wislok) yang balik ke Jawa dengan cepat memenuhi parkir di dalam pelabuhan.

Lantaran kendaraan semakin banyak yang datang, maka antrean diluar pelabuhan tidak bisa dihindari. Hanya berselang setengah jam dari penutupan ekor antrean sudah sampai di pertigan masuk terminal manuver.

Memang cuaca buruk yang menganggu pelayaran tidak lama terjadi. Sekitar pukul 17.30 penyeberangan kembali dibuka Karena cuaca sudah membaik.

Meski kapal-kapal yang dioperasikan kembali melayani penyebrangan, namun antrean kendaraan msih terus berlanjut.

Bahkan semakin malam ekor antrean semakin panjang. Sekitar pukul 20.00 ekor antrean kendaraan campuran, baik mobil pribadi,

angkutan umum seperti bus AKAP dan travel serta truk sudah sampai di depan kantor PDAM Gilimanuk atau dua kilometer dari pelabuhan.

“Mudah-mudahan antrean ini tidak lama sehingga saya bisa sampai sebelum subuh di rumah. Karena Rabu saya sudah harus kerja,” ujar Adi, Wislok asal Situbondo.

Pergerakan antrean kendaraan itu memang cukup cepat namun karena kendaraan yang datang terus mengalir maka ekor antrean tetap panjang.

Baru sekitar pukul 22.00 ekor antrean perlahan semakin pendek dan sekitar pukul 01.00 semua kendaraan sudah masuk ke pelabuhan.

Dari data penyebrangan di ASDP jumlah mobil campuran yang menyebrang ke Jawa sejak Selasa hingga Rabu (2/1) pagi

jumlah penumpang yang menyeberang ke Jawa mencapai 65.816 orang, sepeda motor 6.258 unit dan mobil campuran sebanyak 8.696 unit.

“Antrean memang sempat terjadi. Namun pergerakanya cukup lancar karena kapal-kapal yang kita operasikan memiliki daya muat yang cukup besar,” ujar GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang- Gilimanuk, Solikin. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/