28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:52 AM WIB

Gaji Pas-pasan, Tak Mampu Beli HP, Respon Guru SMP 3 Selat Mengejutkan

AMLAPURA – Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) membuat proses belajar mengajar siswa di Karangasem belum normal. 

Siswa terpaksa belajar secara daring. Para guru menyiapkan bahan dan siswa mengerjakan tugas-tugas tersebut dari rumah.

Berbagai persoalan dan keluhan muncul ketika belajar secara daring. Orang tua siswa mengaku keberatan karena harus mendampingi anak-anaknya belajar. 

Alasannya karena mereka sudah membayar uang sekolah dan yang lainya. Selain itu, orang tua juga punya kesibukan sendiri. 

Biaya paket data pun jadi masalah baru. Bahkan biaya membengkak. Belum lagi siswa juga harus berbagai HP dengan orang tuanya.

Ternyata, kesulitan tidak hanya dialami orang tua dan siswa ketika belajar secara daring. Sebagian guru juga ada yang kesulitan dengan sistem belajar tersebut.

Karena untuk bisa memberikan tugas kepada anak didiknya guru juga wajib memiliki ponsel android.

Salah satu guru SMPN 3 Selat, Karangasem I Made Bandem Sumiasa,  misalnya. Dia mengalami kendala dengan sistem pembelajaran secara daring. 

Guru kontrak di Dinas Pendidikan Karangasem ini tidak memiliki HP android dalam mendukung aktivitasnya.

Bandem mengaku tidak mampu membeli ponsel android yang harganya cukup mahal. Guru berusia 39 tahun asal Banjar Dinas Juwuk Legi, Duda Timur, Selat, Karangasem ini juga mengaku penghasilanya selama ini hanya pas-pasan. 

Gaji sebagai guru kontrak sudah habis untuk kebutuhan lainnya. Bahkan, gaji juga terkadang tidak cukup sampai sebulan. 

Melihat kondisi rekanya seperti itu para guru lainya pun iba. Mereka membantu  Made Bandem. 

Secara diam-diam beberapa guru langsung melakukan patungan mengumpulkan uang untuk membelikan ponsel android. 

Bandem selama ini memang dikenal sebagai guru yang rajin. Dia mengabdi sejak sekolah ini berdiri, sudah  11 tahun. 

“Ya kami para guru melakukan aksi solidaritas untuk membantu Pak Bandem,” ujar salah satu guru SMPN 3 Selat I Wayan Ardana.

Dengan bantuan ponsel android diharapkan Made Bandem bisa mengajar seperti guru lainnya dengan memberikan tugas kepada anak didik. 

Ardana merupakan guru yang punya inisiatif melakukan penggalangan dana dengan menyampaikan gagasan tersebut kepada rekan-rekanya.

Patungan juga dilakukan oleh staf selain seluruh guru. Sehingga terkumpul uang Rp 3 juta dan cukup untuk membeli ponsel android. 

Begitu uang terkumpul beberapa rekan guru mengantar Bandem untuk membeli HP. “Pak Bandem kerap menolong kami juga karena pintar IT,” ujar Ayu Lestari, guru kontrak lainnya di SMPN 3 Selat. 

AMLAPURA – Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) membuat proses belajar mengajar siswa di Karangasem belum normal. 

Siswa terpaksa belajar secara daring. Para guru menyiapkan bahan dan siswa mengerjakan tugas-tugas tersebut dari rumah.

Berbagai persoalan dan keluhan muncul ketika belajar secara daring. Orang tua siswa mengaku keberatan karena harus mendampingi anak-anaknya belajar. 

Alasannya karena mereka sudah membayar uang sekolah dan yang lainya. Selain itu, orang tua juga punya kesibukan sendiri. 

Biaya paket data pun jadi masalah baru. Bahkan biaya membengkak. Belum lagi siswa juga harus berbagai HP dengan orang tuanya.

Ternyata, kesulitan tidak hanya dialami orang tua dan siswa ketika belajar secara daring. Sebagian guru juga ada yang kesulitan dengan sistem belajar tersebut.

Karena untuk bisa memberikan tugas kepada anak didiknya guru juga wajib memiliki ponsel android.

Salah satu guru SMPN 3 Selat, Karangasem I Made Bandem Sumiasa,  misalnya. Dia mengalami kendala dengan sistem pembelajaran secara daring. 

Guru kontrak di Dinas Pendidikan Karangasem ini tidak memiliki HP android dalam mendukung aktivitasnya.

Bandem mengaku tidak mampu membeli ponsel android yang harganya cukup mahal. Guru berusia 39 tahun asal Banjar Dinas Juwuk Legi, Duda Timur, Selat, Karangasem ini juga mengaku penghasilanya selama ini hanya pas-pasan. 

Gaji sebagai guru kontrak sudah habis untuk kebutuhan lainnya. Bahkan, gaji juga terkadang tidak cukup sampai sebulan. 

Melihat kondisi rekanya seperti itu para guru lainya pun iba. Mereka membantu  Made Bandem. 

Secara diam-diam beberapa guru langsung melakukan patungan mengumpulkan uang untuk membelikan ponsel android. 

Bandem selama ini memang dikenal sebagai guru yang rajin. Dia mengabdi sejak sekolah ini berdiri, sudah  11 tahun. 

“Ya kami para guru melakukan aksi solidaritas untuk membantu Pak Bandem,” ujar salah satu guru SMPN 3 Selat I Wayan Ardana.

Dengan bantuan ponsel android diharapkan Made Bandem bisa mengajar seperti guru lainnya dengan memberikan tugas kepada anak didik. 

Ardana merupakan guru yang punya inisiatif melakukan penggalangan dana dengan menyampaikan gagasan tersebut kepada rekan-rekanya.

Patungan juga dilakukan oleh staf selain seluruh guru. Sehingga terkumpul uang Rp 3 juta dan cukup untuk membeli ponsel android. 

Begitu uang terkumpul beberapa rekan guru mengantar Bandem untuk membeli HP. “Pak Bandem kerap menolong kami juga karena pintar IT,” ujar Ayu Lestari, guru kontrak lainnya di SMPN 3 Selat. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/