26.8 C
Jakarta
12 September 2024, 21:45 PM WIB

Ngamuk Sambil Pegang Pisau, Riwayat ODGJ Wayan Sukarma Bikin Kasihan

GIANYAR  – Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), I Wayan Sukarma, 33, mendadak kumat. Dia mengamuk ngomel-ngomel sambil memegang pisau.

Akhirnya, pada Rabu sore (2/10) sekitar pukul 15.00, Sukarma amankan di rumahnya di Banjar Tubuh, Desa/Kecamatan Blahbatuh.

Menurut Anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Gianyar Wayan Nasta, petugas mendapat laporan Rabu sore. Kemudian, Nasta bersama regu I langsung menuju Banjar Tubuh.

“Dia awalnya dilaporkan ke polisi karena mengamuk, menganggu keluarganya sendiri,” ujar Nasta, Kamis (3/10) kemarin.

Dari Kantor Polisi, laporan itu diteruskan ke Kantor Satpol PP Gianyar. “Akhirnya kami cari ke rumahnya.

Dia dibilang berbahaya, karena bawa temutik (sejenis pisau, red),” ujarnya. Saat dicari Satpol PP, Sukarma sedang berada di dapur.

“Waktu sampai di rumahnya, keluarganya tidak ada yang berani mendekatinya. Katanya dia (Sukarma, red) di dapur, katanya mau makan. Tapi, dia sudah bawa temutik,” jelasnya.

Nasta yang spesialis penjinak ODGJ langsung mencari Sukarma ke dapur. “Sama saya tidak kenapa-napa dia. Saya bujuk, jangan ngamuk ya. Ayo ikut ke rumah sakit,” jelasnya.

Bujukan Nasta itu langsung membuat Sukarma luluh. Pisau yang sempat dipegangnya langsung diletakkan tanpa syarat.

“Langsung kami bawa ke RS Jiwa. Tidak ke kantor lagi. Langsung sampai Bangli sekitar jam enam sore,” pungkasnya.

Sukarma sendiri memiliki gen ODGJ. Ayahnya juga seorang ODGJ. Namun, kondisi ayahnya sudah membaik. Kini ayahnya sudah bisa bekerja ke sawah.

Sementara itu, Kepala Satpol PP, Made Watha, menambahkan, Sukarma hanya berteriak-teriak saja. “Tidak ada benda yang dirusak dan tidak ada yang dilukai,” jelasnya.

Hanya saja, keluarganya khawatir dengan ulah Sukarma. Watha mengaku, sebulan terakhir, terhitung dari September lalu sudah ada 5 ODGJ yang diamankan.

“September ada empat. Tiga lokal dan satu bule. Untuk bulan ini baru satu, yaitu orang lokal,” jelas Watha.

Watha menambahkan, saat mengamankan ODGJ pasti mengajak tim dari dinas terkait. Terutama dari dinas kesehatan.

“Setelah dicek tim. Langsung ambil tindakan. Biasanya dikirim langsung ke RSJ Bali yang ada di Bangli,” pungkasnya. 

GIANYAR  – Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), I Wayan Sukarma, 33, mendadak kumat. Dia mengamuk ngomel-ngomel sambil memegang pisau.

Akhirnya, pada Rabu sore (2/10) sekitar pukul 15.00, Sukarma amankan di rumahnya di Banjar Tubuh, Desa/Kecamatan Blahbatuh.

Menurut Anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Gianyar Wayan Nasta, petugas mendapat laporan Rabu sore. Kemudian, Nasta bersama regu I langsung menuju Banjar Tubuh.

“Dia awalnya dilaporkan ke polisi karena mengamuk, menganggu keluarganya sendiri,” ujar Nasta, Kamis (3/10) kemarin.

Dari Kantor Polisi, laporan itu diteruskan ke Kantor Satpol PP Gianyar. “Akhirnya kami cari ke rumahnya.

Dia dibilang berbahaya, karena bawa temutik (sejenis pisau, red),” ujarnya. Saat dicari Satpol PP, Sukarma sedang berada di dapur.

“Waktu sampai di rumahnya, keluarganya tidak ada yang berani mendekatinya. Katanya dia (Sukarma, red) di dapur, katanya mau makan. Tapi, dia sudah bawa temutik,” jelasnya.

Nasta yang spesialis penjinak ODGJ langsung mencari Sukarma ke dapur. “Sama saya tidak kenapa-napa dia. Saya bujuk, jangan ngamuk ya. Ayo ikut ke rumah sakit,” jelasnya.

Bujukan Nasta itu langsung membuat Sukarma luluh. Pisau yang sempat dipegangnya langsung diletakkan tanpa syarat.

“Langsung kami bawa ke RS Jiwa. Tidak ke kantor lagi. Langsung sampai Bangli sekitar jam enam sore,” pungkasnya.

Sukarma sendiri memiliki gen ODGJ. Ayahnya juga seorang ODGJ. Namun, kondisi ayahnya sudah membaik. Kini ayahnya sudah bisa bekerja ke sawah.

Sementara itu, Kepala Satpol PP, Made Watha, menambahkan, Sukarma hanya berteriak-teriak saja. “Tidak ada benda yang dirusak dan tidak ada yang dilukai,” jelasnya.

Hanya saja, keluarganya khawatir dengan ulah Sukarma. Watha mengaku, sebulan terakhir, terhitung dari September lalu sudah ada 5 ODGJ yang diamankan.

“September ada empat. Tiga lokal dan satu bule. Untuk bulan ini baru satu, yaitu orang lokal,” jelas Watha.

Watha menambahkan, saat mengamankan ODGJ pasti mengajak tim dari dinas terkait. Terutama dari dinas kesehatan.

“Setelah dicek tim. Langsung ambil tindakan. Biasanya dikirim langsung ke RSJ Bali yang ada di Bangli,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/