RadarBali.com – Bertepatan dengan hari purnama sasih keenam, Minggu (3/12), Ida Pedanda Gde Ketut Keniten, 80 asal Griya Jumpung Anyar, Desa Dawan Klod berpulang sekitar pukul 01.15.
Sulinggih yang dulu sepat menjadi anggota DPRD Klungkung dua periode, yaitu tahun 1973-1983 ini sebelum mengembuskan nafas terakhir sempat dirawat di RSUD Klungkung karena mengalami sesak napas.
Ida Bagus Gde Mahendra Darma Putra, putra sulung Ida Pedanda Gde Ketut Keniten mengungkapkan, tokoh agama pemrakarsa pembangunan Pura Griya Giri Taksu Dwijendra
di atas bantaran Sungai Unda sempat dilarikan ke RSUD Klungkung karena mengalami sesak napas pada Sabtu (2/12) sekitar pukul 23.00.
Namun karena mengalami komplikasi, akhirnya Sulinggih yang juga merupakan pensiunan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karangasem itu akhirnya dirujuk ke RS Sanglah.
“Tidak lama dirawat di RS Sanglah. Berpulang sekitar pukul 01.15,” katanya. Menurut Putra, sulinggih yang aktif menulis buku itu sudah lama menderita diabetes dan mulai mengalami gangguan kesehatan sejak seminggu yang lalu.
Sementara itu, salah seorang nanak Ida Pedanda Gde Ketut Keniten, Ida Pedanda Gde Karang Putra Keniten mengungkapkan
bahwa Ida Pedanda Gde Ketut Keniten yang dikenal bersahaja dan ceria itu tidak pernah mengeluh sakit kepada nanak-nanaknya.
“Setiap bulan saat nanak beliau berkumpul, beliau dengan wajah ceria memberikan bimbingan agar kami nanak-nanaknya tetap berjalan sesuai sastra, dengan Desa Kala Patranya.
Sama sekali menunjukkan tanda- tanda sakit,” ungkap Ida Pedanda Gde Karang Putra Keniten asal Griya Satria Klungkung.
Untuk diketahui, Ida Pedanda Gde Ketut Keniten memiliki 11 nanak yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di Bali.
Terkait prosesi upacara pelebon, baru akan dibahas oleh semua nanaknya hari ini. “Besok baru akan dibahas setelah semua nanak beliau kumpul,” kata Ida Bagus Darma Putra.