28.7 C
Jakarta
9 November 2024, 1:05 AM WIB

Ganti Sambungan Pipa, 15 Ribu Pelanggan di Klungkung Terkena Dampak

SEMARAPURA – Jaringan induk mata air Rendang milik PDAM Tirta Mahottama Kabupaten Klungkung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem rawan kebocoran.

Itu terjadi setelah penarikan air dengan sistem gravitasi diubah menjadi sistem perpompaan akibat terkena dampak erupsi Gunung Agung.

Untuk mencegah kembali terjadinya kebocoran jaringan yang menyebabkan gangguan layanan, maka akan dilakukan pergantian sambungan pipa yang dirasa jauh lebih kuat hari ini.

Dirut PDAM Tirta Mahottama Klungkung, Nyoman Renin Suyasa mengungkapkan, mata air Rendang merupakan sumber mata air terbesar yang dimiliki PDAM Tirta Mahottama Klungkung.

Dengan kapasitas produksi sekitar 127 liter per detik, ada sebanyak 15 ribu sambungan rumah yang dilayani memanfaatkan mata air Rendang.

“Kapasitas mata air Rendang ini memang yang paling besar. Sambungan rumah yang memanfaatkan sumber mata air ini tersebar mulai dari Kota Semarapura, Desa Tihingan, Takmung, Kamasan, Gelgel dan lainnya,” ujarnya.

Namun, lantaran sapuan material erupsi Gunung Agung beberapa tahun lalu, pihaknya terpaksa mengganti sistem penarikan air di mata air Rendang yang sebelumnya dengan sistem gravitasi menjadi sistem perpompaan.

Menurutnya, ada kekurangan dengan penerapan sistem perpompaan. Selain biaya operasional menjadi jauh lebih tinggi lantaran sistem perpompaan membutuhkan listrik saat menarik air.

Menurutnya sambungan pipa juga lebih rawan bocor akibat getaran yang ditimbulkan sistem tersebut.

“Terutamanya saat listrik mati, itu akan terjadi tekanan balik dan menimbulkan getaran saat listrik kembali hidup. Saat bergetar itulah pipa HDPE yang kami gunakan rawan bocor,” katanya.

Diungkapkannya, sudah dua kali terjadinya kebocoran setelah sistem perpompaan diterapkan.

Sehingga 15 ribu pelanggan tidak dapat menikmati air PDAM Klungkung selama beberapa hari akibat terjadinya kebocoran tersebut.

“Jadi cukup mengganggu layanan kami ke masyarakat,” terangnya. Untuk itu, dia berencana mengganti sambungan pipa yang sebelumnya merupakan pipa HDPE menjadi pipa besi atau GWI hari ini (5/10).

Menurutnya, dengan penggunaan pipa GWI, sambungan akan jauh lebih kuat dan tidak mudah bocor.

“Besok akan kami lakukan pergantian sambungan pipa, mulai pagi hingga sore hari. Ditambah waktu normalisasi, air bisa kembali

mengalir ke rumah-rumah pelanggan mulai Selasa (6/10). Mudah-mudahan dengan pergantian itu, tidak kembali terjadi kebocoran,” tandasnya.

SEMARAPURA – Jaringan induk mata air Rendang milik PDAM Tirta Mahottama Kabupaten Klungkung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem rawan kebocoran.

Itu terjadi setelah penarikan air dengan sistem gravitasi diubah menjadi sistem perpompaan akibat terkena dampak erupsi Gunung Agung.

Untuk mencegah kembali terjadinya kebocoran jaringan yang menyebabkan gangguan layanan, maka akan dilakukan pergantian sambungan pipa yang dirasa jauh lebih kuat hari ini.

Dirut PDAM Tirta Mahottama Klungkung, Nyoman Renin Suyasa mengungkapkan, mata air Rendang merupakan sumber mata air terbesar yang dimiliki PDAM Tirta Mahottama Klungkung.

Dengan kapasitas produksi sekitar 127 liter per detik, ada sebanyak 15 ribu sambungan rumah yang dilayani memanfaatkan mata air Rendang.

“Kapasitas mata air Rendang ini memang yang paling besar. Sambungan rumah yang memanfaatkan sumber mata air ini tersebar mulai dari Kota Semarapura, Desa Tihingan, Takmung, Kamasan, Gelgel dan lainnya,” ujarnya.

Namun, lantaran sapuan material erupsi Gunung Agung beberapa tahun lalu, pihaknya terpaksa mengganti sistem penarikan air di mata air Rendang yang sebelumnya dengan sistem gravitasi menjadi sistem perpompaan.

Menurutnya, ada kekurangan dengan penerapan sistem perpompaan. Selain biaya operasional menjadi jauh lebih tinggi lantaran sistem perpompaan membutuhkan listrik saat menarik air.

Menurutnya sambungan pipa juga lebih rawan bocor akibat getaran yang ditimbulkan sistem tersebut.

“Terutamanya saat listrik mati, itu akan terjadi tekanan balik dan menimbulkan getaran saat listrik kembali hidup. Saat bergetar itulah pipa HDPE yang kami gunakan rawan bocor,” katanya.

Diungkapkannya, sudah dua kali terjadinya kebocoran setelah sistem perpompaan diterapkan.

Sehingga 15 ribu pelanggan tidak dapat menikmati air PDAM Klungkung selama beberapa hari akibat terjadinya kebocoran tersebut.

“Jadi cukup mengganggu layanan kami ke masyarakat,” terangnya. Untuk itu, dia berencana mengganti sambungan pipa yang sebelumnya merupakan pipa HDPE menjadi pipa besi atau GWI hari ini (5/10).

Menurutnya, dengan penggunaan pipa GWI, sambungan akan jauh lebih kuat dan tidak mudah bocor.

“Besok akan kami lakukan pergantian sambungan pipa, mulai pagi hingga sore hari. Ditambah waktu normalisasi, air bisa kembali

mengalir ke rumah-rumah pelanggan mulai Selasa (6/10). Mudah-mudahan dengan pergantian itu, tidak kembali terjadi kebocoran,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/