29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:01 AM WIB

Terkendala Awig-awig, Istri Bupati Bangli Dikubur Sore Ini di Bunutin

BANGLI – Bertahun-tahun berjuang melawan penyakit kanker, istri bupati Bangli, Ni Luh Putu Erik Wiriani, akhirnya mengembuskan napas terakhir di usia 55 tahun.

Wiriani meninggal dunia Kamis pagi (6/9) kemarin pukul 04.30 di RS Sanglah Denpasar.

Kepala Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani, I Made Subrata, yang juga adik kandung Bupati Bangli I Made Gianyar menyatakan, setelah tiba di rumah, pada pukul 12.00 Wita, akan berlangsung upacara nyiramin atau memandikan jenazah.

“Kemudian pukul empat (16.00, red) diberangkatkan dari rumah duka menuju kuburan desa adat Bunutin untuk mekinsan (penguburan, red),” jelasnya.

Mekinsan ini termasuk kategori biasa, atau belum tergolong upacara penguburan penuh. “Untuk upacara Ngurug (upacara lengkap, red) akan dilanjutkan 19 September,” jelasnya.

Kata dia, istri bupati dikubur sesuai dengan adat di Desa Bunutin. Untuk pengabenan di Desa Bunutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali, sesuai awig-awig desa pakraman setempat.

Almarhum Wiriani lahir di Bangli 10 Oktober 1963. Sarjana hukum lulusan 1989 itu menjadi Pegawai Negeri Sipil pada 1992 lalu.

Selama mengabdi, almarhum sempat menjadi Kabid Pemerintahan Badan Pengawas Daerah, lalu menjadi Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

Terakhir bertugas sebagai staf ahli bidang kemasyarakatan dan SDM. Almarhum Wiriani meninggalkan seorang suami, I Made Gianyar dan dua orang anak, Ananta Wicaksana dan Cintya Wulandari. 

BANGLI – Bertahun-tahun berjuang melawan penyakit kanker, istri bupati Bangli, Ni Luh Putu Erik Wiriani, akhirnya mengembuskan napas terakhir di usia 55 tahun.

Wiriani meninggal dunia Kamis pagi (6/9) kemarin pukul 04.30 di RS Sanglah Denpasar.

Kepala Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani, I Made Subrata, yang juga adik kandung Bupati Bangli I Made Gianyar menyatakan, setelah tiba di rumah, pada pukul 12.00 Wita, akan berlangsung upacara nyiramin atau memandikan jenazah.

“Kemudian pukul empat (16.00, red) diberangkatkan dari rumah duka menuju kuburan desa adat Bunutin untuk mekinsan (penguburan, red),” jelasnya.

Mekinsan ini termasuk kategori biasa, atau belum tergolong upacara penguburan penuh. “Untuk upacara Ngurug (upacara lengkap, red) akan dilanjutkan 19 September,” jelasnya.

Kata dia, istri bupati dikubur sesuai dengan adat di Desa Bunutin. Untuk pengabenan di Desa Bunutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali, sesuai awig-awig desa pakraman setempat.

Almarhum Wiriani lahir di Bangli 10 Oktober 1963. Sarjana hukum lulusan 1989 itu menjadi Pegawai Negeri Sipil pada 1992 lalu.

Selama mengabdi, almarhum sempat menjadi Kabid Pemerintahan Badan Pengawas Daerah, lalu menjadi Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

Terakhir bertugas sebagai staf ahli bidang kemasyarakatan dan SDM. Almarhum Wiriani meninggalkan seorang suami, I Made Gianyar dan dua orang anak, Ananta Wicaksana dan Cintya Wulandari. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/