29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:54 AM WIB

Awas, Siklus 3 Tahun, Kasus DBD di Klungkung Meningkat Dua Kali Lipat

SEMARAPURA – Memasuki siklus tiga tahunan, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klungkung tahun 2019 ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Kasus DBD tahun ini mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan tahun 2018. Menurut Kepala Seksi Penanganan Penyakit Menular (P2M)

Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung Putu Juniarta, jumlah kasus DBD di Kabupaten Klungkung sejak 1 Januari – 4 September mencapai 292 kasus.

Jika dibandingkan tahun sebelum-sebelumnya, kasus DBD tahun ini mengalami peningkatan cukup signifikan.

“Total kasus DBD di Kabupaten Klungkung tahun 2017, itu ada sebanyak 219 kasus DBD. Kemudian jumlahnya menurun di tahun 2018, yakni total sebanyak 147 kasus,” bebernya.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, I Wayan Karyana menambahkan,

meski mengalami peningkatan kasus dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah kasus DBD di Klungkung saat ini masih dalam batas wajar dan masih bisa ditangani.

“Jadi, belum termasuk kasus luar biasa,” ujarnya. Peningkatan kasus DBD di tahun 2019 ini, menurutnya, sudah terjadi sejak bulan Januari.

Meningkatnya, jumlah kasus DBD di tahun 2019 ini dibandingkan tahun 2018 lalu, itu lantaran tahun 2019 masuk siklus tiga tahunan DBD.

“Dulu siklus DBD kan lima tahunan, sekarang tiga tahun. Saat siklus tiga tahun ini, kasus DBD akan mengalami peningkatan,” ujarnya.

Adapun upaya penanganan yang dilakukan untuk menekan jumlah kasus DBD di wilayah terjadinya kasus DBD pada utamanya, yakni pemeriksaan sarang nyamuk, abatisasi, dan juga fogging.

“Fogging bisa dilakukan jika ditemukan adanya warga yang panas minimal tiga orang di wilayah adanya kasus.

Dan, jika ditemukan minimal satu kasus DBD lagi di wilayah adanya kasus DBD tersebut, fogging bisa dilakukan,” terangnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Klungkung, dr. I Nyoman Kesuma yang dikonfirmasi terpisah mengungkapkan hal serupa.

Menurutnya, jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD Klungkung sejak awal tahun hingga saat mengalami peningkatan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pihaknya mencatat ada sebanyak 376 pasien yang dirawat akibat Demam Berdarah (DB) dan DBD mulai Januari – Agustus 2019.

“Bulan Mei paling banyak pasien DB dan DBD, yakni 73 pasien. Peningkatan kasus DBD di tahun ini kemungkinan karena di musim kemarau saat ini masih turun hujan.

Hujan sehari dilanjutkan dengan panas terik setelahnya, membuat nyamuk lebih cepat berkembang biak,” katanya. 

SEMARAPURA – Memasuki siklus tiga tahunan, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klungkung tahun 2019 ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Kasus DBD tahun ini mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan tahun 2018. Menurut Kepala Seksi Penanganan Penyakit Menular (P2M)

Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung Putu Juniarta, jumlah kasus DBD di Kabupaten Klungkung sejak 1 Januari – 4 September mencapai 292 kasus.

Jika dibandingkan tahun sebelum-sebelumnya, kasus DBD tahun ini mengalami peningkatan cukup signifikan.

“Total kasus DBD di Kabupaten Klungkung tahun 2017, itu ada sebanyak 219 kasus DBD. Kemudian jumlahnya menurun di tahun 2018, yakni total sebanyak 147 kasus,” bebernya.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, I Wayan Karyana menambahkan,

meski mengalami peningkatan kasus dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah kasus DBD di Klungkung saat ini masih dalam batas wajar dan masih bisa ditangani.

“Jadi, belum termasuk kasus luar biasa,” ujarnya. Peningkatan kasus DBD di tahun 2019 ini, menurutnya, sudah terjadi sejak bulan Januari.

Meningkatnya, jumlah kasus DBD di tahun 2019 ini dibandingkan tahun 2018 lalu, itu lantaran tahun 2019 masuk siklus tiga tahunan DBD.

“Dulu siklus DBD kan lima tahunan, sekarang tiga tahun. Saat siklus tiga tahun ini, kasus DBD akan mengalami peningkatan,” ujarnya.

Adapun upaya penanganan yang dilakukan untuk menekan jumlah kasus DBD di wilayah terjadinya kasus DBD pada utamanya, yakni pemeriksaan sarang nyamuk, abatisasi, dan juga fogging.

“Fogging bisa dilakukan jika ditemukan adanya warga yang panas minimal tiga orang di wilayah adanya kasus.

Dan, jika ditemukan minimal satu kasus DBD lagi di wilayah adanya kasus DBD tersebut, fogging bisa dilakukan,” terangnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Klungkung, dr. I Nyoman Kesuma yang dikonfirmasi terpisah mengungkapkan hal serupa.

Menurutnya, jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD Klungkung sejak awal tahun hingga saat mengalami peningkatan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pihaknya mencatat ada sebanyak 376 pasien yang dirawat akibat Demam Berdarah (DB) dan DBD mulai Januari – Agustus 2019.

“Bulan Mei paling banyak pasien DB dan DBD, yakni 73 pasien. Peningkatan kasus DBD di tahun ini kemungkinan karena di musim kemarau saat ini masih turun hujan.

Hujan sehari dilanjutkan dengan panas terik setelahnya, membuat nyamuk lebih cepat berkembang biak,” katanya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/