30.6 C
Jakarta
18 Oktober 2024, 11:16 AM WIB

Pasien Suspect Rabies Meninggal, Distan Janji Segera Eliminasi Anjing

RadarBali.com – Menyusul tewasnya Ketut Restiada, 32, warga Banjar Dinas Bengkel, Desa Bebetin, yang diduga meninggal karena virus rabies, warga setempat dibuat resah.

Mereka khawatir akan menjadi korban selanjutnya. Dinas Pertanian Buleleng pun telah merancang melakukan aksi di Desa Bebetin.

Pemerintah akan melakukan vaksinasi dan eleminasi tertarget dalam waktu dekat ini. Hal itu masih dikoordinasikan dengan aparat desa setempat.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Buleleng, drh. I Wayan Susila mengaku masih menunggu hasil uji sampel korban. Hal itu diperlukan, untuk memastikan apakah korban benar-benar meninggal karena rabies atau tidak.

Susila mengaku sudah menurunkan tim untuk melakukan investigasi terkait kasus ini. Dari hasil investigasi sementara, sekitar bulan Mei lalu, Distan Buleleng menemukan sampel anjing yang positif terjangkit rabies.

Sampel itu ditemukan dari anjing di Banjar Dinas Tabang, Desa Bebetin. Tim juga mencari tahu riwayat gigitan anjing yang dialami korban.

Konon korban sempat digigit anjing empat kali dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Gigitan terakhir terjadi pada Minggu (1/10) lalu.

Sayangnya tak satu pun kasus gigitan yang menimpa korban dilaporkan. Dampaknya korban tak mendapat vaksin anti rabies.

Susila pun sangsi gigitan terakhir yang menyebabkan korban terjangkit rabies. “Peluangnya kecil. Biasanya masa inkubasi rabies itu dua minggu sampai satu tahun.

Mungkin gigitan pertama, dan kejadian gigitannya di sekitar daerah Tabang. Ini masih kami cari tahu,” kata Susila.

Meski belum ada kepastian, Distan tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Bebetin, guna melakukan langkah lanjutan.

Rencananya pemerintah akan melakukan vaksinasi dan eleminasi, guna mencegah penyebaran lebih lanjut.

Meski vaksinasi massal sudah dilakukan beberapa bulan lalu, namun vaksin akan tetap dilakukan untuk menangkan masyarakat.

Susila juga menghimbau agar masyarakat menyadari bahaya gigitan anjing. “Sudah ada kasus positif rabies. Kami minta masyarakat memelihara anjing lebih bertanggungjawab,” imbuhnya.

Perbekel Bebetin Ketut Laksana yang dihubungi terpisah, berharap vaksinasi dan eleminasi bisa dilakukan dalam waktu dekat ini.

Lantaran masyarakat sudah resah dengan kasus rabies yang menyebabkan seorang warga meninggal dunia.

“Harapan warga sih biar ada eleminasi bagi anjing-anjing liar. Biar tidak ada korban orang lagi. Ini masih kami koordinasikan lagi dengan Dinas Pertanian. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa segera ada vaksinasi,” kata Laksana.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketut Restiada, meninggal dunia di RSUD Buleleng, Jumat (6/10) pagi lalu. Korban diduga terjangkit rabies.

Selama menjalani perawatan, korban menunjukkan gejala medis yang identik dengan korban rabies, seperti phobia cahaya dan phobia air. 

RadarBali.com – Menyusul tewasnya Ketut Restiada, 32, warga Banjar Dinas Bengkel, Desa Bebetin, yang diduga meninggal karena virus rabies, warga setempat dibuat resah.

Mereka khawatir akan menjadi korban selanjutnya. Dinas Pertanian Buleleng pun telah merancang melakukan aksi di Desa Bebetin.

Pemerintah akan melakukan vaksinasi dan eleminasi tertarget dalam waktu dekat ini. Hal itu masih dikoordinasikan dengan aparat desa setempat.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Buleleng, drh. I Wayan Susila mengaku masih menunggu hasil uji sampel korban. Hal itu diperlukan, untuk memastikan apakah korban benar-benar meninggal karena rabies atau tidak.

Susila mengaku sudah menurunkan tim untuk melakukan investigasi terkait kasus ini. Dari hasil investigasi sementara, sekitar bulan Mei lalu, Distan Buleleng menemukan sampel anjing yang positif terjangkit rabies.

Sampel itu ditemukan dari anjing di Banjar Dinas Tabang, Desa Bebetin. Tim juga mencari tahu riwayat gigitan anjing yang dialami korban.

Konon korban sempat digigit anjing empat kali dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Gigitan terakhir terjadi pada Minggu (1/10) lalu.

Sayangnya tak satu pun kasus gigitan yang menimpa korban dilaporkan. Dampaknya korban tak mendapat vaksin anti rabies.

Susila pun sangsi gigitan terakhir yang menyebabkan korban terjangkit rabies. “Peluangnya kecil. Biasanya masa inkubasi rabies itu dua minggu sampai satu tahun.

Mungkin gigitan pertama, dan kejadian gigitannya di sekitar daerah Tabang. Ini masih kami cari tahu,” kata Susila.

Meski belum ada kepastian, Distan tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Bebetin, guna melakukan langkah lanjutan.

Rencananya pemerintah akan melakukan vaksinasi dan eleminasi, guna mencegah penyebaran lebih lanjut.

Meski vaksinasi massal sudah dilakukan beberapa bulan lalu, namun vaksin akan tetap dilakukan untuk menangkan masyarakat.

Susila juga menghimbau agar masyarakat menyadari bahaya gigitan anjing. “Sudah ada kasus positif rabies. Kami minta masyarakat memelihara anjing lebih bertanggungjawab,” imbuhnya.

Perbekel Bebetin Ketut Laksana yang dihubungi terpisah, berharap vaksinasi dan eleminasi bisa dilakukan dalam waktu dekat ini.

Lantaran masyarakat sudah resah dengan kasus rabies yang menyebabkan seorang warga meninggal dunia.

“Harapan warga sih biar ada eleminasi bagi anjing-anjing liar. Biar tidak ada korban orang lagi. Ini masih kami koordinasikan lagi dengan Dinas Pertanian. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa segera ada vaksinasi,” kata Laksana.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketut Restiada, meninggal dunia di RSUD Buleleng, Jumat (6/10) pagi lalu. Korban diduga terjangkit rabies.

Selama menjalani perawatan, korban menunjukkan gejala medis yang identik dengan korban rabies, seperti phobia cahaya dan phobia air. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/