25.9 C
Jakarta
22 September 2024, 8:03 AM WIB

WOW, Harga Material di Karangasem Merangkak Naik

AMLAPURA- Pemkab Karangasem resmi menaikkan nilai pasar hasil produksi Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB). Kenaikan harga tersebut sebagai dasar Pemkab Karangasem dalam menaikkan pajak dari sektor MBLB. 

 

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Karangasem, I Wayan Ardika mengatakan kenaikan harga hasil produksi MBLB di Karangasem mengacu dari SK Bupati nomor 453/HK/2021 tentang Nilai Pasar Hasil Produksi MBLB Kabupaten Karangasem. “Ya benar (naik) dan berlaku sejak 1 Januari 2022,” ujar Ardika saat dikonfirmasi Minggu (9/1).

 

Ada beberapa pertimbangan dari Pemkab Karangasem sehingga perlu menaikkan harga hasil produksi MBLB ini. Pertama, kata Ardika, karena sudah enam tahun tidak pernah ada kenaikan. Kedua, dari hasil survey memang harga material seperti pasir di Denpasar cukup tinggi. “Kami menaikan harga itu untuk kebutuhan pajak daerah dari sektor MBLB. Soal berapa yang akan dijual oleh pengusaha galian itu urusan mereka. Intinya kami menaikkan sesuai SK Bupati itu,” terang Ardika.

 

Beberapa material hasil produksi MBLB seperti pasir, kerikil, batu kali, pasir batu dan tanah urug. Material tersebut naik menjadi Rp 100 ribu per kubik dari harga sebelumnya yakni Rp 75 ribu.

 

Sementara untuk batu gajah atau boulder harganya mencapai Rp 150 ribu dan batu tabas Rp 450 ribu per kubik. Sementara dari harga tersebut, 25 persen untuk pajak. “Itu jadi dasar kami menaikan pajak sektor MBLB ini,” kata mantan Sekwan DPRD Karangasem ini.

 

Terlebih saat ini target dari sektor MBLB naik pesat dari sebelumnya. Untuk tahun 2021 saja target pendapatan dari MBLB Rp 46 miliar dengan capaian Rp 51 miliar.

 

Sementara di tahun 2022 ini, pendapatan dari sektor galian C di target cukup tinggi. Yakni Rp 75 miliar. Dengan kondisi pandemi, Ardika mengaku cukup sulit. Mengingat target yang dipasang langsung melesat tinggi dari capaian tahun 2021. Hanya saja pihaknya akan tetap berupaya maksimal untuk memenuhi target tersebut. Salah satunya kembali meningkatkan pengawasan dengan menekan kebocoran-kebocoran di sektor galian C ini. “Termasuk menaikkan harga hasil produksi MBLB ini,” imbuhnya.

 

Diakui tantangan terbesar dalam menaikkan PAD pada sektor MBLB ini yakni mencegah kebocoran. Namun dengan upaya maksimal, pihaknya yakin bisa menekan kebocoran meski tidak 100 persen. “Rata-rata truk yang melewati portal 1.200an. Ke depan kami juga merancang portal berbasis digital sebagai langkah menekan kebocoran,” tandas dia. 

AMLAPURA- Pemkab Karangasem resmi menaikkan nilai pasar hasil produksi Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB). Kenaikan harga tersebut sebagai dasar Pemkab Karangasem dalam menaikkan pajak dari sektor MBLB. 

 

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Karangasem, I Wayan Ardika mengatakan kenaikan harga hasil produksi MBLB di Karangasem mengacu dari SK Bupati nomor 453/HK/2021 tentang Nilai Pasar Hasil Produksi MBLB Kabupaten Karangasem. “Ya benar (naik) dan berlaku sejak 1 Januari 2022,” ujar Ardika saat dikonfirmasi Minggu (9/1).

 

Ada beberapa pertimbangan dari Pemkab Karangasem sehingga perlu menaikkan harga hasil produksi MBLB ini. Pertama, kata Ardika, karena sudah enam tahun tidak pernah ada kenaikan. Kedua, dari hasil survey memang harga material seperti pasir di Denpasar cukup tinggi. “Kami menaikan harga itu untuk kebutuhan pajak daerah dari sektor MBLB. Soal berapa yang akan dijual oleh pengusaha galian itu urusan mereka. Intinya kami menaikkan sesuai SK Bupati itu,” terang Ardika.

 

Beberapa material hasil produksi MBLB seperti pasir, kerikil, batu kali, pasir batu dan tanah urug. Material tersebut naik menjadi Rp 100 ribu per kubik dari harga sebelumnya yakni Rp 75 ribu.

 

Sementara untuk batu gajah atau boulder harganya mencapai Rp 150 ribu dan batu tabas Rp 450 ribu per kubik. Sementara dari harga tersebut, 25 persen untuk pajak. “Itu jadi dasar kami menaikan pajak sektor MBLB ini,” kata mantan Sekwan DPRD Karangasem ini.

 

Terlebih saat ini target dari sektor MBLB naik pesat dari sebelumnya. Untuk tahun 2021 saja target pendapatan dari MBLB Rp 46 miliar dengan capaian Rp 51 miliar.

 

Sementara di tahun 2022 ini, pendapatan dari sektor galian C di target cukup tinggi. Yakni Rp 75 miliar. Dengan kondisi pandemi, Ardika mengaku cukup sulit. Mengingat target yang dipasang langsung melesat tinggi dari capaian tahun 2021. Hanya saja pihaknya akan tetap berupaya maksimal untuk memenuhi target tersebut. Salah satunya kembali meningkatkan pengawasan dengan menekan kebocoran-kebocoran di sektor galian C ini. “Termasuk menaikkan harga hasil produksi MBLB ini,” imbuhnya.

 

Diakui tantangan terbesar dalam menaikkan PAD pada sektor MBLB ini yakni mencegah kebocoran. Namun dengan upaya maksimal, pihaknya yakin bisa menekan kebocoran meski tidak 100 persen. “Rata-rata truk yang melewati portal 1.200an. Ke depan kami juga merancang portal berbasis digital sebagai langkah menekan kebocoran,” tandas dia. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/