31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:36 AM WIB

Toko Tiongkok Ditutup, Pelaku Usaha Lain Malah Ngaku Rugi.Masalahnya..

DENPASAR – Perintah untuk segera menutup seluruh usaha toko Tiongkok berjaringan ternyata berdampak.

 

Pasca penutupan sejumlah toko di beberapa kawasan, justru banyak pihak-pihak lain  seperti travel agent, water sport, spa, dan UMKM  lainnya “protes”.

 

Protes para pelaku usaha dengan penutupan toko Tiongkok berjaringan, ini karena mereka mengaku sangat dirugikan.

 

Para pelaku usaha ini mengaku sangat dirugikan dengan penutupan toko.

 

Atas kondisi itu, pelaku usaha ini mesadu ke dewan.

 

Diterima oleh Ketua Komisi IV, Nyoman Parta, serta  anggota DPRD yang lainnya.

Dalam pertemuan ini, pelaku-pelaku travel agen ini mengaku ada jual beli per kepala.

Artinya memang ada dari pihak toko memberikan subsidi agar wisatawan Tiongkok datang ke Bali. 

 

Dalam pengakuannya tersebut,  tak tanggung-tanggung  mafia pariwisata ini rela mengeluarkan kocek sendiri ratusan miliar agar bisa mendatangkan wisatawan Tiongkok ke Bali.

Mereka bekerjasama dengan travel-travel agen. Namun, setelah ada surat edaran gubernur dan Asita  agar toko-toko ini tutup, pihak travel pun mengaku mati. Alasannya, karena toko yang diajak bekerja sama ini memutuskan kontrak secara sepihak. 

“ Subsidi  tergantung berapa kepala yang masuk. Per toko kan per kepala lain harganya. Paling full ya paling full sih sekitar 205 USD itu ada  per 6 toko,” ujarnya Rusli Wisanti,Pemilik  OK Bali Travel

 

Pria yang akrab disapa Kris itu mengaku kerugiannya sekitar Rp 2,9 miliar jika dihitung 205 USD  dikalikan 1.000 kepala.

Dari travel milik Kris ini, wisatawan  dari Negara Tirai Bambu itu datang 1.000 orang. 

 Ia mengungkapkan, baru 9 bulan menjalankan bisnis travel agen ini.

Diakuinya memang sudah lumrah para toko tersebut memberikan subsidi, jika tak ada subisdi tidak akan seramai ini warga Tiongkok yang datang ke Bali. Meski dengan satu syarat wisatawan yang datang melalui travel agen Rusli harus belanja ke toko mereka.

DENPASAR – Perintah untuk segera menutup seluruh usaha toko Tiongkok berjaringan ternyata berdampak.

 

Pasca penutupan sejumlah toko di beberapa kawasan, justru banyak pihak-pihak lain  seperti travel agent, water sport, spa, dan UMKM  lainnya “protes”.

 

Protes para pelaku usaha dengan penutupan toko Tiongkok berjaringan, ini karena mereka mengaku sangat dirugikan.

 

Para pelaku usaha ini mengaku sangat dirugikan dengan penutupan toko.

 

Atas kondisi itu, pelaku usaha ini mesadu ke dewan.

 

Diterima oleh Ketua Komisi IV, Nyoman Parta, serta  anggota DPRD yang lainnya.

Dalam pertemuan ini, pelaku-pelaku travel agen ini mengaku ada jual beli per kepala.

Artinya memang ada dari pihak toko memberikan subsidi agar wisatawan Tiongkok datang ke Bali. 

 

Dalam pengakuannya tersebut,  tak tanggung-tanggung  mafia pariwisata ini rela mengeluarkan kocek sendiri ratusan miliar agar bisa mendatangkan wisatawan Tiongkok ke Bali.

Mereka bekerjasama dengan travel-travel agen. Namun, setelah ada surat edaran gubernur dan Asita  agar toko-toko ini tutup, pihak travel pun mengaku mati. Alasannya, karena toko yang diajak bekerja sama ini memutuskan kontrak secara sepihak. 

“ Subsidi  tergantung berapa kepala yang masuk. Per toko kan per kepala lain harganya. Paling full ya paling full sih sekitar 205 USD itu ada  per 6 toko,” ujarnya Rusli Wisanti,Pemilik  OK Bali Travel

 

Pria yang akrab disapa Kris itu mengaku kerugiannya sekitar Rp 2,9 miliar jika dihitung 205 USD  dikalikan 1.000 kepala.

Dari travel milik Kris ini, wisatawan  dari Negara Tirai Bambu itu datang 1.000 orang. 

 Ia mengungkapkan, baru 9 bulan menjalankan bisnis travel agen ini.

Diakuinya memang sudah lumrah para toko tersebut memberikan subsidi, jika tak ada subisdi tidak akan seramai ini warga Tiongkok yang datang ke Bali. Meski dengan satu syarat wisatawan yang datang melalui travel agen Rusli harus belanja ke toko mereka.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/