32.6 C
Jakarta
25 November 2024, 11:02 AM WIB

Terseret dari Banjar Jawa, Sempat Terlihat di Eks Pelabuhan Buleleng

SINGARAJA – Sosok ibu bernama Ni Luh Wardani, 48, dan Kadek Restini, 9, warga Jalan Gempol Gang Pulau Batam, Kelurahan Banyuning dilaporkan hilang terseret banjir di Tukad Buleleng pada Sabtu (15/1) siang. Hingga Sabtu petang, keduanya belum juga ditemukan.

 

Informasi yang dihimpun, mereka hendak menyeberangi Tukad Buleleng. Namun, tiba-tiba air bah langsung menyeret keduanya.

 

Menurut kerabat korban, Made Arya Gunawan, korban bersama putrinya hendak bekerja. Sehari-harinya korban bekerja sebagai juru pembersih sampah. Sesekali ia juga mengumpulkan barang bekas yang masih memiliki nilai jual.

 

Tiap kali berangkat kerja, korban biasa menyeberangi Tukad Buleleng menggunakan rakit. Cara itu lebih cepat ketimbang menyeberang melalui Jembatan Gempol. Sebab butuh jalur memutar dari rumah korban menuju tempat biasa bekerja.

 

“Memang biasanya dorong gerobak sampah di sekitar Kalibaru (Kelurahan Banjar Jawa, Red) sampai sekitar SMPN 1 (Singaraja) itu. Kalau nyeberang sungai kan lebih cepat,” kata Gunawan saat ditemui di kawasan Eks Pelabuhan Buleleng, Sabtu sore.

 

Gunawan mengaku tak tahu secara pasti kejadian yang menimpa kerabatnya. Sebab ia tengah bekerja. Suami korban, Putu Mertayasa, 42, juga saat kejadian tengah bersiap bekerja sebagai juru sapu di jalan raya.

 

Gunawan menduga putri korban terjatuh lebih dulu. Sehingga korban memilih melompat menyelematkan sang putri. Diduga saat itu rakit yang digunakan menyeberang diterjang air bah yang tiba-tiba datang dari hulu.

 

“Katanya sekitar jam setengah 3 (sore) itu. Hanya anak-anak kecil saja yang katanya lihat. Sempat hanyut minta tolong. Hanyut sampai di pelabuhan sini. Sampai sini juga ada yang lihat masih minta tolong. Airnya katanya sudah cukup besar,” ungkapnya.

SINGARAJA – Sosok ibu bernama Ni Luh Wardani, 48, dan Kadek Restini, 9, warga Jalan Gempol Gang Pulau Batam, Kelurahan Banyuning dilaporkan hilang terseret banjir di Tukad Buleleng pada Sabtu (15/1) siang. Hingga Sabtu petang, keduanya belum juga ditemukan.

 

Informasi yang dihimpun, mereka hendak menyeberangi Tukad Buleleng. Namun, tiba-tiba air bah langsung menyeret keduanya.

 

Menurut kerabat korban, Made Arya Gunawan, korban bersama putrinya hendak bekerja. Sehari-harinya korban bekerja sebagai juru pembersih sampah. Sesekali ia juga mengumpulkan barang bekas yang masih memiliki nilai jual.

 

Tiap kali berangkat kerja, korban biasa menyeberangi Tukad Buleleng menggunakan rakit. Cara itu lebih cepat ketimbang menyeberang melalui Jembatan Gempol. Sebab butuh jalur memutar dari rumah korban menuju tempat biasa bekerja.

 

“Memang biasanya dorong gerobak sampah di sekitar Kalibaru (Kelurahan Banjar Jawa, Red) sampai sekitar SMPN 1 (Singaraja) itu. Kalau nyeberang sungai kan lebih cepat,” kata Gunawan saat ditemui di kawasan Eks Pelabuhan Buleleng, Sabtu sore.

 

Gunawan mengaku tak tahu secara pasti kejadian yang menimpa kerabatnya. Sebab ia tengah bekerja. Suami korban, Putu Mertayasa, 42, juga saat kejadian tengah bersiap bekerja sebagai juru sapu di jalan raya.

 

Gunawan menduga putri korban terjatuh lebih dulu. Sehingga korban memilih melompat menyelematkan sang putri. Diduga saat itu rakit yang digunakan menyeberang diterjang air bah yang tiba-tiba datang dari hulu.

 

“Katanya sekitar jam setengah 3 (sore) itu. Hanya anak-anak kecil saja yang katanya lihat. Sempat hanyut minta tolong. Hanyut sampai di pelabuhan sini. Sampai sini juga ada yang lihat masih minta tolong. Airnya katanya sudah cukup besar,” ungkapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/