29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:51 AM WIB

Lengser dari Jabatan Bupati-Wabup Jembrana, Artha – Kembang Minta Maaf

NEGARA – Masa jabatan Bupati  Jembrana I Putu Artha dan Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, berakhir hingga kemarin (16/2). Pasangan dua bupati dan wakil bupati dua periode ini menyerahkan estafet kepemimpinan pada pelaksana harian bupati I Nengah Ledang, karena pasangan bupati dan wakil bupati terpilih masih belum dilantik.

 

Dalam acara perpisahan kemarin, bupati dan wakil bupati Jembrana periode 2011-2015 dan 2016-2021, keduanya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pejabat di lingkungan pemerintah kabupaten Jembrana dan masyarakat Jembrana jika ada kesalahan dan kekhilafan selama memimpin Jembrana.

 

Artha menyampaikan apresiasi sekaligus berpamitan dengan seluruh jajaran pejabat dan seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana. Artha juga menyampaikan terima kasih atas kepada masyarakat jembrana dan dedikasi semua pihak, selama sepuluh tahun masa kepemimpinannya.

 

“Kami selaku Bupati dan Wakil Bupati Jembrana, mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Jembrana yang telah mempercayakan kepemimpinan kami yang selama 10 tahun ini kami memimpin Jembrana,” ujarnya.

 

Menurut Artha, bahwa selama perjalanan kepemimpinannya yang selama 10 tahun lamanya, banyak kemajuan dan prestasi pembangunan yang telah diraih. pencapaian itu karena banyak dukungan dan kerja keras dari semua pihak termasuk para ASN.

 

Artha meminta para ASN nantinya bisa meningkatkan kinerja di era kepemimpinan bupati dan wakil bupati Jembrana terpilih nantinya. Karena masih ada pekerjaan yang belum ia bisa selesaikan. Meski demikian, Artha juga yakin dan percaya bahwa pemerintahan yang akan datang bisa melanjutkan pekerjaan itu hingga paripurna.

 

“Pada pemerintahan selanjutnya saya harap para ASN dapat meningkatkan kinerja dan loyalitas dalam bertugas demi pencapaian program dan pembangunan di Jembrana,” ungkapnya.

 

Wakil bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dalam sambutan perpisahan menyampaikan permohonan maaf selama menjabat dua periode sebagai wakil bupati Jembrana.

“Tidak terasa saya selama 10 tahun bersama, atas nama pribadi dan keluarga memohon maaf sekali. Mohon dibukakan pintu maaf buat kami. Saya merasa memang ada hal-hal yang tidak pas atas kesombongan saya, keangkuhan saya, atas kekeliruan saya. Saya mohon maaf,” ungkapnya dengan suara serak.

 

Menurutnya, jika marah saat menjadi wakil bupati tidak tepat untuk adat dan tradisi budaya di Bali. Tidak pantas. Beda sama bupati kalau marah memanggil anak buahnya. Misalnya ada salah satu pegawai yang keluarganya dulu dukung PDI Perjuangan, ternyata pada Pilkada beda pilihan hanya karena ada keluarganya sebagai pegawai pernah kena marah.

 

Saya akan kembali pada keluarga, lebih dekat lagi, karena kesibukan sejak menjadi ketua DPRD hingga wakil bupati kurang dekat dengan keluarga. Kembang akan menata lagi usaha untuk kelangsungan hidup bersama keluarga.

 

Sebagai ketua partai, akan dimanfaatkan untuk konsolidasi internal. Karena PDIP harus ada di republik ini karena PDIP paling konsisten membela Pancasila di tengah ancaman ideologi lain. Makanya bersama pengurus untuk bagaimana PDIP tetap eksis di republik ini.

NEGARA – Masa jabatan Bupati  Jembrana I Putu Artha dan Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, berakhir hingga kemarin (16/2). Pasangan dua bupati dan wakil bupati dua periode ini menyerahkan estafet kepemimpinan pada pelaksana harian bupati I Nengah Ledang, karena pasangan bupati dan wakil bupati terpilih masih belum dilantik.

 

Dalam acara perpisahan kemarin, bupati dan wakil bupati Jembrana periode 2011-2015 dan 2016-2021, keduanya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pejabat di lingkungan pemerintah kabupaten Jembrana dan masyarakat Jembrana jika ada kesalahan dan kekhilafan selama memimpin Jembrana.

 

Artha menyampaikan apresiasi sekaligus berpamitan dengan seluruh jajaran pejabat dan seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana. Artha juga menyampaikan terima kasih atas kepada masyarakat jembrana dan dedikasi semua pihak, selama sepuluh tahun masa kepemimpinannya.

 

“Kami selaku Bupati dan Wakil Bupati Jembrana, mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Jembrana yang telah mempercayakan kepemimpinan kami yang selama 10 tahun ini kami memimpin Jembrana,” ujarnya.

 

Menurut Artha, bahwa selama perjalanan kepemimpinannya yang selama 10 tahun lamanya, banyak kemajuan dan prestasi pembangunan yang telah diraih. pencapaian itu karena banyak dukungan dan kerja keras dari semua pihak termasuk para ASN.

 

Artha meminta para ASN nantinya bisa meningkatkan kinerja di era kepemimpinan bupati dan wakil bupati Jembrana terpilih nantinya. Karena masih ada pekerjaan yang belum ia bisa selesaikan. Meski demikian, Artha juga yakin dan percaya bahwa pemerintahan yang akan datang bisa melanjutkan pekerjaan itu hingga paripurna.

 

“Pada pemerintahan selanjutnya saya harap para ASN dapat meningkatkan kinerja dan loyalitas dalam bertugas demi pencapaian program dan pembangunan di Jembrana,” ungkapnya.

 

Wakil bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dalam sambutan perpisahan menyampaikan permohonan maaf selama menjabat dua periode sebagai wakil bupati Jembrana.

“Tidak terasa saya selama 10 tahun bersama, atas nama pribadi dan keluarga memohon maaf sekali. Mohon dibukakan pintu maaf buat kami. Saya merasa memang ada hal-hal yang tidak pas atas kesombongan saya, keangkuhan saya, atas kekeliruan saya. Saya mohon maaf,” ungkapnya dengan suara serak.

 

Menurutnya, jika marah saat menjadi wakil bupati tidak tepat untuk adat dan tradisi budaya di Bali. Tidak pantas. Beda sama bupati kalau marah memanggil anak buahnya. Misalnya ada salah satu pegawai yang keluarganya dulu dukung PDI Perjuangan, ternyata pada Pilkada beda pilihan hanya karena ada keluarganya sebagai pegawai pernah kena marah.

 

Saya akan kembali pada keluarga, lebih dekat lagi, karena kesibukan sejak menjadi ketua DPRD hingga wakil bupati kurang dekat dengan keluarga. Kembang akan menata lagi usaha untuk kelangsungan hidup bersama keluarga.

 

Sebagai ketua partai, akan dimanfaatkan untuk konsolidasi internal. Karena PDIP harus ada di republik ini karena PDIP paling konsisten membela Pancasila di tengah ancaman ideologi lain. Makanya bersama pengurus untuk bagaimana PDIP tetap eksis di republik ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/