NEGARA – Program Jasa Wisata Alam di kawasan hutan Bali Barat, tidak berjalan mulus. Kawasan hutan Mbah Temon, Penginuman, Gilimanuk yang dijadikan rest area kini kembali menjadi semak-semak.
Beberapa bulan lalu kawasan hutan produksi terbatas di pinggir jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk di depan keramat Mbah Temon dirabas oleh warga.
Setelah bersih, beberapa bangku kayu juga dipasang di areal yang dikelola Dinas Kehutanan Provinsi Bali melalui Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Bali Barat dan berbatasan dengan Taman Nasional Bali Barat (TNBB)tersebut.
Pembersihan semak di areal hutan mbah Temon itu untuk program perhutanan sosial kemitraan dengan masyarakat sekitar.
Areal seluas satu hektar itu akan digunakan untuk rest area yang dikelola oleh kelompok masyarakat.
Program ini merupakan bagian dari perhutanan sosial kemitraan kehutanan dengan warga sekitar agar tidak merambah hutan.
Ada sekitar 20 orang masyarakat sekitar yang tergabung dalam kelompok maju mapan dibina untuk program Jasa Wisata Alam yang luasnya 25 hektar itu.
Rencananya disana akan ada wahana rumah pohon untuk melihat satwa liar yang dilindungi di sekitar kawasan hutan produksi seperti kancil, babi hutan, rusa, dan lain-lain secara swadaya.
Dengan program ini diharapkan masyarakat tidak ada lagi yang mencari rencek atau kayu bakar termasuk menebang pohon.
Namun belum semua selesai, rest area itu ditinggalkan dan tidak dirawat. Sehingga kini semak-semak yang sebelumnya dibersihkan kembali tumbuh subur.
Bangku kayu maupun fasilitas lainnya yang dibuat juga tidak terurus. Tidak ada aktivitas atau pengunjung yang terlihat di areal rest area itu.
Kepala Seksi Perencanaan dan Pengelolaan Hutan, RPH Bali Barat Agus Sugianto kemarin mengatakan, belum dilanjutkanya penataan lokasi rests area Mbah Temon itu karena masih ada pergantian pengurus di kelompok masyarakat Maju Mapan.
“Selesai pemilu baru dimulai lagi dan akan kita genjot. Yang jelas nanti pasti jadi,” ujarnya.