25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:41 AM WIB

Penyerahan Bantuan Mesin Perahu Ricuh,Dinas Perikanan Salahkan Nelayan

NEGARA – Penyerahan bantuan mesin perahu atau jukung untuk nelayan, diprotes nelayan yang tidak mendapat bantuan.

Bantuan dari Kementerian Energi Dan Sumberdaya Mineral dalam program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke elpiji 3 kg untuk nelayan tersebut dinilai tidak tepat sasaran.

Pasalnya, sejumlah penerima dinilai tidak layak mendapat bantuan karena bukan nelayan. Kericuhan pun nyaris pecah.

Pasalnya, sejumlah nelayan yang tidak terdaftar sebagai penerima bantuan melayangkan protes, sedangkan orang yang bukan nelayan mendapat bantuan.

Seperti diungkapkan Santoso, nelayan asal Pengambengan yang tidak pernah menerima bantuan mesin sejak program tersebut bergulir tiga tahun lalu.

Padahal nelayan sudah membentuk kelompok nelayan dan memiliki kartu nelayan. Penerima bantuan justru orang yang bukan nelayan asli, tetapi hanya pekerja kapal besar.

“Saya belum pernah dapat bantuan,” ungkapnya, didamping rekan nelayan lain, Herman. Senada diungkapkan nelayan lain, Untung Sugianto.

Menurutnya, permohonan yang diajukan setiap tahun dalam dua tahun terakhir tidak pernah terealisasi. Tetapi ternyata yang mendapat bantuan bukan nelayan yang memang pekerjaan utama.

“Penerima orang yang tidak perlu (mesin),” ungkapnya. Karena penerima diduga tidak tepat sasaran, mesin bantuan yang diterima tahun sebelumnya dijual kepada nelayan lain.

Padahal, persyaratan sebagai nelayan, seperti izin sudah dilengkapi, tetapi tidak dapat bantuan. “Saya beli dua mesin dari tetangga yang menerima bantuan.

Begitu dapat bantuan langsung cari pembeli, orangnya tidak punya barang (kapal),” kata Hilmi, nelayan Pengambengan.

Karena keributan tersebut pengawas dari kementerian energi dan sumberdaya mineral menjelaskan pada warga mengenai bantuan

yang diserahkan pemerintah untuk memastikan bantuan tepat sasaran, harus dipastikan nelayan penerima sesuai dengan KTP, KK dan berkas yang diajukan.

“Makanya, kita dari petugas kalau tidak sesuai sasaran bermasalah,” ujar Nurhuda, selaku pengawas pada nelayan yang berkumpul di depan TPI.

Pihaknya menjalankan tugas yang harus disampaikan. Karena itu, penerima bantuan setelah melengkapi berkas akan difoto dengan mesin lama untuk memastikan penerima bantuan tepat sasaran.

Kalau sudah dipenuhi, menjalankan tugas dengan memastikan bahwa penerima memiliki sampan dengan mesin premium.

Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana I Made Dwi Maharimbawa mengatakan, hanya sebagai fasilitator dalam penyaluran bantuan mesin dan dua tabung gas oleh Kementerian Energi Dan Sumberdaya Mineral.

Total mesin bantuan untuk nelayan seluruh Jembrana sebanyak 361 unit. “Penerima bantuan sudah melalui proses verifikasi, kalau tidak benar, tidak sesuai ketentuan tidak dikasih bantuan (mesin),” tegasnya.

Karena itu, mengenai protes nelayan karena dinilai tidak tepat sasaran, hal tersebut tidak mungkin terjadi. Artinya, bantuan sudah tepat sasaran karena sudah dicek dan diverifikasi oleh kementerian.

“Kalau memang ada yang bukan nelayan tunjukkan orangnya yang bukan nelayan,” tegasnya. Kalau memang tidak benar sebagai nelayan, tidak ada diberikan bantuan.

Meski statusnya sebagai pegawai salah satu pabrik, tapi sebagai nelayan bisa dapat bantuan. “Syarat utama penerima bantuan adalah punya mesin pengganti berbahan premium.

Contohnya, kalau punya jukung dan mesin berbahan premium difoto termasuk nomor mesinnya. Baru dikasih bantuan mesin BBG, tidak bisa yang tidak mesin dikasih,” terangnya.

Nelayan yang tidak mendapat bantuan, diduga tidak hadir saat verifikasi oleh kementerian. Sehingga dicoret dari penerima bantuan bernilai Rp 8 juta setiap unit mesinnya ini.

“Biarin saja (protes), karena masalahnya pada saat verifikasi oleh tim yang turun, nelayan tidak ada yang datang, setelah ada mesin ribut dia. Kan memang biasa begitu,” ungkapnya.

Pihaknya mengimbau pada nelayan untuk memenuhi segala persyaratan saat pengajuan bantuan dan hadir saat proses verifikasi. Sehingga, kedepan tidak ada ribut setiap bantuan datang untuk nelayan.

NEGARA – Penyerahan bantuan mesin perahu atau jukung untuk nelayan, diprotes nelayan yang tidak mendapat bantuan.

Bantuan dari Kementerian Energi Dan Sumberdaya Mineral dalam program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke elpiji 3 kg untuk nelayan tersebut dinilai tidak tepat sasaran.

Pasalnya, sejumlah penerima dinilai tidak layak mendapat bantuan karena bukan nelayan. Kericuhan pun nyaris pecah.

Pasalnya, sejumlah nelayan yang tidak terdaftar sebagai penerima bantuan melayangkan protes, sedangkan orang yang bukan nelayan mendapat bantuan.

Seperti diungkapkan Santoso, nelayan asal Pengambengan yang tidak pernah menerima bantuan mesin sejak program tersebut bergulir tiga tahun lalu.

Padahal nelayan sudah membentuk kelompok nelayan dan memiliki kartu nelayan. Penerima bantuan justru orang yang bukan nelayan asli, tetapi hanya pekerja kapal besar.

“Saya belum pernah dapat bantuan,” ungkapnya, didamping rekan nelayan lain, Herman. Senada diungkapkan nelayan lain, Untung Sugianto.

Menurutnya, permohonan yang diajukan setiap tahun dalam dua tahun terakhir tidak pernah terealisasi. Tetapi ternyata yang mendapat bantuan bukan nelayan yang memang pekerjaan utama.

“Penerima orang yang tidak perlu (mesin),” ungkapnya. Karena penerima diduga tidak tepat sasaran, mesin bantuan yang diterima tahun sebelumnya dijual kepada nelayan lain.

Padahal, persyaratan sebagai nelayan, seperti izin sudah dilengkapi, tetapi tidak dapat bantuan. “Saya beli dua mesin dari tetangga yang menerima bantuan.

Begitu dapat bantuan langsung cari pembeli, orangnya tidak punya barang (kapal),” kata Hilmi, nelayan Pengambengan.

Karena keributan tersebut pengawas dari kementerian energi dan sumberdaya mineral menjelaskan pada warga mengenai bantuan

yang diserahkan pemerintah untuk memastikan bantuan tepat sasaran, harus dipastikan nelayan penerima sesuai dengan KTP, KK dan berkas yang diajukan.

“Makanya, kita dari petugas kalau tidak sesuai sasaran bermasalah,” ujar Nurhuda, selaku pengawas pada nelayan yang berkumpul di depan TPI.

Pihaknya menjalankan tugas yang harus disampaikan. Karena itu, penerima bantuan setelah melengkapi berkas akan difoto dengan mesin lama untuk memastikan penerima bantuan tepat sasaran.

Kalau sudah dipenuhi, menjalankan tugas dengan memastikan bahwa penerima memiliki sampan dengan mesin premium.

Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana I Made Dwi Maharimbawa mengatakan, hanya sebagai fasilitator dalam penyaluran bantuan mesin dan dua tabung gas oleh Kementerian Energi Dan Sumberdaya Mineral.

Total mesin bantuan untuk nelayan seluruh Jembrana sebanyak 361 unit. “Penerima bantuan sudah melalui proses verifikasi, kalau tidak benar, tidak sesuai ketentuan tidak dikasih bantuan (mesin),” tegasnya.

Karena itu, mengenai protes nelayan karena dinilai tidak tepat sasaran, hal tersebut tidak mungkin terjadi. Artinya, bantuan sudah tepat sasaran karena sudah dicek dan diverifikasi oleh kementerian.

“Kalau memang ada yang bukan nelayan tunjukkan orangnya yang bukan nelayan,” tegasnya. Kalau memang tidak benar sebagai nelayan, tidak ada diberikan bantuan.

Meski statusnya sebagai pegawai salah satu pabrik, tapi sebagai nelayan bisa dapat bantuan. “Syarat utama penerima bantuan adalah punya mesin pengganti berbahan premium.

Contohnya, kalau punya jukung dan mesin berbahan premium difoto termasuk nomor mesinnya. Baru dikasih bantuan mesin BBG, tidak bisa yang tidak mesin dikasih,” terangnya.

Nelayan yang tidak mendapat bantuan, diduga tidak hadir saat verifikasi oleh kementerian. Sehingga dicoret dari penerima bantuan bernilai Rp 8 juta setiap unit mesinnya ini.

“Biarin saja (protes), karena masalahnya pada saat verifikasi oleh tim yang turun, nelayan tidak ada yang datang, setelah ada mesin ribut dia. Kan memang biasa begitu,” ungkapnya.

Pihaknya mengimbau pada nelayan untuk memenuhi segala persyaratan saat pengajuan bantuan dan hadir saat proses verifikasi. Sehingga, kedepan tidak ada ribut setiap bantuan datang untuk nelayan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/