NEGARA – Problem sampah di Kabupaten Jembrana kian sulit untuk diatasi. Selain sampah rumah tangga, sampah pasar dinilai paling banyak.
Ironisnya lagi, meski sampah dari pasar dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), namun tidak sedikit oknum warga yang membuang sampah sembarangan ke sungai.
Salah satunya sampah dari pedagang Pasar Pagi Lelateng, Kecamatan Negara.
Lingkungan pasar pagi yang berada di sekitar pemukiman warga tersebut, sampahnya sebagian masih terbuang ke lingkungan.
Bahkan terbuang ke saluran air yang berada depan pasar, sehingga aliran air tersumbat sampah. Sebagian besar sampah plastik, sehingga aliran air tersumbat sampah.
Padahal saat musim hujan, sampah rawan menjadi penyebab banjir karena aliran air tersumbat sampah.
Menurut warga, sampah di aliran sungai tersebut bukan hanya dari Pasar Pagi Lelateng, tetapi sampah dari rumah tangga sekitar aliran air.
“Sampahnya campuran, dari pasar dari luar pasar juga,” ungkapnya.
Kondisi sampah yang tidak semua tertangani tersebut, diakui pemerintah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana I Wayan Sudiarta, dalam sebuah kesempatan menyebutkan setiap hari timbulan sampah sebanyak 164,201 ton, namun yang tertangani hanya 83 ton dan yang dibuang ke TPA hanya 33 ton.
Sisanya sebanyak 48,201 ton belum tertangani dibuang ke lingkungan.
Karena itu, perlu penanganan sampah yang tepat dan cepat di saat kondisi TPA saat ini sudah overload.
Selain gencar membuat TPST atau TPS3R setiap desa, beberapa waktu lalu pemerintah kabupaten Jembrana bekerjasama dengan pihak ketiga untuk pengolahan sampah dalam waktu tiga tahun kedepan.
Setelah tiga tahun berjalan, sarana dan prasarana akan diserahterimakan pada pemerintah kabupaten untuk dilanjutkan.