RadarBali.com – Rumah Sakit Pratama Giri Emas rupanya baru akan beroperasi pada tahun 2018 mendatang.
Operasional rumah sakit ini butuh waktu lebih lama, ketimbang RS Pratama Tangguwisia. Pemerintah beralasan operasional RS Pratama Giri Emas lebih lambat karena pemerintah masih perlu melakukan pengadaan alat medis lebih dulu.
RS Pratama Giri Emas sempat disebut akan beroperasi selambat-lambatnya pada akhir 2017 ini. Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra menyatakan rumah sakit ini baru akan beroperasi penuh pada bulan Januari mendatang.
Pemerintah bahkan baru akan melakukan rekrutmen tenaga medis, paramedis, maupun administrasi pada Agustus nanti.
Menurut Sutjidra, pada bulan Juli ini pemerintah fokus menyediakan anggaran untuk pengadaan alat medis dan alat kesehatan.
Pemkab Buleleng mengucurkan dana Rp 12,5 miliar untuk pengadaan alat kesehatan bagi rumah sakit ini.
Pengadaan alat kesehatan disebut sudah tuntas, dengan mengacu prosedur pengadaan pada katalog elektronik.
“Bulan depan sudah ada perekrutan tenaga untuk di sana (RS Pratama Giri Emas, Red). Jadi Oktober sudah ada yang kerja di sana. November dan Desember pelatihan. Januari diharapkan sudah beroperasi,” kata Sutjidra.
Operasional RS Pratama Giri Emas sendiri lebih lambat ketimbang “saudaranya” yakni RS Pratama Tangguwisia.
Rumah sakit tanpa kelas di wilayah Buleleng Barat ini sudah beroperasi pada Juni 2016 lalu. Padahal rumah sakit itu baru tuntas dikerjakan pada Desember 2015.
Praktis RS Pratama Giri Emas baru beroperasi enam bulan lebih lambat, dari RS Pratama Tangguwisia.
Soal ini, Sutjidra menyatakan operasional sangat tergantung dari anggaran pemerintah. Terutama dalam hal pengadaan alat kesehatan.
Mengingat pengadaan alat-alat kesehatan membutuhkan dana antara belasan hingga puluhan miliar.
“Ini tergantung anggaran kita. Targetnya bulan Juli ini kan melengkapi alat medis dan alat kesehatan yang sekarang sudah terpasang. Sedangkan perekrutan baru (bulan) Agustus pendaftaran,” tegasnya.