28.4 C
Jakarta
11 Desember 2024, 23:41 PM WIB

Pandemi Corona, Volume Sampah TPA Sente Klungkung Turun Signifikan

SEMARAPURA – Produksi sampah di Kabupaten Klungkung mengalami penurunan sejak wabah virus corona.

Bahkan, di Kecamatan Nusa Penida, penurunan produksi sampah mencapai 50 persen. Meski begitu, Pemkab Klungkung terus bergerak agar setiap desa mampu mengolah sampahnya secara mandiri.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung Anak Agung Kirana mengungkapkan, virus corona memberi dampak luar biasa pada perekonomian masyarakat.

Menurunnya daya beli masyarakat, membuat produksi sampah mengalami penurunan. Seperti penurunan produksi sampah di Kota Semarapura yang menurutnya cukup fantastis sejak virus itu mewabah, yakni sekitar 30 persen.

“Sebelum pandemi, truk-truk sampah itu terisi penuh. Namun sejak pandemi, rata-rata truk sampah terisi setengahnya saja,” terangnya.

Bahkan di Kecamatan Nusa Penida, diungkapkannya, penurunan produksi sampah mencapai 50 persen.

Sebagai salah satu tujuan wisata favorit di Bali, produksi sampah di Nusa Penida sebagian besar berasal dari akomodasi pariwisata seperti hotel dan restoran.

Sehingga dengan adanya wabah virus corona yang membuat aktivitas di luar rumah masyarakat dibatasi.

Bahkan, adanya larangan wisatawan mancanegara berwisata selama pandemi membuat jenis usaha hotel dan restoran terpaksa tutup untuk mengurangi biaya operasional.

“Di Kecamatan Nusa Penida menurun hingga 50 persen lantaran hotel dan restoran banyak yang tutup,” katanya.

Meski volume sampah menurun cukup signifikan, sampah saat ini masih tetap menjadi masalah bagi Kabupaten Klungkung.

Mengingat kondisi TPA Sente sebagai satu-satunya TPA di Klungkung daratan sudah sangat sesak oleh sampah.

Untuk itu, setiap desa didorong untuk bisa mengelola sampahnya secara mandiri dengan mendirikan TPST maupun Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS).

“Tahun 2021 semua desa dinas wajib punya TOSS atau TPST,” tandasnya. 

SEMARAPURA – Produksi sampah di Kabupaten Klungkung mengalami penurunan sejak wabah virus corona.

Bahkan, di Kecamatan Nusa Penida, penurunan produksi sampah mencapai 50 persen. Meski begitu, Pemkab Klungkung terus bergerak agar setiap desa mampu mengolah sampahnya secara mandiri.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung Anak Agung Kirana mengungkapkan, virus corona memberi dampak luar biasa pada perekonomian masyarakat.

Menurunnya daya beli masyarakat, membuat produksi sampah mengalami penurunan. Seperti penurunan produksi sampah di Kota Semarapura yang menurutnya cukup fantastis sejak virus itu mewabah, yakni sekitar 30 persen.

“Sebelum pandemi, truk-truk sampah itu terisi penuh. Namun sejak pandemi, rata-rata truk sampah terisi setengahnya saja,” terangnya.

Bahkan di Kecamatan Nusa Penida, diungkapkannya, penurunan produksi sampah mencapai 50 persen.

Sebagai salah satu tujuan wisata favorit di Bali, produksi sampah di Nusa Penida sebagian besar berasal dari akomodasi pariwisata seperti hotel dan restoran.

Sehingga dengan adanya wabah virus corona yang membuat aktivitas di luar rumah masyarakat dibatasi.

Bahkan, adanya larangan wisatawan mancanegara berwisata selama pandemi membuat jenis usaha hotel dan restoran terpaksa tutup untuk mengurangi biaya operasional.

“Di Kecamatan Nusa Penida menurun hingga 50 persen lantaran hotel dan restoran banyak yang tutup,” katanya.

Meski volume sampah menurun cukup signifikan, sampah saat ini masih tetap menjadi masalah bagi Kabupaten Klungkung.

Mengingat kondisi TPA Sente sebagai satu-satunya TPA di Klungkung daratan sudah sangat sesak oleh sampah.

Untuk itu, setiap desa didorong untuk bisa mengelola sampahnya secara mandiri dengan mendirikan TPST maupun Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS).

“Tahun 2021 semua desa dinas wajib punya TOSS atau TPST,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/