SEMARAPURA – Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengaku terkejut melihat dampak wabah virus corona terhadap warganya.
Sebab ada belasan ribu warga Klungkung dirumahkan. Sementara ada ratusan orang yang di PHK. Tidak sampai di sana, ribuan UMKM mengalami penurunan omzet.
Padahal, jika melihat lalu lintas di Kabupaten Klungkung, tampak biasa saja. Semua berjalan normal seperti biasa.
Untuk itu, orang nomor satu di Kabupaten Klungkung sedang mempersiapkan langkah-langkah strategis agar warganya tidak sampai kesulitan memenuhi kebutuhan pokok selama pandemi.
“Saya terkejut melihat dampak korona ternyata sangat besar sekali terhadap warga Klungkung,” ungkap Bupati Klungkung Nyoman Suwirta.
Dibeberkan, ada sebanyak 10.517 warga Klungkung yang dirumahkan akibat virus corona, baik yang bekerja di luar Klungkung maupun di Kabupaten Klungkung sendiri per April 2020.
Sebagian besar warga yang di rumahkan adalah warga yang bekerja di Kecamatan Nusa Penida, yakni sebanyak 5.367 orang.
Sementara jumlah warga Klungkung yang di PHK sebanyak 817 orang dan hanya sebagian kecil saja yang bekerja di Kecamatan Nusa Penida.
“Itu menunjukkan pengusaha di Nusa Penida masih optimis kondisi akan segera membaik. Sehingga mereka tidak sampai melakukan PHK. Itu data dari 55 desa/kelurahan yang sudah mengumpulkan data,” terangnya.
Melihat kondisi itu, pihaknya mengimbau kepada warga Klungkung yang mengalami PHK atau yang belum mempunyai pekerjaaan agar memanfaatkan sebaik mungkin Kartu Prakerja yang disiapkan oleh pemerintah pusat.
Dengan harapan pada saat situasi seperti ini, masyarakat Klungkung dapat memperoleh bantuan dari pemerintah pusat baik itu melalui pelatihan maupun bantuan lainnya.
Tidak hanya itu, menurutnya, ada 5.166 UMKM mengalami penurunan omzet bahkan menutup usahanya karena corona.
Selain itu, dari 52 Industri Kecil Menengah (IKM) yang ada di Kabupaten Klungkung, semua mengalami penurunan penjualan dan penurunan jumlah produksi.
Meski beberapa di antaranya merupakan pedagang di Pasar Galiran, dan Pasar Seni Semarapura, pihaknya mengaku tidak berencana untuk memberikan keringanan retribusi pasar.
Sebab Pemkab Klungkung sendiri sedang kesulitan untuk menyiapkan anggaran penanganan virus corona lantaran banyak pendapatan daerah mengalami penurunan yang signifikan.
“Kalau retribusi pasar dipotong, pemasukannya dari mana untuk membantu warga yang sangat terdampak seperti untuk pembelian sembako atau yang lainnya,” tandasnya.