SINGARAJA – Kerusakan akibat angin ngelinus yang berhembus di Deas Pancasari, Kecamatan Sukasada, diperkirakan mencapai Rp 1 miliar.
Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng masih melakukan identifikasi dan pendataan akibat bencana tersebut.
Perbekel Pancasari I Wayan Darsana yang dihubungi dari Singaraja kemarin (21/10) mengatakan, pihaknya terus melakukan pendataan akibat kerusakan yang terjadi.
Dari pendataan sementara tercatat ada 40 orang warga yang menjadi korban akibat peristiwa tersebut.
“Ada 25 orang yang mengalami kerusakan ringan, 11 orang propertinya rusak sedang, dan 4 orang yang propertinya rusak berat.
Macam-macam yang rusak, mulai dari green house, pelinggih, dan rumah tinggal juga ada yang rusak,” kata Darsana.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ida Bagus Suadnyana
yang dikonfirmasi terpisah mengatakan, pihaknya masih melakukan assessment terhadap laporan kerusakan yang disampaikan oleh desa.
“Kami masih data dan cek lagi. Memang yang rusak cukup banyak. Seperti kerusakan pelinggih, sanggah merajan, gudang sayuran, green house, termasuk griya di Dasong juga terdampak,” kata Suadnyana.
Lebih lanjut Suadnyana mengatakan, fenomena angin kencang yang terjadi sejak Sabtu (19/10) lalu, diduga terkait dengan perubahan musim.
Suadnyana menyebut, informasi dari prakirawan BMKG Denpasar, pada awal November mendatang diperkirakan sudah masuk musim penghujan di seluruh Bali. Termasuk di Kabupaten Buleleng.
“Di Bali ini kan ada 15 zom (zona musim). Ini semua sudah masuk Bali. prediksinya memang aka nada angin kendang dulu sebelum peralihan ke musim hujan,” jelasnya.
Terkait kerusakan yang terjadi, Suadnyana mengatakan dirinya akan melaporkan hal tersebut ke BPBD Bali dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ia berharap kerusakan ringan dapat ditanggulangi menggunakan dana kabupaten. Sementara kerusakan sedang ditanggulangi menggunakan dana BPBD Bali. Sedangkan kerusakan berat ditanggulangi oleh BNPB.