27.4 C
Jakarta
10 Desember 2024, 11:15 AM WIB

Wacana Jembatan Selat Bali Mencuat Lagi, Jembrana Langsung Menolak

NEGARA- Meski lama tak terdengar, wacana pembangunan jembatan Selat Bali untuk menghubungkan Jawa dan Bali kembali mencuat.

Atas munculnya wacana itu, baik Bupati Jembrana I Putu Artha maupun Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan langsung tegas menolak.

Bupati Jembrana I Putu Artha, menyatakan, jika dirinya sudah mendengar soal wacana pembangunan jembatan penghubung Jawa Bali itu. Bahkan disebutkan, sudah ada nama jembatan yang akan dibangun.  

Namun menurut bupati, justru yang paling mendesak saat ini peningkatan infrastruktur Jalan Denpasar- Gilimanuk, bukan pembangunan jembatan.

Jalan yang sering disebut jalur tengkorak karena sering terjadi kecelakaan tersebut menjadi prioritas pemerintahan Bali setelah Mengwi-Singaraja.

Demikian halnya, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan juga angkat bicara dengan wacana jembatan selat Bali yang kembali mencuat tersebut.

Sebelumnya, pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali itu sebelumnya secara tegas ditolak warga dan beberapa elemen masyarakat Bali.

Menurut Kembang, dari pada membangun jembatan Selat Bali yang sarat kontroversi, lebih setuju dengan ide pembangunan dermaga eksekutif di Ketapang dan Gilimanuk yang saat ini dirancang pihak PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang.

”Kehadiran dermaga eksekutif akan memudahkan masyarakat, terutama memberikan akses terbaik bagi wisatawan yang hendak berwisata dari Bali maupun Jawa,” jelasnya, usai bertemu dengan General Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang Fahmi Alweni.

Dermaga eksekutif di Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk sebagai jalur penyeberangan khusus mobil dengan layanan premium, tidak bercampur dengan truk barang seperti sekarang.

Dengan dermaga eksekutif tersebut proses penyeberangan akan memangkas waktu jauh lebih cepat, karena hanya butuh 15 menit menyeberang sehingga mampu mengurai kemacetan maupun antrean panjang.

”Manfaatnya banyak, masyarakat ada pilihan, tidak perlu mengantre lama saat menyeberang. Memudahkan akses orang dan barang, termasuk mengembangkan simpul ekonominya,“ ujarnya.

Kembang menambahkan, kehadiran dermaga eksekutif otomatis akan memupus wacana pembangunan jembatan Jawa-Bali yang kembali muncul. 

Karena jika menyeberang lewat kapal saja cukup 15 menit, jadi rencana jembatan Jawa Bali tidak diperlukan lagi. 

“Masyarakat ada alternatif yang bisa dipilih agar lebih cepat menuju pulau Jawa begitupun sebaliknya,“ terangnya.

Dermaga eksekutif itu nanti  lanjut Kembang juga sinergi dengan pembangunan jalan tol Denpasar – Gilimanuk.

Kata Kembang, Gubernur Bali Wayan Koster menyebut setelah Bali Utara, selanjutnya jalan tol Denpasar – Gilimanuk masuk prioritas.

Dirancang pada tahun 2021 nanti, mulai pembebasan lahan dengan melibatkan swasta.

Sementara itu, General Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang Fahmi Alweni mengatakan, pembuatan dermaga eksekutif sejatinya program dari pemerintah pusat di bawah Kementerian Perhubungan dan kementerian BUMN yang ingin meningkatkan kualitas layanan penyeberangan.

Jalur penyeberangan Jawa Bali nanti, selain dermaga khusus, juga  akan disiapkan kapal express melayani lintas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.

“Kami selaku operator penyeberangan akan menyiapkan sarana itu. Pada tahap pertama, Juni 2020 untuk dermaga eksekutif akan dibangun di Pelabuhan Ketapang terlebih dahulu, selanjutnya direncanakan di Gilimanuk.

Kita ingin memenuhi harapan masyarakat akan penyeberangan yang lebih nyaman dan cepat,“ ujar Fahmi.

Menurutnya, rencana itu juga dianggap mendesak berkaca dari kenaikan arus penumpang selama lebaran dan musim libur natal tahun baru beberapa waktu lalu.

Saat itu, terjadi lonjakan penumpang dan logistik hingga 40 persen mengakibatkan antrean panjang di pelabuhan.

”Pembangunan dermaga khusus juga mengantisipasi progress pembangunan tol Trans Jawa yang akan tersambung hingga Banyuwangi,” ujarnya.

Lebih lanjut, dengan selesainya tol Trans Jawa akan mempercepat waktu tempuh dijalan menuju pelabuhan, akan mempercepat arus barang dan manusia utamanya kendaraan roda empat. 

 “Akan ada lonjakan traffic terutama mobil. Karena itu kita antisipasi hal itu agar tidak terjadi antrean panjang saat masuk kapal dengan dermaga eksekutif,“ kata Fahmi.

NEGARA- Meski lama tak terdengar, wacana pembangunan jembatan Selat Bali untuk menghubungkan Jawa dan Bali kembali mencuat.

Atas munculnya wacana itu, baik Bupati Jembrana I Putu Artha maupun Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan langsung tegas menolak.

Bupati Jembrana I Putu Artha, menyatakan, jika dirinya sudah mendengar soal wacana pembangunan jembatan penghubung Jawa Bali itu. Bahkan disebutkan, sudah ada nama jembatan yang akan dibangun.  

Namun menurut bupati, justru yang paling mendesak saat ini peningkatan infrastruktur Jalan Denpasar- Gilimanuk, bukan pembangunan jembatan.

Jalan yang sering disebut jalur tengkorak karena sering terjadi kecelakaan tersebut menjadi prioritas pemerintahan Bali setelah Mengwi-Singaraja.

Demikian halnya, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan juga angkat bicara dengan wacana jembatan selat Bali yang kembali mencuat tersebut.

Sebelumnya, pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali itu sebelumnya secara tegas ditolak warga dan beberapa elemen masyarakat Bali.

Menurut Kembang, dari pada membangun jembatan Selat Bali yang sarat kontroversi, lebih setuju dengan ide pembangunan dermaga eksekutif di Ketapang dan Gilimanuk yang saat ini dirancang pihak PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang.

”Kehadiran dermaga eksekutif akan memudahkan masyarakat, terutama memberikan akses terbaik bagi wisatawan yang hendak berwisata dari Bali maupun Jawa,” jelasnya, usai bertemu dengan General Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang Fahmi Alweni.

Dermaga eksekutif di Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk sebagai jalur penyeberangan khusus mobil dengan layanan premium, tidak bercampur dengan truk barang seperti sekarang.

Dengan dermaga eksekutif tersebut proses penyeberangan akan memangkas waktu jauh lebih cepat, karena hanya butuh 15 menit menyeberang sehingga mampu mengurai kemacetan maupun antrean panjang.

”Manfaatnya banyak, masyarakat ada pilihan, tidak perlu mengantre lama saat menyeberang. Memudahkan akses orang dan barang, termasuk mengembangkan simpul ekonominya,“ ujarnya.

Kembang menambahkan, kehadiran dermaga eksekutif otomatis akan memupus wacana pembangunan jembatan Jawa-Bali yang kembali muncul. 

Karena jika menyeberang lewat kapal saja cukup 15 menit, jadi rencana jembatan Jawa Bali tidak diperlukan lagi. 

“Masyarakat ada alternatif yang bisa dipilih agar lebih cepat menuju pulau Jawa begitupun sebaliknya,“ terangnya.

Dermaga eksekutif itu nanti  lanjut Kembang juga sinergi dengan pembangunan jalan tol Denpasar – Gilimanuk.

Kata Kembang, Gubernur Bali Wayan Koster menyebut setelah Bali Utara, selanjutnya jalan tol Denpasar – Gilimanuk masuk prioritas.

Dirancang pada tahun 2021 nanti, mulai pembebasan lahan dengan melibatkan swasta.

Sementara itu, General Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang Fahmi Alweni mengatakan, pembuatan dermaga eksekutif sejatinya program dari pemerintah pusat di bawah Kementerian Perhubungan dan kementerian BUMN yang ingin meningkatkan kualitas layanan penyeberangan.

Jalur penyeberangan Jawa Bali nanti, selain dermaga khusus, juga  akan disiapkan kapal express melayani lintas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.

“Kami selaku operator penyeberangan akan menyiapkan sarana itu. Pada tahap pertama, Juni 2020 untuk dermaga eksekutif akan dibangun di Pelabuhan Ketapang terlebih dahulu, selanjutnya direncanakan di Gilimanuk.

Kita ingin memenuhi harapan masyarakat akan penyeberangan yang lebih nyaman dan cepat,“ ujar Fahmi.

Menurutnya, rencana itu juga dianggap mendesak berkaca dari kenaikan arus penumpang selama lebaran dan musim libur natal tahun baru beberapa waktu lalu.

Saat itu, terjadi lonjakan penumpang dan logistik hingga 40 persen mengakibatkan antrean panjang di pelabuhan.

”Pembangunan dermaga khusus juga mengantisipasi progress pembangunan tol Trans Jawa yang akan tersambung hingga Banyuwangi,” ujarnya.

Lebih lanjut, dengan selesainya tol Trans Jawa akan mempercepat waktu tempuh dijalan menuju pelabuhan, akan mempercepat arus barang dan manusia utamanya kendaraan roda empat. 

 “Akan ada lonjakan traffic terutama mobil. Karena itu kita antisipasi hal itu agar tidak terjadi antrean panjang saat masuk kapal dengan dermaga eksekutif,“ kata Fahmi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/