RadarBali.com – Kesuksesan tim Unmanned Aerical Vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak milik Universitas Gajah Mada (UGM) merekam kawah Gunung Agung membuka fakta baru.
Menurut ketua tim UAV Fakultas Geodesi UGM Ruli Andaru, hasil pengamatan drone Kamis (19/10) sore pukul 16.40, kedalaman kawah Gunung Agung 396 meter.
Setelah kembali dilakukan pengukuran Sabtu (21/10) pukul 11.30, titik kawah tidak lagi pada kedalaman 396 meter.
Naiknya tinggi kawah 2 – 6 meter itu didapat Ruli Andaru setelah timnya mengambil beberapa sampel foto drone.
Sebaliknya, bila bagian bawah kawah naik, di daerah pinggir atau tebing kawah tidak mengalami perubahan. Begitu juga dengan bagian sisi luar gunung tidak ada perubahan.
Ditegaskan Ruli, data yang didapat timnya sudah selesai diolah secara tiga dimensi. Data tersebut bisa kembali divalidasi oleh pihak terkait, yakni BNPB atau PVMBG.
Ruli menyarankan validasi data bisa dilakukan secara periodik oleh tim lain. “Semestinya dua atau tiga hari dimonitor, sehingga pergerakan yang terjadi di kawah teramati,” imbuhnya.
UAV UGM sendiri sudah percaya diri jika kembali diminta memantau Gunung Agung dengan pesawat tanpa awak. Ruli menyebut sudah cukup memahami karakter gunung berketinggian 3.142 mdpl itu.
“Kami sudah cukup pede karena drone sudah beberapa kali naik. Kami sudah mengerti dan paham bagaimana memperlakukan Gunung Agung. Pakai teknik apa dan kapan terbang, kami sudah mengerti,” pungkasnya