NEGARA – Selain terpaksa harus merayakan Galungan di luar rumah, sejumlah warga korban banjir bandang yang masih tinggal di pengungsian juga mulai terserang penyakit.
Para pengungsi yang rata-rata berasal dari lingkungan Biluk Poh, Tegalcangkring, Mendoyo, itu mulai terserang penyakit seperti gangguan pernafasan, flu, batuk, pilek serta penyakit kulit atau gatal-gatal.
“ Mereka rata-rata terserang deman, batuk pilek serta radang tenggorokan.
Ada juga yang terserang gatal-gatal. Mereka yang sakit sudah kami berikan pengobatan,” ujar salah satu petugas medis di posko pengungsian dr Gusti Agung Putu Arisantha, Selasa (25/12).
Selain menerjunkan tim medis. Dinas kesehatan dan BPBD Jembrana juga menyiagakan 10 ambulan di posko pengungsian untuk mengantisipasi jika nantinya pengungsi perlu dirujuk ke rumah sakit.
Selain petugas kesehatan, anggota palang merah remaja (PMR) juga ikut membantu.
Mereka memberikan trauma healing kepada anak-anak korban banjir bandang.
Mereka diajak bermain dan bercanda untuk mengurangi raa trauma dari bencana yang dialami.
Dengan cara yang dilakukan belasan anggota PMR itu mampu membuat anak-anak yang menjadi korban banjir bandang itu tertawa dan gembira.
“Mereka membutuhkan hiburan dan bermain. Mereka jelas yang bosan karena tidak ada kerjaan.
Mereka kami ajak bermain dengan berbagai macam permainan sekaligus agar bisa bersosialisasi satu sama lain untuk membuang trauma meraka ,” ungkap Putu Krisna Adi Surya salahsatu anggota PMR.
Sementara dari data terakhir BPBD Jembrana, dari total pengungsi sebanyak 52 KK, hingga kemarin, 30 KK sudah kembali ke rumahnya agar bisa merayakan hari raya Galungan.
Sedangkan 22 KK sisanya masih terpaksa memilih bertahan di pengungsian karena tempat tinggal mereka mengalami rusak parah diterjang banjir bandang.