27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 7:31 AM WIB

Dua SD Hancur Diterjang Banjir Bandang, Disdikpora Kaji Opsi Relokasi

SINGARAJA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng tengah mengkaji opsi merelokasi dua sekolah dasar yang rusak akibat banjir bandang.

Kini pemerintah desa diminta melakukan survey lahan. Apabila ada lahan yang bisa dimanfaatkan, Disdikpora Buleleng menyanggupi membangun sekolah baru mulai tahun 2019 mendatang.

Saat cuaca ekstrem melanda wilayah Buleleng pada awal Februari lalu, ada sejumlah sekolah dasar yang mengalami kerusakan. Tercatat ada dua sekolah yang mengalami kerusakan parah. Yakni SDN 3 Munduk dan SDN 5 Banjar.

Kerusakan terparah terjadi di SDN 3 Munduk. Seluruh ruangan – termasuk mess guru – tak bisa digunakan karena kemasukan lumpur.

Sementara di SDN 5 Banjar, masih ada tiga ruang kelas yang bisa digunakan secara bergantian. Ruangan lainnya di sekolah itu, tak bisa digunakan karena terendam lumpur hingga ketinggian satu meter.

Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa mengatakan, kedua sekolah itu memang diharapkan bisa direlokasi. Alasannya setiap tahun keduanya berpotensi dilanda bencana.

“Kami sudah minta perbekel mendata. Ada nggak lahan di sekitar sana yang bisa digunakan. Dipastikan juga biar aman. Kalau lahan itu berbahaya ya rugi kita relokasi.

Tapi sampai sekarang belum ada jawaban secara resmi dari Perbekel Munduk maupun dari Perbekel Banjar,” kata Suyasa.

Apabila tidak ada lahan yang representative, maka Disdikpora Buleleng mengajukan alternatif lain. Yakni membangun ulang sekolah dengan pondasi yang lebih tinggi.

Hal itu bisa mengurangi potensi kerusakan berulang yang terjadi tiap musim hujan. Di SDN 3 Munduk misalnya. Pemerintah akan meninggikan pondasi ruangan, menjadi 1,5 meter di atas tanah.

Sementara di SDN 5 Banjar, akan dibangun gedung bertingkat. Sehingga bangunan yang berada di bawah bantaran sungai, tak perlu digunakan lagi.

“Khusus di SDN 5 Banjar, itu kan masalahnya karena sekolah ada di bawah jalan. Di bawah bantaran sungai. Jadi ya memang harus ditinggikan.

Begitu juga di SDN 3 Munduk. Kalau pondasinya ditinggikan, potensi lumpur masuk ke ruangan bisa dikurangi,” imbuhnya.

Selain itu Disdikpora Buleleng kini tengah melakukan analisa kerusakan sarana dan prasarana pasca-bencana.

Sarana dan prasarana akan dialokasikan dalam pergeseran anggaran yang dilakukan pada Februari ini. Sementara kebutuhan buku paket siswa akan ditanggulangi lewat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). 

SINGARAJA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng tengah mengkaji opsi merelokasi dua sekolah dasar yang rusak akibat banjir bandang.

Kini pemerintah desa diminta melakukan survey lahan. Apabila ada lahan yang bisa dimanfaatkan, Disdikpora Buleleng menyanggupi membangun sekolah baru mulai tahun 2019 mendatang.

Saat cuaca ekstrem melanda wilayah Buleleng pada awal Februari lalu, ada sejumlah sekolah dasar yang mengalami kerusakan. Tercatat ada dua sekolah yang mengalami kerusakan parah. Yakni SDN 3 Munduk dan SDN 5 Banjar.

Kerusakan terparah terjadi di SDN 3 Munduk. Seluruh ruangan – termasuk mess guru – tak bisa digunakan karena kemasukan lumpur.

Sementara di SDN 5 Banjar, masih ada tiga ruang kelas yang bisa digunakan secara bergantian. Ruangan lainnya di sekolah itu, tak bisa digunakan karena terendam lumpur hingga ketinggian satu meter.

Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa mengatakan, kedua sekolah itu memang diharapkan bisa direlokasi. Alasannya setiap tahun keduanya berpotensi dilanda bencana.

“Kami sudah minta perbekel mendata. Ada nggak lahan di sekitar sana yang bisa digunakan. Dipastikan juga biar aman. Kalau lahan itu berbahaya ya rugi kita relokasi.

Tapi sampai sekarang belum ada jawaban secara resmi dari Perbekel Munduk maupun dari Perbekel Banjar,” kata Suyasa.

Apabila tidak ada lahan yang representative, maka Disdikpora Buleleng mengajukan alternatif lain. Yakni membangun ulang sekolah dengan pondasi yang lebih tinggi.

Hal itu bisa mengurangi potensi kerusakan berulang yang terjadi tiap musim hujan. Di SDN 3 Munduk misalnya. Pemerintah akan meninggikan pondasi ruangan, menjadi 1,5 meter di atas tanah.

Sementara di SDN 5 Banjar, akan dibangun gedung bertingkat. Sehingga bangunan yang berada di bawah bantaran sungai, tak perlu digunakan lagi.

“Khusus di SDN 5 Banjar, itu kan masalahnya karena sekolah ada di bawah jalan. Di bawah bantaran sungai. Jadi ya memang harus ditinggikan.

Begitu juga di SDN 3 Munduk. Kalau pondasinya ditinggikan, potensi lumpur masuk ke ruangan bisa dikurangi,” imbuhnya.

Selain itu Disdikpora Buleleng kini tengah melakukan analisa kerusakan sarana dan prasarana pasca-bencana.

Sarana dan prasarana akan dialokasikan dalam pergeseran anggaran yang dilakukan pada Februari ini. Sementara kebutuhan buku paket siswa akan ditanggulangi lewat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/