27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:16 AM WIB

Gawat! Stok VAR di Rabies Center Habis Sejak Empat Bulan

 SINGARAJA – Sejumlah puskesmas di tingkat kecamatan  di Kabupaten Buleleng yang ditunjuk sebagai rabies center kehabisan stok vaksin anti rabies (VAR).

 

Bahkan krisis VAR di sejumlah rabies center akibat tersendatnya distribusi terjadi sejak empat bulan terakhir.

 

Akibat kosongnya VAR, banyak dari warga yang terkena gigitan anjing kesulitan mendapatkan VAR.

 

Seperti dibenarkan Kepala Puskesmas Banjar I drg. Putu Novarasona.

 

Dikonfirmasi, Rabu (27/2) ia  mengatakan jika kasus gigitan di wilayah kerjanya cukup tinggi.

 

Menurutnya, dalam sepekan ada 10-11 kasus gigitan hewan penyebar rabies (HPR), baik anjing maupun kucing.

 

“Kami sudah selektif sekali. Kadang masyarakat juga ada yang ngotot. Baru dijilat anjing saja, sudah minta VAR. Kami sudah beri pemahaman, tapi tetap ngotot. Akhirnya biar tidak ribut, kami berikan saja,” kata Nova.

 

Kini pasokan VAR pun masih dalam kondisi kosong dan hanya ada enam ampul VAR yang tersisa.

 

“Ini kami dapat dari Puskesmas Tejakula I. Hanya untuk tiga orang korban gigitan anjing yang positif rabies itu, karena mereka harus tuntas diberi vaksin. Untuk yang lain belum ada,” imbuhnya.

 

Pihaknya pun mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Buleleng meminta tambahan pasokan VAR. Mengingat warga terus berdatangan ke puskesmas meminta VAR sejak awal pekan ini. Sayangnya hingga siang kemarin belum ada kiriman VAR dari Dinkes Buleleng.

 

Sementara itu Dinas Pertanian Buleleng segera melakukan vaksinasi massal pada 11 Maret mendatang. Pemerintah pun meminta agar masyarakat mengikat atau mengandakan hewan mereka, sehingga bisa diberikan vaksin rabies.

 

“Kami sudah siapkan anggaran melakukan vaksinasi. Targetnya 71ribu ekor hewan penyebar rabies. Itu untuk seluruh Buleleng, termasuk di dalamnya Desa Banjar,” kata Plt. Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta.

 

Pemerintah pun berencana menyusun tata kelola pemeliharaan hewan penyebar rabies. Termasuk menggandeng desa pakraman untuk menyusun perarem.

 

Seperti diberitakan sebelumnya, tiga orang anak di Banjar Dinas Ambengan Desa Banjar, digigit anjing yang positif rabies.

Anjing yang menggigit pun merupakan anjing peliharaan, yang baru berusia dua bulan. Ketiga korban gigitan itu sempat kelimpungan mencari vaksin anti rabies. 

 SINGARAJA – Sejumlah puskesmas di tingkat kecamatan  di Kabupaten Buleleng yang ditunjuk sebagai rabies center kehabisan stok vaksin anti rabies (VAR).

 

Bahkan krisis VAR di sejumlah rabies center akibat tersendatnya distribusi terjadi sejak empat bulan terakhir.

 

Akibat kosongnya VAR, banyak dari warga yang terkena gigitan anjing kesulitan mendapatkan VAR.

 

Seperti dibenarkan Kepala Puskesmas Banjar I drg. Putu Novarasona.

 

Dikonfirmasi, Rabu (27/2) ia  mengatakan jika kasus gigitan di wilayah kerjanya cukup tinggi.

 

Menurutnya, dalam sepekan ada 10-11 kasus gigitan hewan penyebar rabies (HPR), baik anjing maupun kucing.

 

“Kami sudah selektif sekali. Kadang masyarakat juga ada yang ngotot. Baru dijilat anjing saja, sudah minta VAR. Kami sudah beri pemahaman, tapi tetap ngotot. Akhirnya biar tidak ribut, kami berikan saja,” kata Nova.

 

Kini pasokan VAR pun masih dalam kondisi kosong dan hanya ada enam ampul VAR yang tersisa.

 

“Ini kami dapat dari Puskesmas Tejakula I. Hanya untuk tiga orang korban gigitan anjing yang positif rabies itu, karena mereka harus tuntas diberi vaksin. Untuk yang lain belum ada,” imbuhnya.

 

Pihaknya pun mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Buleleng meminta tambahan pasokan VAR. Mengingat warga terus berdatangan ke puskesmas meminta VAR sejak awal pekan ini. Sayangnya hingga siang kemarin belum ada kiriman VAR dari Dinkes Buleleng.

 

Sementara itu Dinas Pertanian Buleleng segera melakukan vaksinasi massal pada 11 Maret mendatang. Pemerintah pun meminta agar masyarakat mengikat atau mengandakan hewan mereka, sehingga bisa diberikan vaksin rabies.

 

“Kami sudah siapkan anggaran melakukan vaksinasi. Targetnya 71ribu ekor hewan penyebar rabies. Itu untuk seluruh Buleleng, termasuk di dalamnya Desa Banjar,” kata Plt. Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta.

 

Pemerintah pun berencana menyusun tata kelola pemeliharaan hewan penyebar rabies. Termasuk menggandeng desa pakraman untuk menyusun perarem.

 

Seperti diberitakan sebelumnya, tiga orang anak di Banjar Dinas Ambengan Desa Banjar, digigit anjing yang positif rabies.

Anjing yang menggigit pun merupakan anjing peliharaan, yang baru berusia dua bulan. Ketiga korban gigitan itu sempat kelimpungan mencari vaksin anti rabies. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/