GEROKGAK – Keluarga dari Kapten Laut I Gede Kartika, melangsungkan upacara ngedetin di Pelabuhan Celukan Bawang. Upacara itu dilangsungkan pada Senin (26/4) pagi.
Hanya berselang sehari setelah Panglima TNI Marsekal Hadi Purnomo menyatakan seluruh kru dan awak kapal selam KRI Nanggala-402 gugur dalam tugas.
Upacara itu dilangsungkan di Pura Swagina Bhuana Merta, Desa Adat Celukan Bawang. Di sana pihak keluarga melangsungkan upacara matur piuning dengan dipimpin rohaniawan setempat.
Baru setelah itu pihak keluarga melakukan upacara ngedetin atau memanggil arwah Kapten I Gede Artika untuk disemayamkan di rumah duka, yang ada di Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen.
Selanjutnya keluarga juga melarung sarana banten di sekitar Pelabuhan Celukan Bawang. Pihak keluarga menaiki perahu yang disediakan tim SAR.
Selanjutnya keluarga melarung banten tersebut, sekitar 40 meter arah utara dermaga. Pihak keluarga sengaja melakukan ritual tersebut.
Sebab Panglima TNI telah menyampaikan bahwa seluruh kru kapal selam KRI Nanggala-402 telah gugur dalam tugas.
Dari 53 orang awak dan kru di kapal selam tersebut, salah seorang diantaranya adalah Kapten Laut (P) I Gede Kartika. Hingga akhir hayatnya, Kartika dipercaya mengemban jabatan Kepala Departemen Operasi Pelayaran.
“Salah seorang diantara 53 orang kru kapal selam yang gugur itu, adalah keponakan kami. Karena telah dinyatakan gugur oleh Panglima TNI, maka sesuai kepercayaan kami di Hindu Bali,
maka kami melakukan ritual ini. Memohon kepada Bhatara Baruna memunculkan jenazah keponakan kami ke permukaan.
Syukur-syukur bila ada kajaiban kalau keponakan kami ini selamat,” kata Wayan Darmanta, paman dari Kapten I Gede Kartika.
Menurut Darmanta, setelah melangsungkan ritual tersebut, keluarga bisa lebih tenang dalam mempersiapkan upacara perabuan bagi Kapten Kartika.
“Kami juga berterima kasih pada pemerintah, utamanya pihak TNI yang sudah melakukan pencarian terhadap para prajurit, termasuk mencari keponakan kami,” pungkasnya.