RadarBali.com – Perbekel Dukuh I Gede Sumiarsa mengatakan, asap pekat terus mengepul di kawah sejak Sabtu malam.
Kondisi itu memaksa ia memerintahkan warga segera mengosongkan desa. Sejak Sabtu malam, warga sudah meninggalkan rumah dan dievakuasi ke sejumlah titik.
Terhitung sejak kemarin, warga kembali menghuni kamp-kamp pengungsian di Desa Tembok. “Kurang lebih ada 3.100 orang warga kami yang mengungsi.
Pokoknya hari ini harus sudah mengungsi ke Buleleng. Kami sudah perintahkan mengosongkan desa,” kata Sumiarsa saat ditemui di Kamp Agung 2 Desa Tembok, siang kemarin.
Sumiarsa mengaku mengevakuasi ribuan warga bukan perkara mudah. Untuk sekali angkut, hanya sekitar 500 orang warga yang bisa dievakuasi.
Itu pun sudah menggunakan enam truk, yang mana empat truk diantaranya bantuan dari Polsek Kubu.
“Armada kami sangat terbatas. Jadi kendaraan harus bolak-balik. Apalagi untuk wilayah Dukuh Atas. Itu di sana jalannya belum diaspal, sehingga evakuasi agak terhambat. Tapi kami pastikan hari ini sudah keluar desa semua,” tegasnya.
Begitu sampai di Desa Tembok, warga langsung diarahkan menempati sejumlah fasum yang telah disiapkan.
Di antaranya di Balai Desa Tembok serta sebuah gudang yang ada di dekat kantor perbekel. Pengungsi tak diizinkan membangun tenda, karena saat musim hujan kondisinya rawan bagi pengungsi.
“Kami tidak akan biarkan pengungsi di tenda. Jadi kami siapkan gedung-gedung fasum. Kalau fasum penuh, ada rumah-rumah warga yang kami siapkan,” kata Koordinator Relawan Desa Tembok, Dewa Willy Asmawan.
Willy menyatakan aparat desa siap menerima pengungsi hingga 8 ribu jiwa. Dengan catatan, para pengungsi siap diajak bekerjasama dalam mengelola pengungsian.
Mereka juga harus hidup teratur dan tertib, serta bersikap kooperatif selama ada di pengungsian. “Selama masih bisa diajak kerjasama, kami siap menampung,” tegasnya.
Sementara itu Kapolsek Kubu AKP Made Suadnyana Yasa mengatakan, seluruh warga di Kecamatan Kubu yang masuk dalam zona KRB, akan dievakuasi secara bertahap.
“Evakuasi sudah kami mulai dari jam enam pagi. Kami utamakan yang ada di KRB 3 dulu,” kata Suadnyana.
Suadnyana menyatakan dirinya telah meminta kepala desa dan warga segera mengungsi karena aktifitas Gunung Agung sudah meningkat.
Semula warga masih sempat bertahan di sejumlah kamp pengungsian yang ada di sekitar Kecamatan Kubu. Lantaran aktifitas gunung makin tinggi, pengungsi diarahkan masuk ke Buleleng.
“Kami geser masuk ke Buleleng. Khusus warga Dukuh, mengungsi ke Desa Tembok. Terakhir di Desa Dukuh ada sekitar 50 orang yang belum mengungsi.
Tapi siang ini mereka janji mengungsi. Kami akan pastikan mereka benar-benar mengungsi,” imbuhnya.
Selain mengevakuasi warga di Desa Dukuh, polisi masih memiliki tugas mengevakuasi warga di sejumlah desa yang juga masuk KRB 3.
Seperti di Desa Baturinggit, Desa Ban, dan Desa Tulamben, yang jumlah pengungsinya tak kurang dari 2.000 jiwa.