AMLAPURA – Jumlah masyarakat di Karangasem yang mengalami buta aksara masih terbilang tinggi. Dalam kurun waktu empat tahun, jumlah ini hanya berkurang setengahnya hingga pengentasan dilakukan terakhir di tahun 2019 lalu.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Kadisdikpora) Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika mengungkapkan, jumlah buta aksara di Karangasem diklaim mengalami penurunan. Dia memaparkan data buta aksara tahun 2015 di Karangasem mencapai 14 ribu lebih. Hingga akhirnya dilakukan penanganan dan menurun di angka 7 ribu lebih.
“Terakhir kami lakukan penanganan itu tahun 2019 lalu. Karena 2020 sudah covid-19. Saya gak hafal data pastinya,” ujarnya ditemui di Ruang Kerjanya kemarin (27/1).
Penanganan jumlah buta aksara di Karangasem, Kata Artika dilakukan per kecamatan. Sebelumnya, anggaran dana pengentasan buta aksara dikucurkan dari Pusat. Namun sejak 2017, dana anggaran untuk penanganan buta aksara ini didanai oleh Pemkab Karangasem. Sayangnya, Artika mengaku lupa ketika ditanya angka pasti.
“Dana anggaran saya gak hafal juga, lupa. Untuk anggaran kami kuasakan angraan sekretariat dan kabid-kabid kalau terkait anggran,” ucapnya.
Rentang usia buta aksara di Karangasem didominasi usia 40 tahun ke atas. Disinggung soal Kecamatan yang masih belum dilakukan pengentasan buta aksara ini, dia menuturkan saat ini tinggal dua kecamatan yang belum mendapat penanganan pengentasan buta aksara.
“Kecamatan beberapa sudah tuntas hanya tinggal dua kecamatan Kubu dan Abang. Tahun kemarin (2019) terakhir Kecamatan Bebandem, sudah beberapa dituntaskan, Rendang juga sudah. Tinggal Kubu dan Abang yang belum,” tukasnya.