31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 9:45 AM WIB

Tersambar Petir Sampai Tubuh Kaku, Astungkara Sumartana Hidup Lagi..

TABANAN – Nyaris nahas dialami I Wayan Sumartana, 50.

Warga Banjar Sembung Kumpi, Desa Sembung Gede, Kerambitana, Tabanan yang kesehariannya sebagai petani itu, Kamis (28/2) sekitar pukul  15.00 tersambar petir di sawah Subak Kumpi.

Beruntung meski tersambar petir, ia masih selamat dan diberikan kesempatan hidup meski harus menjalani perawatan intensif di BRSUD Tabanan.

Istri korban, Ni Luh Suratiani ditemui di RS mengatakan awal mula hingga korban tersambar petir berawal saat korban bersama dirinya sekitar pukul 13.30 berniat mejukut (menyiangi rumput) di sawah. “Namun karena mendung dan turun hujan, saya dan suami memutuskan untuk pulang ke rumah,”aku Suratiani.

Nah, saat hendak pulang itulah, suaminya tersambar petir  hingga jatuh dan lemas di atas pematang sawah.

Melihat suaminya terjatuh karena tersambar petir, Suratiani yang panic langsung teriak meminta tolong ke warga sekitar yang kebetulan masih berada di sekitar sawah. 

Selanjutnya, usai mendapat pertolongan, korban kemudian langsung dibawa ke RS.

“Pas pertolongan pertama saya syok karena suami saya pingsang dan badannya terbujur kaku dan sekarang kondisi sudah membaik,” ujarnya sambil bersyukur.

 Sementara itu, dokter jaga (Mod) BRSUD Tabanan, dr. Gede Harry Kurnia Prawedana mengatakan, korban tiba di BRSUD Tabanan sekitar pukul 14.30 dalam kondisi tidak sadar diri. Dari pemeriksaan, tidak ditemukan adanya tanda luka bakar disekujur tubuh hanya masih merasa kesemutan.

“Tidak ada luka bakar, tapi sekarang masih perlu dilakukan perawatan secara intensif. Korban juga masih merasa kesemutan,” pungkasnya. 

TABANAN – Nyaris nahas dialami I Wayan Sumartana, 50.

Warga Banjar Sembung Kumpi, Desa Sembung Gede, Kerambitana, Tabanan yang kesehariannya sebagai petani itu, Kamis (28/2) sekitar pukul  15.00 tersambar petir di sawah Subak Kumpi.

Beruntung meski tersambar petir, ia masih selamat dan diberikan kesempatan hidup meski harus menjalani perawatan intensif di BRSUD Tabanan.

Istri korban, Ni Luh Suratiani ditemui di RS mengatakan awal mula hingga korban tersambar petir berawal saat korban bersama dirinya sekitar pukul 13.30 berniat mejukut (menyiangi rumput) di sawah. “Namun karena mendung dan turun hujan, saya dan suami memutuskan untuk pulang ke rumah,”aku Suratiani.

Nah, saat hendak pulang itulah, suaminya tersambar petir  hingga jatuh dan lemas di atas pematang sawah.

Melihat suaminya terjatuh karena tersambar petir, Suratiani yang panic langsung teriak meminta tolong ke warga sekitar yang kebetulan masih berada di sekitar sawah. 

Selanjutnya, usai mendapat pertolongan, korban kemudian langsung dibawa ke RS.

“Pas pertolongan pertama saya syok karena suami saya pingsang dan badannya terbujur kaku dan sekarang kondisi sudah membaik,” ujarnya sambil bersyukur.

 Sementara itu, dokter jaga (Mod) BRSUD Tabanan, dr. Gede Harry Kurnia Prawedana mengatakan, korban tiba di BRSUD Tabanan sekitar pukul 14.30 dalam kondisi tidak sadar diri. Dari pemeriksaan, tidak ditemukan adanya tanda luka bakar disekujur tubuh hanya masih merasa kesemutan.

“Tidak ada luka bakar, tapi sekarang masih perlu dilakukan perawatan secara intensif. Korban juga masih merasa kesemutan,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/